Home » Sejarah » Arsitektur Monumen Nasional: Simbol Kejayaan dan Kemerdekaan Indonesia
Posted in

Arsitektur Monumen Nasional: Simbol Kejayaan dan Kemerdekaan Indonesia

Arsitektur Monumen Nasional: Simbol Kejayaan dan Kemerdekaan Indonesia (ft/istimewa)
Arsitektur Monumen Nasional: Simbol Kejayaan dan Kemerdekaan Indonesia (ft/istimewa)

Monumen Nasional (Monas) adalah salah satu landmark paling ikonik di Indonesia. Terletak di pusat ibu kota Jakarta, Monas menjadi simbol perjuangan bangsa dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Selain memiliki nilai historis yang tinggi, Monas juga menampilkan arsitektur monumen nasional yang sarat makna filosofis dan artistik.

Arsitektur Monas dirancang dengan konsep yang menggambarkan semangat nasionalisme dan kejayaan Indonesia. Monumen ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga memiliki nilai edukatif dalam memahami perjuangan bangsa. Artikel ini akan membahas secara mendalam arsitektur Monas, filosofi di balik desainnya, serta elemen-elemen penting yang membentuk monumen bersejarah ini.

Sejarah Pembangunan Monas

Monas dibangun atas gagasan Presiden Soekarno yang ingin menciptakan monumen nasional sebagai simbol kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1955, diadakan sayembara untuk mencari desain terbaik, tetapi belum ada yang memenuhi ekspektasi. Pada sayembara kedua tahun 1960, desain dari arsitek Friedrich Silaban dipilih sebagai pemenang.

Pembangunan Monas dimulai pada 17 Agustus 1961 dan dilakukan dalam tiga tahap:

  1. Tahap pertama (1961-1965): Pembangunan fondasi dan struktur dasar monumen.
  2. Tahap kedua (1966-1968): Penyempurnaan struktur utama dan pemasangan ornamen.
  3. Tahap ketiga (1969-1975): Penyelesaian keseluruhan monumen, termasuk pemasangan emas pada puncak.

Monas akhirnya diresmikan pada 12 Juli 1975 oleh Presiden Soeharto dan sejak saat itu menjadi simbol kebanggaan nasional.

Konsep Arsitektur Monas

Arsitektur Monumen Nasional mengadopsi konsep lingga dan yoni, yang merupakan simbol kesuburan dalam budaya Hindu-Buddha. Filosofi ini mencerminkan kesatuan dan keharmonisan antara laki-laki dan perempuan, serta keseimbangan dalam kehidupan.

  • Tugu utama berbentuk lingga (tiang menjulang) melambangkan kejayaan dan semangat perjuangan bangsa.
  • Cawan di bawah tugu berbentuk yoni, yang menggambarkan kesuburan dan kekuatan ibu pertiwi.

Konsep ini menunjukkan bahwa kemerdekaan yang diperjuangkan harus terus dipelihara agar menghasilkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Struktur dan Elemen Arsitektur Monas

1. Tugu Monas

Tugu utama Monas memiliki tinggi 132 meter dan dibuat dari beton bertulang. Bentuknya menyerupai obelisk dengan desain sederhana tetapi kuat. Pilar ini menjadi lambang tekad dan semangat juang bangsa Indonesia.

2. Lidah Api Berlapis Emas

Di puncak Monas terdapat mahkota berbentuk lidah api setinggi 17 meter, yang dilapisi emas murni seberat 50 kilogram. Api ini melambangkan semangat perjuangan rakyat Indonesia yang tak pernah padam dalam mempertahankan kemerdekaan.

3. Cawan Penyangga

Bagian bawah tugu Monas berbentuk cawan dengan diameter 45 meter. Bentuk ini melambangkan keibuan dan kesejahteraan, sekaligus memperkuat filosofi lingga dan yoni.

4. Ruang Museum Sejarah Nasional

Di dalam Monas terdapat Museum Sejarah Nasional yang memiliki luas sekitar 80×80 meter. Museum ini menampilkan 51 diorama yang menggambarkan perjalanan sejarah Indonesia dari zaman prasejarah hingga era kemerdekaan.

5. Pelataran Puncak Monas

Pengunjung dapat naik ke pelataran puncak Monas menggunakan lift. Dari ketinggian 115 meter, mereka dapat menikmati pemandangan Kota Jakarta secara 360 derajat.

Baca juga: Sambutan Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.