Dedi Mulyadi, atau yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM), telah resmi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat. Kepemimpinannya langsung mencuri perhatian masyarakat melalui gebrakan nyata di bidang lingkungan dan kepedulian terhadap rakyat kecil. Sosok yang dikenal dekat dengan budaya Sunda ini mengusung gaya kepemimpinan yang unik, menyatu dengan rakyat, dan aktif memanfaatkan media sosial untuk menyuarakan kebijakan serta kegiatan sehari-harinya.
Kepedulian terhadap Lingkungan Hidup
Salah satu langkah awal Kang Dedi sebagai Gubernur Jawa Barat adalah mencanangkan program “Jabar Asri” yang fokus pada pelestarian lingkungan. Program ini meliputi penghijauan wilayah tandus, rehabilitasi hutan rusak, pembersihan sungai, hingga pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Dalam beberapa unggahannya di media sosial, KDM kerap turun langsung ke lapangan: menanam pohon, membersihkan sampah bersama warga, dan meninjau kondisi daerah rawan longsor. Tak hanya menjadi simbol, tindakan ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah provinsi dalam membangun Jawa Barat yang berkelanjutan.
Rehabilitasi Sungai dan Hutan
Sungai-sungai yang selama ini menjadi tempat pembuangan sampah kini mulai disulap menjadi tempat yang asri dan bersih. Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Kang Dedi menggandeng komunitas lokal untuk membentuk “Satgas Sungai Bersih” di berbagai kota/kabupaten. Mereka bertugas melakukan edukasi dan pengawasan terhadap kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Hutan lindung yang mengalami kerusakan akibat pembalakan liar juga menjadi fokus. Pemerintah bekerja sama dengan TNI, Polri, serta masyarakat adat untuk menjaga kelestarian hutan. KDM juga mengembangkan konsep hutan sosial yang memberi ruang kepada warga sekitar untuk mengelola hasil hutan non-kayu secara lestari.
Komitmen terhadap Rakyat Kecil
Selain lingkungan, hal lain yang menjadi sorotan dari kepemimpinan Kang Dedi adalah keberpihakannya kepada rakyat kecil. Ia tak segan mengunjungi rumah-rumah warga di pelosok desa, mendengar langsung keluhan mereka, dan memberikan solusi cepat. Banyak warga menyebut cara kepemimpinan ini sebagai “blusukan ala Kang Dedi.”
Program “Ngabret Ekonomi Rakyat”
Dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin, KDM meluncurkan program “Ngabret Ekonomi Rakyat.” Program ini menyasar pelaku UMKM, petani, pedagang kecil, hingga buruh harian lepas. Bentuk bantuannya meliputi pelatihan keterampilan, bantuan modal, serta kemudahan akses pasar melalui digitalisasi produk.
Salah satu inovasi yang diapresiasi luas adalah digitalisasi warung tradisional. Dengan menggandeng startup lokal, ribuan warung diberi pelatihan penggunaan aplikasi kasir digital, pembayaran non-tunai, hingga pengelolaan stok barang secara online.
Kesehatan dan Pendidikan Gratis Berkualitas
KDM juga memperluas akses layanan dasar bagi masyarakat, khususnya di daerah tertinggal. Program layanan kesehatan gratis melalui mobil klinik keliling menjadi salah satu terobosan yang mendapat respon positif. Mobil-mobil ini menjangkau desa-desa yang jauh dari puskesmas, membawa dokter dan obat-obatan langsung ke masyarakat.
Di sektor pendidikan, KDM memfokuskan diri pada peningkatan kualitas sekolah di pedesaan. Guru-guru honorer diberi insentif tambahan, fasilitas sekolah diperbaiki, dan program “Siswa Asuh Kang Dedi” diluncurkan untuk membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu agar tetap bisa sekolah tanpa khawatir biaya.
Gaya Kepemimpinan Berbasis Media Sosial
Menjamurnya penggunaan media sosial di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya warga Jawa Barat, tidak disia-siakan oleh Kang Dedi. Ia menggunakan media sosial sebagai sarana transparansi, komunikasi, dan edukasi. Melalui akun YouTube, TikTok, Instagram, dan Facebook-nya, KDM membagikan aktivitas hariannya sebagai gubernur: dari sidak ke pasar, rapat dengan warga, hingga interaksi spontan dengan masyarakat.
Kontennya kerap viral, karena menggambarkan gaya kepemimpinan yang jujur, bersahaja, dan penuh empati. Banyak warga merasa lebih dekat dengan pemerintah karena bisa “melihat langsung” kinerja gubernurnya tanpa harus menunggu laporan resmi.
Membangun Partisipasi Publik
KDM juga membuka kanal interaksi langsung melalui fitur live, kolom komentar, dan DM. Warga bisa menyampaikan keluhan, saran, bahkan ide pembangunan secara langsung. Model pemerintahan partisipatif ini dinilai cocok dengan zaman digital dan menjawab kebutuhan masyarakat akan keterbukaan.
Respon Positif dari Warga Jawa Barat
Gebrakan Kang Dedi menuai banyak pujian dari berbagai kalangan. Tidak hanya masyarakat umum, tokoh agama, akademisi, hingga seniman Sunda turut mengapresiasi pendekatan khas KDM yang humanis dan membumi. Banyak warga menyebutnya sebagai “gubernur rasa tetangga,” karena begitu dekat dan responsif terhadap masalah rakyat.
Dukungan dari Kalangan Muda
Kaum muda, yang selama ini cenderung apatis terhadap politik, mulai menunjukkan minat terhadap program-program pemerintah daerah. Mereka terinspirasi oleh konten-konten Kang Dedi yang edukatif dan menghibur. Bahkan, beberapa komunitas digital mulai menginisiasi gerakan relawan lingkungan dan ekonomi kerakyatan yang terinspirasi dari program gubernur.
Baca juga: Kearifan Lokal Jawa Barat
Tantangan ke Depan
Meski mendapat respon positif, kepemimpinan KDM tentu tidak lepas dari tantangan. Beberapa isu krusial seperti urbanisasi, ketimpangan wilayah, dan bencana alam masih menjadi PR besar. Namun, dengan dukungan masyarakat dan pola kepemimpinan yang responsif, banyak pihak optimis Jawa Barat akan terus berkembang di bawah kepemimpinan Kang Dedi.