Home » Ekonomi » Elastisitas Permintaan Faktor penting mengenai konsep permintaan
Elastisitas Permintaan Faktor penting mengenai konsep permintaan

Elastisitas Permintaan Faktor penting mengenai konsep permintaan

Elastisitas Permintaan Faktor penting mengenai konsep permintaan, Elastisitas permintaan (Ed) adalah derajat kepekaan yang disebabkan oleh perubahan harga barang sehingga terjadi perubahan pada kuantitas barang yang diminta.

Pengukuran elastisitas permintaan adalah dengan tingkat koefisien elastisitas. Elastisitas permintaan juga diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.

Koefisien elastisitas permintaan secara matematis dirumuskan seperti berikut:

Gambar 34a. Rumus Koefisien Elastisitas Permintaan (ilustrasi foto/istimewa)

Hasil yang diperoleh dari perhitungan koefisien elastisitas adalah bernilai negatif. Mengapa? Karena harga dan jumlah barang yang diminta berbanding terbalik (mengalami arah yang berbalikan).

Hasilnya, penurunan harga menaikkan permintaan atau kenaikan harga akan menurunkan permintaan. Namun, biasanya tanda negatif diabaikan dalam menghitung koefisien elastisitas.

Elastisitas Permintaan Faktor penting, untuk lebih jelasnya lagi dalam menghitung elastisitas permintaan dengan fungsi simak video dalam link berikut: https://youtu.be/o4kvqO39eho (Nisa, 2019). Ada lima jenis elastisitas permintaan:

Gambar 1. Permintaan elastisitas

1. Permintaan elastis: elastisitas > 1

Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, barang mewah dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya

2) Permintaan tidak elastis: elastisitas < 1

Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok.

Gambar 2. Permintaan tidak elastis

Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidak akan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).

Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.

Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian.

3) Permintaan uniter elastis: elastisitas = 1

Gambar 3. Permintaan tidak elastis

Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik.

Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis. Contoh: barang-barang elektronik.

4) Permintaan elastis sempurna: elastisitas tak terhingga

Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal.

Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda.

Gambar 4. Permintaan elastisitas sempurna

Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500).

Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar).

Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama. Contoh: bumbu dapur.

5) Permintaan tidak elastis sempurna: elastisitas = 0

Gambar 5. Permintaan elastis sempurna

Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.

Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis obat-obatan pada waktu sakit.

Pada waktu harga smartphone Rp 4.000.000 per unit, jumlah smartphone yang dibeli masyarkat adalah 10.000 unit. Pada waktu harga smartphone turun menjadi Rp 3.000.000 per unit, jumlah smartphone yang dibeli konsumen 15.000 unit. Hitunglah nilai koefisien elastisitas dari permintaan smartphone tersebut.

Nilai negatif pada koefisien elastisitas permintaan akan selalu terjadi karena harga dan jumlah barang yang diminta selalu bergerak kearah yang berlawanan.

Baca juga Agen atau Perantara Dagang Berhubungan dengan Distibusi Barang

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top