Sejarah

Rangkuman Kehidupan Bangsa Indonesia pada masa Kolonial

Rangkuman Kehidupan Bangsa Indonesia pada masa Kolonial, Penyebab terjadinya penjelajahan samudera tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling terkait antara faktor yang satu dengan lainnya.

Salah satunya adalah mencari tempat penghasil rempah-rempah (spiceisland), jatuhnya kota Konstantinopel pada tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, adanya dorongan gold (kekayaan), glory (kejayaan) dan gospel (menyebarkan agama).

Karena kemajuan teknologi maritim, ingin membuktikan teori Copernicus dan terinspirasi dari kisah perjalanan dari Marcopolo. Negara pelopor dalam penjelajahan samudera dalam konteks imperialisme dan kolonialisme kuno ke nusantara adalah Portugis dan Spanyol. Selanjutnya di susul oleh Belanda dan Inggris.

Kolonialisme bangsa Belanda

di awali dari berdirinya Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) artinya Perserikatan Maskapai Hindia Timur pada tanggal 20 Maret 1602. Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. Setelah VOC dibubarkan kekuasaan kolonial di Indonesia diambil alih Pemerintah Belanda. Sejak itulah bangsa Indonesia dibawah kolonial pemerintahan Belanda.

Tindakan sewenang-wenang dan penindasan yang dilakukan oleh penguasa kolonial Belanda, Portugis dan Spanyol telah menimbulkan kesengsaraan dan kepedihan, bangsa Indonesia.

Perlawan Rakyat Indonesia

Rangkuman Kehidupan Bangsa Indonesia pada masa Kolonial, Menghadapi tindakan sewenang-wenang dan penindasan itu menjadikan rakyat Indonesia memberikan perlawanan yang sangat gigih. Diantaranya adalah perlawanan Ternate, yang dipimpin oleh Sultan Hairundan Sultan Baabullah.

Di Demak perlawanan dilakukan oleh Sultan pertama Raden Patah. Perlawanan rakyat Aceh terhadap portugis dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda. Perlawanan dipimpin oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram terhadap VOC.

Perlawanan rakyat Maluku tahun 1817, dipimpin oleh Thomas Matulesi. Perlawanan terhadap kolonialisme Belanda di Sumatra Barat, dikenal dengan Perang Paderi.

Perlawanan besar terhadap Belanda di Pulau Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro dan juga perlawanan-perlawanan yang lain seperti perlawanan rakyat Bali, Perlawanan di Kalimantan Selatan, perlawanan rakyat Aceh, Perlawanan rakyat di Tanah Batak.

Nasionalisme Indonesia

Munculnya organisasi yang mengarah pada upaya mewujudkan nasionalisme Indonesia merupakan bukti berubahnya pola pikir para tokoh pejuang kemerdekaan dari pola perjuangan fisik (mengangkat senjata) menjadi non fisik (diplomasi dan organisasi).

Hal tersebut terwujud berkat meningkatnya pendidikan di masa itu yang kemudian melahirkan kelompok baru yakni kaum intelektual/golongan terpelajar.

Karena pengaruh gagasan-gagasan modern, kelompok elite nasional menyadari bahwa perjuangan untuk memajukan bangsa Indonesia harus dilakukan dengan menggunakan organisasi modern. Baik pendidikan, perjuangan politik, maupun perjuangan sosial budaya dilakukan secara organisasi.

Berberapa organisasi yang muncul sebagai titik permulaan kesadaran nasional untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik serta merdeka, antara lain Budi Utomo, Sarekat Islam, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, IndischePartij, Trikoro Darmo, Perhimpunan Indonesia dan Peristiwa Sumpah Pemuda.

Kekuasaan Jepang di Indonesia

Penyerahan tanpa syarat oleh Letjen H. Ter Poorten selaku Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda atas nama Angkatan Perang Sekutu kepada Angkatan Perang Jepang di bawah pimpinan Letjen Hitosyi Imamura.

Pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati menandai berakhirnya kekuasaan pemerintahan Belanda di Indonesia dan digantikan oleh kekuasaan Jepang.

Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, maka Jepang mendirikan organisasi-organisasi militer sebagai pengganti organisasi pergerakan nasional.

Beberapa organisasi tersebut antara lain: Gerakan 3A, Putera, PETA, Badan Pertimbangan Pusat (Cuo SangiIn) dan Himpunan Kebaktian Jawa (JawaHokokai).

Persiapan Kemerdekaan

Setelah selesai merumuskan dan mengesahkan teks proklamasi, maka pada 17 Agustus 1945 para pemimpin nasional dan para pemuda menyepakati bahwa proklamasi diikrarkan dirumah Soekarno Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.

Setelah Soekarno membacakan teks Proklamasi dilakukan pengibaran bendara Merah Putih yang dijahit oleh istri Soekarno, ibu Fatmawati. Pengibaran bendera dilakukan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud.

Baca juga Organisasi Bentukkan Militer Jepang pada masa Penjajahan

Bendera merah putih dinaikkan dengan diiringi lagu “Indonesia Raya” ciptaan W.R. Supratman yang secara spontan dinyanyikan oleh para hadirin.

Dengan demikian, selesailah upacara proklamasi kemerdekaan yang menjadi tonggak berdirinya negara Republik Indonesia.

Membaca Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button