IPS Kelas 8Sosiologi

Sebab-Sebab Terjadinya Hubungan Sosial

Sebab-Sebab Terjadinya Hubungan Sosial, Pernahkah kalian mendengar ungkapan dalam bahasa Inggris atau idiom No Man is an Island yang artinya tidak satu pun manusia yang berdiri sendiri?

Ungkapan tersebut sangat tepat untuk menggambarkan keadaan manusia secara utuh. Manusia sangat menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari manusia lain yang tergabung dalam komunitasnya.

Artinya, tidak ada manusia yang mampu mencukupi semua keperluannya selama hidup. Saat manusia memiliki kebutuhan maka saat itulah manusia memerlukan manusia lain untuk mencukupi kebutuhannya.

Sebagai contoh, saat kita butuh makan maka kita membutuhkan nasi. Nasi diolah dari beras yang kita beli di pasar atau toko. Penjual mendapatkan beras dari KUD yang menampung hasil panen dari pak tani. Pak tani juga membutuhkan orang lain, yaitu penjual bibit padi.

Di samping itu, pak tani juga membutuhkan orang lain untuk mengolah tanah, seperti penjual pupuk. Artinya, harus ada orang lain yang membuat pupuk untuk menyuburkan tanahnya. Selain itu, juga alat pertanian yang dibutuhkan, begitu seterusnya. Hal itu disebut dengan rantai sosiologis.

Dua sebab terjalinnya hububungan sosial

Dari paparan di atas, dapat kita golongkan dua sebab terjalinnya hubungan sosial, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal Yang termasuk ke dalam faktor internal, antara lain

  1. keinginan masyarakat untuk berkembang;
  2. keinginan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan hidup;
  3. bentuk aktualisasi diri seorang manusia kepada komunitasnya;
  4. adanya penemuan baru dalam masyarakat.

b. Faktor Eksternal Yang termasuk ke dalam faktor eksternal, antara lain

  1. adanya pengaruh lingkungan geografis yang membentuk pribadi seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang lain;
  2. adanya pengaruh demografi. Artinya, ada perubahan struktur jumlah penduduk dan komposisinya karena pengaruh bencana alam, peperangan, dan pengaruh alam lain.

Jenis Hubungan Sosial

Pernahkah kalian berkenalan dengan seseorang dengan cara berjabat tangan dan menyebutkan nama? Hal seperti itu merupakan sesuatu yang wajar dan sering kita jumpai. Akan tetapi, ada cara berkenalan dengan cara yang tidak biasa, yaitu dengan konflik terlebih dahulu.

Cara ini sebaiknya jangan digunakan karena akan berakibat sangat buruk. Secara umum, tipologi hubungan sosial meliputi dua hal besar, yaitu asosiasi dan disosiatif. Kedua hal tersebut merupakan pengelompokan yang dilakukan oleh Ferdinand Tonnies. Kita akan meninjau ulang jenis-jenis hubungan sosial meskipun kalian pernah membahasnya di kelas VII.

a. Hubungan Asosiatif

Hubungan ini ditandai dengan pola kerja sama yang memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan cara-cara perpecahan. Cara ini menggunakan pikiran sehat (rasional) untuk menyelesaikan permasalahan dan menjalin relasi.

Artinya, hubungan sosial terjadi berdasarkan kesepakatan kedua pihak yang berhubungan, tanpa adanya paksaan atau ketakutan untuk tidak melakukan hubungan sosial. Model asosiatif dapat digolongkan lagi menjadi kerja sama dan akomodasi.

1) Kerja Sama

Kerja sama merupakan hubungan yang dilakukan dengan sukarela dan saling memahami pekerjaan satu sama lain. Dengan demikian, dapat membuahkan hasil pekerjaan yang optimal.

Bentuk kerja sama yang dikenal dalam masyarakat adalah koalisi, kooptasi, penawaran, joint venture, dan kerukunan. Kerja sama mempunyai nilai lebih baik daripada bekerja secara individual. Nilai lebih itu adalah persatuan untuk melawan pengaruh dari luar, optimalisasi kerja, dan kebersamaan dengan visi sama.

