Rangkuman Masa Praaksara dan nenek moyang bangsa Indonesia, kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia berlangsung secara bertahap melalui gelombang migrasi. Berdasarkan proses gelombang migrasinya, masa pra aksara setidaknya terbagi menjadi tiga gelombang besar antara lain:
gelombang migrasi Vedda, migrasi bangsa Proto Melayu dan migrasi bangsa Deutro Melayu. Sedangkan berdasrkan bukti peninggalan serta penghuni wilayah yang mendiami saat ini, maka teori tentang asal usul kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia antara lain: teori Yunan, teori Indonesia dan teori Afrika.
Rangkuman Masa Praaksara dan nenek moyang bangsa Indonesia, periodisasi masa praaksara di dasarkan pada sudut pandang geologis, arkeologis dan perkembangan kehidupan manusia. Berdasarkan teori geologis Setidaknya ada empat zaman periode perkembangan bumi ini. Yaitu zaman arkaikum, palaeozoikum, mesozoikum dan neozoikum.
Zaman neozoikum
Terbagi lagi menjadi dua zaman, yaitu zaman tertier dan zaman kwartier. Zaman kuartier terdiri dari dua kurun waktu yaitu kala plestosen dan kala holosen.
Sedangkan berdasarkan arkeologis, periode zaman pra aksara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam. Zaman batu di bedakan menjadi zaman batu tua, batu tengah, batu muda dan batu besar. Zaman logam dibedakan menjadi zaman perunggu dan besi.
Jenis-jenis manusia pra aksara di Indonesia terbagi menjadi tiga jenis yaitu, Meganthropus, Pithecanthopus dan Homo. Mganthropus paleojavanicus artinya manusia pra aksara bertubuh besar dan tertua dari Jawa.
Pithecanthropus artinya manusia kera. Jenis fosil paling banyak ditemukan di Indonesia adalah fosil Pithecanthropus. Sedangkan manusia pra aksara jenis homo sudah lebih maju dan sempurnya karena sudah mirip dengan manusia modern sekarang ini.
Perkebangan kehidupan
Berdasarkan perkembangan kehidupan, manusia pra aksara terbagi menjadi tiga masa, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
Untuk melihat perkembangan kehidupannya dapat di lihat dari kehidupan sosial, ekonomi dan budayanya. Manusia yang hidup pada zaman berburu dan mengumpulkan ini masih banyak tergantung pada kondisi alam sekitar.
Manusia kadang harus menyesuaikan diri dan bertahan hidup sesuai dengan kondisi lingkungannya. Manusia yang hidup pada masa bercocok tanam sangat menggantungkan iklim dan cuaca alam. Hal ini karena sangat di butuhkan untuk bercocok tanam.
Baca juga Periodisasi Zaman Pra Aksara Berdasarkan Arkeologis di Indonesia
Hasil dari penen mereka juga sangat di pengaruhi dari kondisi tekstur tanah yang mereka gunakan. Sedangkan pada masa perundagian, mereka telah mengenal keahlian atau keterampilan tertentu dalam pembuatan gerabah, pembuatan perhiasan dan pembuatan perahu baik dari kayu maupun logam.