Pencemaran Lingkungan dan Kenakalan Remaja Pengaruh Negatif Globalisasi. Masuknya perusahaan asing dan pembangunan sebagai proses dari globalisasi telah membawa perubahan pula dalam lingkungan alam.
Berbagai kemudahan telah kita rasakan sebagai dampak dari globalisasi. Namun demikian proses globalisasi yang tidak dibarengi dengan analisis masalah dan dampak lingkungan (amdal) sering menimbulkan malapetaka, yakni berupa pencemaran lingkungan.
Hal itu dapat diakibatkan oleh teknologi dan alat mesin yang digunakan oleh pabrik pengolahan maupun industri.
Perbuatan Mencemari Lingkungan
Pencemaran merupakan perbuatan mencemari atau membuat lingkungan menjadi tercemar. Pencemaran dapat dikelompokkan menjadi pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara.
Pencemaran lingkungan ditandai dengan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Dampak Pencemaran Lingkungan Bagi Kesehatan
Pencemaran lingkungan, baik lingkungan udara, air, suara, maupun tanah, akan berdampak bagi kesehatan tubuh manusia maupun makhluk hidup yang lainnya.
Banyak wabah penyakit yang ditimbulkan dari pencemaran, seperti sesak napas, keracunan udara, kolera, asma, dan TBC. Mengingat bahaya tersebut, berbagai usaha perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Usaha-usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan tidak dapat dilakukan hanya dalam skala lokal maupun nasional, melainkan harus dilaksanakan dalam skala global.
Semua negara bersama-sama menanggulangi terjadinya pencemaran. Penanggulangan pencemaran dapat berupa penanggulangan administratif, edukatif, dan juga teknologis.
Kenakalan Remaja
Pencemaran Lingkungan dan Kenakalan Remaja Pengaruh Negatif Globalisasi. Vandalisme dan tawuran merupakan salah satu gejala kenakalan remaja yang banyak ditemukan di sekitar lingkungan. Gambar di atas menggambarkan bahwa dalam masyarakat sering terjadi aksi yang dilakukan oleh remaja seperti tawuran atau vandalisme (mencoret-coret fasilitas umum).
Hal ini sebagai bentuk dari makin memudarnya nilai budaya bangsa yang dimiliki oleh remaja. Aksi yang dilakukan oleh remaja itu dapat dikategorikan sebagai kenakalan remaja. Kenakalan remaja disebut juga dengan istilah juvenile delinquency.
Kartini Kartono (1992) menjelaskan bahwa kenakalan remaja atau juvenile delinquency sebagai gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja juga dapat diartikan sebagai semua perbuatan anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui masyarakat).
Yang ditujukan pada orang, binatang, dan atau barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain. Kenakalan remaja lebih banyak dipicu oleh sifat atau kepribadian jiwa remaja yang masih labil dan mencari jati diri.
Baca juga Mencetak Pemuda Indonesia Berahlak Mulia, Cerdas dan Bertakwa
Salah Satu Faktor Kenakalan Remaja
Adapun salah satu faktor penyebab kenakalan remaja adalah demonstration effect, yaitu pola hidup memperlihatkan penampilan yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya demi diperolehnya gengsi atau prestise.
Dalam pola hidup semacam ini remaja berusaha menampilkan sikap dan pola hidup seolah-olah kaya, maju, modern dan sebagainya. Sikap ini, banyak mereka peroleh dari media massa sehingga remaja mempunyai kecenderungan untuk konsumtif, atau agar dianggap up to date.