GDS Group Study Banding ke SMK Wikrama Bogor

GDS Group Study Banding ke SMK Wikrama Bogor. GDS melakukan studi banding yang melibatkan 3 unit sekolah, SMK Nasional, SMK Ekonomika, dan SMK Broadcast Ghama Caraka pada kemarin, tanggal 12 Mei 2019.

Pada awalnya, Kami cukup terkejut karena harus menelusuri jalan sempit yang padat rumah penduduk dan toko-toko kecil. Terkadang kami harus memundurkan kendaraan ketika berpapasan dengan mobil atau motor dari arah yang berlawanan. Bahkan kami sempat ragu ketika bertemu dengan persimpangan jalan karena begitu padatnya. Bagi kami, jalan itu sangat tidak bersahabat. Kami cenderung tidak merasa nyaman melewatinya. Namun tujuan kami ada di ujung jalan itu, yaitu SMK Wikrama Bogor.

SMK Wikrama Bogor ini merupakan sekolah yang mendapatkan banyak penghargaan sebagai sekolah teknologi yang berwawasan lingkungan. Ia juga mendapatkan penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan sebagai sekolah Adiwiyata pada tahun 2010 dan 2012. Bahkan Sekolah ini mampu menarik minat Unesco untuk ikut mengapresiasi dan menjadikan sekolah ini sebagai salah satu dari 12 sekolah internasional lainnya sebagai sekolah berwawasan lingkungan.

Dengan konsep pendidikan karakter di dalamnya dan beragam keunggulan lainnya, sekolah ini juga mampu menyerap lebih dari 1800 siswa, atau sekitar 600 siswa dalam satu tahun. Bahkan keterserapan lulusan sekolah ini di dunia kerja mencapai 80 % menurut pengakuan dari Bapak Muslih selaku Wakil Kepala bid. Hubin dan Humas.

Kunjungan UNESCO

Ini tentu sangat tidak biasa. Keberhasilan Sekolah Swasta pada umumnya ditentukan oleh lokasi yang strategis. Namun ternyata mitos tersebut dipatahkan—salah satunya—oleh SMK Wikrama Bogor. Dengan keterbatasan lokasi yang dimilikinya, SMK ini tetap mampu membawa namanya hingga tingkat Nasional bahkan internasional dan menjadi magnet bagi banyak sekolah lain untuk mengunjungi dan menjadikannya salah satu contoh terbaik untuk dunia pendidikan kita. Lalu apa sajakah hal-hal yang membuat Sekolah ini menarik untuk dikunjungi?

Sekolah Berbasis Karakter

Sekolah ini tidak memiliki pramubakti atau OB. Menurut keterangan Ibu Iin Mulyani, S.Si. selaku kepala sekolah, sekolah ini menanamkan budaya bersih dan peduli. Kebersihan lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab seluruh warga sekolah, wabil khusus para siswa. Sekolah ini memiliki jadwal khusus untuk para siswa menggantikan peran pramubakti ini secara bergantian.

Dalam suatu kesempatan, kami memang melihat sekelompok siswa berbaris rapi di lapangan selayaknya pasukan oranye DKI Jakarta. Mereka berpakaian putih-putih yang dilengkapi tudung. Setelah mendapat arahan dari guru, mereka menyebar dengan membawa sapu, pengki, dan alat-alat lainnya untuk membersikan seluruh sudut sekolah.

Dalam sesi tanya jawab, Ibu Iin mengatakan bahwa tidak ada komplain orang tua untuk masalah tersebut. Menurut keterangan beliau, sekolah ini telah memiliki kesepakatan awal yang sama-sama dipahami oleh siswa, orang tua, dan sekolah. Pada awal masa penerimaan siswa baru, SMK Wikrama memaparkan semua aturan-aturan sekolah dan memastikan orang tua dan anak sama-sama menyetujuinya.

