Home » IPS Kelas 10 » Kebudayaan faktor pembentuk kepribadian suku Zuni di Meksiko
Kebudayaan faktor pembentuk kepribadian suku Zuni di Meksiko

Kebudayaan faktor pembentuk kepribadian suku Zuni di Meksiko

Kebudayaan faktor pembentuk kepribadian suku Zuni di Meksiko, Contoh kasus lain adalah yang terjadi pada suku Zuni di Meksiko, yang diidentifikasikan sebagai bangsa yang tenang dalam lingkungan yang sehat secara emosional. Kelahiran anak disambut dengan hangat, diperlakukan dengan kemesraan yang lembut dan banyak mendapat kasih sayang.

Tanggung jawab dalam mendidik anak sungguh besar dan menyebar; seorang anak akan ditolong atau diperhatikan oleh setiap orang dewasa yang ada. Menghadapi benteng orang dewasa yang terpadu, anak-anak jarang berperilaku salah; dan sekalipun mungkin dikata-katai, tetapi jarang dihukum. Rasa malu adalah alat kendali yang paling utama yang sangat sering ditimbulkan di depan orang lain.

utama yang sangat sering ditimbulkan di depan orang lain. Berkelahi dan perilaku agresif sangat tidak disetujui dan orang Zuni dididik untuk mengendalikan nafsu mereka pada usia muda. Pertengkaran terbuka hampir tidak tampak. Nilai-nilai orang Zuni menekankan hormat, kerja sama dan ketiadaan persaingan, agresivitas atau keserakahan.

Ketidakwajaran dalam segala bentuk ditolak, dan alkohol umumnya ditolak karena mendorong perilaku yang tidak wajar. Harta dinilai untuk penggunaan langsung, bukan untuk prestise atau simbol kekuasaan. Walaupun orang Zuni tidak ambisius, mereka memperoleh kekuasaan melalui pengalaman dalam upacara, nyanyian, dan fetis agama.

Upacara (seremonial)

Seorang yang “miskin” bukanlah orang yang tidak memiliki harta, tetapi orang yang tidak memiliki sumber dan hubungan yang bersifat upacara (seremonial). Kehidupan upacara memenuhi setiap segi kehidupan orang Zuni.

Kerja sama, perilaku yang wajar dan minimnya individualisme meresap dalam perilaku orang Zuni. Milik pribadi tidaklah penting dan siap untuk dipinjamkan pada orang lain.

Anggota rumah tangga yang bersifat matrilineal bekerja bersama sebagai suatu kelompok dan hasil tanaman disimpan dalam gudang umum. Setiap orang bekerja untuk kepentingan kelompok, bukan untuk kepentingan pribadi.

Gambar 18a. Kebudayaan suku Zuni di Mexico menjadi faktor pembentuk kepribadian (ilustrasi foto/Times of India)

Peran pemimpin jarang dicari tetapi harus dipaksakan pada seseorang. Isyu dan perselisihan diselesaikan secara wajar bukan dengan permohonan pada penguasa atau dengan mempertunjukkan kekuasaan atau dengan perdebatan yang berkepanjangan, tetapi dengan diskusi yang lama dan sabar.

Keputusan mayoritas sederhana tidak menyelesaikan persoalan secara menyenangkan, kesepakatan (konsensus) perlu dan kesepakatan bulat diharapkan.

Perkembangan Kepribadian orang Zuni

Bagaimana perkembangan kepribadian orang Zuni? sangat bertentangan dengan kepribadian normal di antara orang Dobu.

Bila bangsa Dobu bersifat curiga dan tidak dapat dipercaya, bangsa Zuni mempunyai kepercayaan diri dan dapat dipercaya; bila bangsa Dobu cemas dan merasa tidak aman, bangsa Zuni merasa aman dan tentram.

Bangsa Zuni umumnya memiliki watak yang suka mengalah dan pemurah, sopan dan suka bekerja sama. Bangsa Zuni adalah orang-orang konformis yang tanpa pikir, karena menjadi seseorang yang nyata-nyata berbeda dari orang lain dapat menyebabkan seseorang atau kelompok itu sangat cemas.

Hal ini membantu mengendalikan perilaku tanpa perasaan berdosa dan bersalah yang banyak ditemukan dalam banyak masyarakat.

Bertolak dari contoh di atas, dapat diketahui ada beberapa segi dari kebudayaan yang mempengaruhi proses perkembangan kepribadian, yaitu norma-norma kebudayaan masyarakat dan proses sosialisasi diri (Horton, 1993).

Norma-norma kebudayaan yang ada dalam lingkungan masyarakat mengikat manusia sejak saat kelahirannya. Seorang anak diperlakukan dalam cara-cara yang membentuk kepribadian.

Baca juga Perbedaan individual dalam warisan biologis adalah nyata

Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat pengaruh umum, yang sangat berbeda dari masyarakat ke masyarakat. Linton (1985) mengatakan bahwa setiap kebudayaan menekankan serangkaian pengaruh umum terhadap individu yang tumbuh di bawah kebudayaan masyarakat.

Pengaruh-pengaruh ini berbeda dari satu kebudayaan ke kebudayaan lain, tetapi semuanya merupakan denominator pengalaman bagi setiap orang yang termasuk ke dalam masyarakat tersebut.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top