EkonomiSMA Kelas 11

Nilai Tukar Valuta Asing dalam Perdagangan Internasional

Nilai Tukar Valuta Asing dalam Perdagangan Internasional, Adanya hubungan internasional dalam bentuk perdagangan barang, jasa, dan modal telah menimbulkan penawaran dan permintaan terhadap valuta asing.

Penawaran valuta asing disebabkan adanya ekspor barang, jasa, transfer, atau hibah dari luar negeri atau pun modal yang masuk, sedangkan permintaan valuta asing disebabkan adanya impor barang, jasa, atau modal sehingga untuk menyelesaikan transaksi perlu menukarkan suatu mata uang domestik dengan valuta asing, dan sebaliknya.

Misalnya, Indonesia menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat untuk membiayai kegiatan ekspor dan impor. Untuk itu, uang rupiah harus ditukarkan dengan dolar AS. Proses permintaan dan penawaran (jual-beli) valuta asing terjadi melalui bursa valuta asing, yang disebut transaksi valas (valuta asing).

Valuta asing adalah alat pembayaran dan alat-alat likuid luar negeri lainnya (foreign exchange).

Di bursa valas terdapat pedagang valuta asing, yaitu perusahaan bukan bank devisa yang memperoleh izin Bank Indonesia untuk memperjualbelikan valuta asing, seperti uang kertas bank, uang logam, cek bank, dan cek bepergian.

Perusahaan tersebut tidak boleh melakukan pengiriman uang dan menagih sendiri ke luar negeri (money changer). Contoh: Nilai kurs valuta asing untuk beberapa mata uang.

Bursa Valuta Asing

Bursa valuta asing memberikan jasa kepada orang atau lembaga di bawah ini. 

  1. Pemerintah memerlukan valas untuk membayar utang pokok beserta bunganya, membiayai kegiatan perwakilan-perwakilan di luar negeri dan keperluan luar negeri lainnya.
  2. Perusahaan asing yang ada di Indonesia memerlukan valas untuk membayar dividen kepada para pemegang sahamnya di luar negeri.
  3. Importir memerlukan valas untuk membayar barang yang diimpor kepada eksportir di luar negeri.
  4. Investor dalam negeri memerlukan valas untuk menyelesaikan kewajibankewajibannya terhadap rekanan di luar negeri.
  5. Pebisnis memerlukan valas untuk melakukan spekulasi terhadap naik turunnya harga valas.
  6. Rumah tangga individu memerlukan valas untuk membiayai anggota keluarga yang mengikuti studi di luar negeri.
  7. Wisatawan dalam negeri memerlukan valas untuk membiayai kegiatan liburannya selama di luar negeri.

Permintaan dan penawaran valas

Permintaan dan penawaran valas akan membentuk tingkat nilai tukar suatu mata uang domestik dengan mata uang negara lain. Nilai tukar atau kurs adalah suatu tingkat, tarif, pagu atau harga, bank sentral bersedia menukar mata uang dari suatu negara dengan mata uang dari negara-negara lainnya. Nilai tukar didasarkan pada dua konsep, yaitu

a. konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain; 

b. konsep riil, merupakan konsep yang dipergunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional.

Sistem nilai tukar valas

Dalam perdagangan valas, dikenal beberapa macam sistem nilai tukar, di antaranya ialah sebagai berikut.

1. Sistem nilai tukar standar emas

Sistem nilai tukar standar emas dalah penetapan nilai tukar mata uang berdasarkan berat emas tertentu. Tingkat nilai tukar mata uang digolongkan menjadi empat.

  1. Kurs mint parity menunjukkan perbandingan berat emas yang dikandung mata uang-mata uang yang berbeda.
  2. Kurs ekspor emas merupakan kurs tertinggi dalam sistem standar emas yang ditandai dengan adanya aliran emas keluar dari negara yang bersangkutan.
  3. Kurs titik impor emas merupakan kurs terendah dalam sistem standar emas yang ditandai dengan adanya aliran emas yang masuk ke negara yang bersangkutan.
  4. Kurs valuta asing yang terjadi merupakan tingkat nilai tukar yang benar-benar terjadi.