Sekolah ini akan menolak apabila salah satu di antara keduanya menunjukkan ketidakbersediaan. Komitmen awal inilah yang kemudian menguatkan posisi sekolah dalam rangka pembentukan karakter anak dalam bentuknya yang terkadang dijauhi oleh berbagai sekolah yang ada di Indonesia.

Perpustakaan berbasis Online mendukung pendidikan karakter

Keterbatasan SDM

Hal lain yang juga menarik, bahwa Pada dasarnya, sekolah ini tidak memenuhi kriteria rasio jumlah siswa dan jumlah guru atau SDM sekolah. Dengan jumlah siswa yang hampir mencapai 2000, SMK Wikrama Bogor hanya memiliki sekitar 50 SDM. Karena itu, menurut keterangan Ibu Iin, SMK ini menyiasatinya dengan berbagai upaya mengefektifitaskan peran SDM dan sistem sekolah diantaranya dengan:

  1. Pembinaan SDM untuk loyalitas dan kualitas
  2. Penerapan aturan yang tegas dan konsisten
  3. Penerapan buku Kejar Prestasi yang efektif
  4. Pemasangan CCTV pada setiap ruang dan kelas yang dapat dikontrol langsung oleh kesiswaan,
  5. Pemaksimalan sistem pembinaan siswa pada lapis walikelas yang dikoordinasikan oleh satu orang Konselor (BP/BK).
  6. Penggunaan sistem informasi digital melalui aplikasi kejar.id
  7. Penguatan pembudayaan Karakter dan
  8. beragam upaya lainnya.
Ruang Kontrol Kesiswaan dilengkapi CCTV dalam rangka efisiensi kerja SDM

Pola Pembinaan Siswa dan SDM

Dalam kunjungan ke ruang Teaching Factory, kami melihat layout ruangan yang telah diseting berdasarkan rekomendasi dari Industri. Tanpa air conditioning. Melalui konsep Green school, nampaknya Sekolah ini mampu mengurangi polusi dan menurunkan suhu. Ditambah dengan sisi kiri kanan ruangan yang dibuat berlubang dengan corak membuat ruangan tetap sejuk meskipun tanpa pendingin ruangan. Dengan ini, tentu saja sekolah nampak memiliki kemampuan mengefesienkan kebutuhan listrik sekaligus memperhatikan estetika.

Ruang Teaching Factory Kompetensi Kejuruan RPL dengan layout rekomendasi industri

Masih dalam kunjungan ruang teaching factory, kami mendapati siswa yang sangat konsentrasi dalam melaksanakan tugas-tugas atau project yang diberikan guru. Karena itu kami tertarik mewawancarai guru dan kaprog. Kami menanyakan tentang cara mereka membangun motivasi siswa dalam mengerjakan project. Jawabnya, mereka sangat terbantu dengan sistem sekolah yang telah dibangun. Sistem reward and punishment yang berlaku dan berjalan efektif melalui sebuah buku yang diberi nama Kejar Prestasi.

Para siswa diwajibkan membawanya saat di sekolah. Apabila tidak membawa, maka mereka akan dipulangkan dan dilarang untuk mengikuti KBM. Konsistensi terhadap nilai-nilai yang dibangun telah menjadikan siswa memiliki komitmen yang sama untuk mematuhi peraturan. Mereka yang melakukan ‘pembangkangan’ akan melalui proses pembinaan yang diatur berdasarkan wilayah tempat tinggal mereka.

Dalam kesempatan yang sama, kami juga bertanya tentang siswa-siswa yang tidak melaksanakan tugasnya dalam project. Namun mimik wajah mereka berubah menjadi bingung seakan memang mereka tidak mengalami masalah seperti itu. Semua siswa sudah terdidik untuk bertanggung jawab sesuai dengan komitmen mereka saat awal masuk ke sekolah. “Itu sangat jarang, Pak.” Jawab mereka, “Kalaupun ada, tentu kami akan jalani prosedur penanganan siswa bermasalah yang Ada di sekolah kami.”