2) Akomodasi

Akomodasi adalah proses terciptanya hubungan sosial dengan cara pemahaman persepsi oleh kedua belah pihak atau lebih. Proses akomodasi terjadi karena adanya pemahaman antarpihak untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam pihak-pihak tersebut. 

Contoh kerja sama akomodasi, yaitu kompromi, arbitrase, mediasi, konsiliasi, toleransi, adjudikasi, koersi, dan asimilasi.

b. Hubungan Disosiatif

Hubungan disosiatif memiliki kesan dan pesan yang negatif. Hubungan disosiatif disebut negatif karena hubungan ini mengarah pada proses perpecahan antarkelompok.

Jika hubungan disosiatif diteruskan, arahnya ke proses individualistik yang rentan terhadap perpecahan, bahkan kehancuran komunitas tertentu. Hubugan disosiatif terdiri dari tiga macam pola hubungan, yaitu persaingan, kontravensi, dan pertentangan.

1) Persaingan atau Kompetisi (Competition)

Sebab-Sebab Terjadinya Hubungan Sosial, Persaingan merupakan bentuk hubungan antarindividu atau kelompok sebagai bentuk usaha pemenuhan sesuatu. Misalnya, keinginan untuk mendapatkan status atau pengakuan sosial dan mendapatkan kelebihan materi.

Selain itu, untuk mendapatkan hasil kinerja yang bagus atau mendapatkan nama baik demi kekuasaan. Di sisi lain, persaingan digunakan untuk memicu kinerja seseorang agar terus waspada terhadap kinerja orang lain. Dengan demikian, akan terjadi peningkatan kualitas terhadap hasil kerja tertentu. 

Sebagai contoh, ketika kalian dan teman kalian bersaing untuk mendapatkan gelar juara kelas. Rasa yang muncul pada diri kalian dan teman kalian hanyalah semangat untuk saling mengalahkan. Dalam beberapa hal, persaingan diperlukan untuk kemajuan, tetapi harus dalam kondisi baik dan tidak saling memfitnah. 

2) Kontravensi

Kontravensi adalah sikap yang disembunyikan karena sesuatu hal dan tidak dapat diekspresikan. Sikap ini sangat berkaitan dengan kepribadian seseorang. Ketidakpuasan yang disembunyikan ini disebabkan oleh adanya tekanan sosial yang lebih besar jika sikap kebencian ini diekspresikan.

Akibatnya, kontravensi akan menyebabkan kemarahan dalam skala besar dengan jangkauan lebih luas. Sebagai contoh, kita sering melihat masyarakat yang secara kebudayaan lembut dan tanpa banyak tuntutan. Akan tetapi, tiba-tiba menjadi beringas dan tidak terkendali, bahkan memiliki kecenderungan vandalisme dan anarkisme.

Pergolakan dalam skala besar dari proses menghasut, provokasi, menyebar desas-desus (gosip), dan intimidasi. Kontravensi dapat dihindari jika seseorang dalam kelompok dapat mengatur konflik atau menguasai seni memanajemeni konflik. Dalam hal ini, konflik diperlukan untuk menghindari konflik besar dengan jumlah kerugian besar dan skala luas.

Baca juga Dampak Penyimpangan Sosial di lingkungan masyarakat

3) Konflik atau Pertentangan

Sebab-Sebab Terjadinya Hubungan Sosial, Pertentangan merupakan proses hubungan sosial satu sama lain menggunakan media pertikaian untuk mencapai tujuannya. Biasanya cara ini dipilih setelah cara lain tidak dapat memecahkan masalah dan tidak ada jalan tengah. Konflik ini jelas akan menimbulkan perpecahan.

Konflik skala besar biasanya terjadi karena masalah ideologis, seperti HAM, ras dan warna kulit, serta politik negara. Konflik di dalam tataran masyarakat awam hanya sebagai dampak dari kepentingan segelintir orang yang memegang kekuasaan. Akan tetapi, kita sering tidak arif dan bijak dalam menjalankannya. 

Pertentangan merupakan proses hubungan sosial satu sama lain menggunakan media pertikaian untuk mencapai tujuannya. (ilustrasi foto/Berkeluarga)

Membaca Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button