Penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung selama lebih dari tiga abad dan berakhir dengan perjuangan panjang yang mencapai puncaknya pada Perang Kemerdekaan Indonesia (1945-1949). Akhir penjajahan Belanda, meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Belanda masih berusaha merebut kembali kekuasaan dengan melakukan agresi militer. Namun, dengan perlawanan gigih rakyat Indonesia dan tekanan internasional, akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949. Artikel ini akan membahas perjalanan akhir penjajahan Belanda, mulai dari perang kemerdekaan hingga pengakuan kedaulatan.
Perang Kemerdekaan Indonesia (1945-1949)
1. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini terjadi setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945, mengakhiri Perang Dunia II. Namun, proklamasi ini tidak serta-merta diakui oleh Belanda, yang berusaha kembali menguasai Indonesia dengan bantuan Sekutu.
2. Kedatangan Sekutu dan Belanda
Setelah Perang Dunia II berakhir, pasukan Sekutu di bawah pimpinan Inggris tiba di Indonesia dengan alasan melucuti tentara Jepang. Namun, dalam praktiknya, mereka membantu Belanda untuk kembali berkuasa. Hal ini memicu perlawanan dari rakyat Indonesia, yang menolak kembalinya penjajah.
3. Agresi Militer Belanda I (1947)
Pada 21 Juli 1947, Belanda melancarkan agresi militer pertamanya dengan tujuan merebut kembali wilayah-wilayah strategis di Indonesia. Serangan ini melanggar perjanjian Linggajati yang sebelumnya ditandatangani pada 15 November 1946. Namun, agresi ini mendapat kecaman dari dunia internasional, terutama dari PBB.
4. Perundingan Renville (1948)
Setelah Agresi Militer I, diadakan Perundingan Renville yang ditandatangani pada 17 Januari 1948. Perjanjian ini menguntungkan Belanda karena mengakui garis demarkasi Van Mook, yang membuat wilayah Republik Indonesia semakin sempit. Namun, rakyat Indonesia tetap berjuang melawan penjajahan.
5. Agresi Militer Belanda II (1948)
Pada 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan serangan besar-besaran yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II. Ibukota Yogyakarta berhasil diduduki, dan pemimpin Indonesia, termasuk Soekarno dan Hatta, ditangkap dan diasingkan. Namun, gerakan perlawanan tetap berlanjut melalui Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Perlawanan Rakyat dan Tekanan Internasional
1. Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan ini dipimpin oleh Jenderal Soedirman dan dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama laskar-laskar rakyat. Pasukan Indonesia berhasil merebut Yogyakarta selama enam jam, membuktikan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih eksis.
Baca juga: Nama Radio yang Menyiarkan Berita Proklamasi yang Sekarang Namanya RRI