2. Sistem nilai tukar tetap

Sistem nilai tukar tetap adalah penetapan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain pada tingkat tertentu ditetapkan oleh lembaga otoritas moneter, tanpa memperhatikan penawaran ataupun permintaan terhadap valas yang terjadi.

3. Sistem nilai tukar pengawasan devisa

Sistem nilai tukar pengawasan devisa adalah penjatahan dalam pendistribusian valas agar tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap valas yang ditetapkan pemerintah dapat dipertahankan lebih rendah daripada tingkat ekuilibrium sehingga mata uang domestik dinilai overvalued. Penjatahan dilakukan dengan cara berikut ini.

  1. Alokasi perseorangan: pemohon terlebih dahulu diteliti, apabila permohonan diperbolehkan, yang bersangkutan dapat membeli valuta asing.
  2. Pembelian valuta asing dapat dilakukan apabila devisa tersedia.
  3. Dengan menggunakan daftar tunggu: apabila devisa telah tersedia, valuta asing akan diberikan.

Metode Pengawasan Devisa, metode yang digunakan dalam sistem nilai tukar pengawasan devisa ada dua, yaitu metode langsung dan tidak langsung.

a. Dalam metode langsung

pemerintah secara aktif mengawasi nilai tukar dengan intervensi, pembatasan devisa, ataupun exchange clearing agreement. 

Baca juga Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

b. Dalam metode tidak langsung

pemerintah tidak secara langsung mengawasi nilai tukar, tetapi melalui perubahan tingkat suku bunga di dalam negeri, subsidi ekspor serta pengenaan tarif yang tinggi terhadap barang-barang impor tertentu. 

Tingkat nilai tukar yang dikenakan pemerintah pada sistem nilai tukar pengawasan devisa ialah sebagai berikut.

  1. Pemerintah hanya menetapkan satu jenis tingkat nilai tukar, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa.
  2. Pemerintah menetapkan dua jenis tingkat nilai tukar, pengenaan tarif nilai tukar biasanya tergantung pada penggunaan valas.

Baca juga Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

4. Sistem nilai tukar tambatan

Sistem nilai tukar tambatan adalah mata uang domestik dikaitkan dengan suatu mata uang asing. Tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing lainnya merupakan penurunan dari nilai tukar mata uang asing yang dijadikan tambatan dengan mata uang asing lainnya. Syarat yang harus dipenuhi adalah

  1. mata uang domestik tidak konvertibel dengan emas,
  2. tingkat nilai tukar ditentukan oleh otoritas moneter, tetapi tidak ada pembatasan devisa.

Nilai tukar tambatan dibedakan menjadi dua, yaitu

  1. sistem nilai tukar tambatan tanpa penyesuaian, yaitu tingkat nilai tukar terhadap valuta asing sama sekali tidak berubah-ubah;
  2. sistem nilai tukar tambatan dengan penyesuaian, yaitu tingkat nilai tukar terhadap valuta asing dapat diubah-ubah menurut kebutuhan.

5. Sistem nilai tukar mengambang

Sistem nilai tukar mengambang adalah tingkat nilai tukar dibiarkan menurut keseimbangan permintaan dan penawaran mata uang asing yang terjadi. Apabila menggunakan sistem nilai tukar ini, kondisi-kondisi berikut ini harus dipenuhi.

  1. Mata uang domestik tidak konvertibel dengan emas.
  2. Penstabilan tingkat nilai tukar hanya dilakukan dengan jalan mempengaruhi permintaan dan penawaran valas.
  3. Tidak ada pembatasan devisa.

Secara teoretis, sistem nilai tukar mengambang dibedakan menjadi dua, yaitu

  1. Dirty float: pemerintah mempengaruhi tingkat nilai tukar melalui permintaan dan penawaran valas.
  2. Clean float: pemerintah tidak mencampuri tingkat nilai tukar sama sekali sehingga nlai tukar diserahkan pada permintaan dan penawaran valas.

Membaca Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button