Presiden Soekarno adalah tokoh sentral dalam sejarah Indonesia, terutama selama periode Orde Lama (1945–1966). Peran Presiden Soekarno dalam Orde Lama sebagai proklamator kemerdekaan dan pemimpin nasional pertama Indonesia, Soekarno berusaha membangun bangsa yang kuat dan mandiri melalui berbagai kebijakan politik dan ekonomi. Ia memperkenalkan konsep Demokrasi Terpimpin dan menggaungkan semangat revolusi untuk mencapai tujuan nasionalnya. Artikel ini akan membahas peran Soekarno dalam Orde Lama, kebijakan-kebijakannya, serta dampak dari kepemimpinannya terhadap bangsa Indonesia.
Latar Belakang Pemerintahan Orde Lama
Masa Orde Lama dimulai sejak kemerdekaan Indonesia pada 1945 dan berakhir pada 1966 dengan turunnya Soekarno dari kekuasaan. Periode ini ditandai dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan, pembangunan negara, dan pergolakan politik serta ekonomi. Beberapa peristiwa penting dalam periode ini meliputi:
- Revolusi fisik (1945–1949) melawan Belanda.
- Nasionalisasi perusahaan asing pada 1957.
- Pembentukan Demokrasi Terpimpin pada 1959.
- Kebijakan politik luar negeri yang condong ke Blok Timur.
- Ketegangan politik yang berujung pada peristiwa G30S 1965.
Demokrasi Terpimpin: Konsep dan Implementasi
1. Latar Belakang Demokrasi Terpimpin
Setelah pemilu 1955, sistem demokrasi parlementer di Indonesia mengalami kebuntuan politik. Banyak partai bersaing tanpa mencapai stabilitas nasional yang diharapkan. Soekarno melihat situasi ini sebagai ancaman terhadap persatuan bangsa dan pada tahun 1959, ia mengeluarkan Dekrit Presiden yang membubarkan Konstituante dan kembali ke UUD 1945. Dengan langkah ini, Demokrasi Terpimpin mulai diterapkan.
2. Ciri-ciri Demokrasi Terpimpin
- Kekuasaan eksekutif semakin terpusat di tangan presiden.
- Peran partai politik dikurangi, dan hanya partai-partai tertentu yang mendapat dukungan.
- Militer memiliki peran besar dalam pemerintahan.
- Konsep “Musyawarah dan Mufakat” digunakan untuk menggantikan sistem demokrasi liberal.
- Soekarno menjadi pemimpin utama tanpa oposisi politik yang kuat.
3. Dampak Demokrasi Terpimpin
- Memperkuat posisi Soekarno sebagai pemimpin nasional.
- Membantu mengurangi konflik antarpartai politik.
- Menghambat kebebasan politik dan mempersempit ruang oposisi.
- Meningkatkan pengaruh militer dalam pemerintahan.
Revolusi dan Semangat Anti-Imperialisme
Soekarno sangat menekankan pentingnya revolusi dalam membangun bangsa. Ia percaya bahwa Indonesia harus terus bergerak maju dengan semangat revolusioner untuk menghilangkan pengaruh kolonialisme dan imperialisme.
1. Manipol Usdek sebagai Pedoman Politik
Soekarno memperkenalkan Manifesto Politik (Manipol) Usdek sebagai dasar ideologi nasional, yang terdiri dari:
- UUD 1945 sebagai landasan hukum.
- Sosialisme Indonesia sebagai panduan ekonomi.
- Demokrasi Terpimpin sebagai sistem politik.
- Ekonomi Terpimpin sebagai kebijakan ekonomi.
- Kepribadian Indonesia sebagai panduan budaya dan sosial.
2. Konfrontasi dengan Negara-negara Barat
- Soekarno mengambil sikap anti-imperialisme dan menjalin hubungan erat dengan Uni Soviet serta Tiongkok.
- Indonesia keluar dari PBB pada 1965 sebagai protes terhadap keanggotaan Malaysia dalam Dewan Keamanan.
- Kampanye “Ganyang Malaysia” yang diluncurkan sebagai bentuk perlawanan terhadap pembentukan Federasi Malaysia.
3. Konsep Trisakti
Soekarno mencetuskan konsep Trisakti, yang terdiri dari:
- Berdikari dalam ekonomi (kemandirian ekonomi tanpa ketergantungan asing).
- Berdaulat dalam politik (tidak tunduk pada kekuatan asing).
- Berkepribadian dalam kebudayaan (mempertahankan identitas nasional).
Baca juga: Indonesia dari Masa Kemerdekaan Hingga Masa Reformasi