Masih pada kesempatan yang sama, kami menanyakan gaji mereka sebagai guru, namun tentu saja mereka tidak menjawabnya dengan jumlah, melainkan hanya menyampaikan bahwa ada yang mereka dapatkan yaitu kepuasan batin. Mereka berbagi ilmu kepada siswa dan melihat mereka belajar dan menjadi lebih baik. Bagi mereka, itu adalah kepuasan tersendiri yang menjadi bagian dari kompensasi positif yang mereka terima. Semangat mereka adalah pengabdian. Hal itulah yang menjadi kekuatan dan motivasi mereka dalam bekerja.

Saat mengunjungi kantin, Bapak Anies yang mendampingi kami menerangkan, bahwa salah satu menambah loyalitas teman-teman guru dan karyawan di SMK Wikrama Bogor ini adalah dengan menyediakan makan siang setiap hari dalam bentuk prasmanan. Beliau menjelaskan, dengan gaji yang tidak terlalu besar, pelayanan ini tentu saja menambah loyalitas teman-teman.

Sekolah berbasis Lingkungan

Sekolah ini juga mengajarkan seluruh siswanya untuk bercocok tanah. Hasil cocok tanam itu mereka gunakan sebagai bahan baku makan siang mereka. Dengan dikelola siswa dan dibantu guru pembimbing, sekolah ini mampu mengarahkan siswa siswi untuk memiliki wawasan teknologi sekaligus sadar akan lingkungan. “Hasil panen mereka memang bukanlah menjadi hal utama. Sebab mereka bukanlah petani. Namun minimal mereka dapat nilainya. Nilai kepedulian lingkungan atau konsep green.” Demikian kurang lebih yang dijelaskan kepada kami.

GDS Group Study Banding ke SMK Wikrama Bogor. Mereka juga sekolah yang meminimalisir penggunaan plastik. Semua siswa diwajibkan membawa wadah sendiri untuk makan siang dan menyediakan wastafel. Menu atau jajanan yang disediakan juga cenderung tidak menggunakan kemasan plastik. Namun karena saat itu adalah bulan Ramadhan, maka kami tidak dapat melihat langsung bagaimana komitmen ini dijalankan.

Untuk mendukung program sekolah berkenaan dengan kantin, di berbagai sisi tembok, terdapat poster-poster tentang gizi dan makanan sehat. Dilengkapi dengan bangku dan kursi yang nyaman, membuat kantin ini memang layak menjadi kantin sehat dan percontohan. Secara rutin, kantin ini selalu diperiksa oleh tim audit internal yang digawangi orang tua dan siswa.

Komitmen Dasar

GDS Group Study Banding ke SMK Wikrama Bogor. Sekolah ini memiliki komitmen yang tertulis di dinding pintu utama pelayanan dan di berbagai tempat dengan bunyi: “Aku ada, lingkunganku bahagia”. Dengan komitmen ini, SMK Wikrama Bogor hendak menanamkan rasa semangat seluruh warga sekolah untuk memastikan bahwa keberadaannya dimanapun adalah untuk kebaikan dirinya dan lingkungannya.

Tidak terbatas pada teman, guru, dan keluarga, tetapi juga masyarakat sekitar, masyarakat nasional, internasional, juga kepada tanaman, hewan, dan lingkungan yang lebih luas lagi. Hal Itu juga tertuang dalam kebijakan mutu sekolah yang intinya adalah untuk selalu berkomitmen terhadap kepuasan pelanggan, peraturan perundang-undangan, sistem manajemen mutu, dan perbaikan berkelanjutan demi lulusan yang berkualitas.

Ibu Ir. Itasia Dina Sulvianti, S.Si. selaku pendiri dan pembina yayasan Prawitama menjelaskan tentang bagaimana sekolah ini didirikan. Secara idealis, beliau membahas panjang lebar tentang kondisi buruk pendidikan kita seperti permasalahan kejujuran saat ujian nasional, permasalahan nilai bagus yang ternyata siswa tersebut tidak bisa apa-apa, sampai permasalahan karakter secara luas.

Beliau menyampaikan bahwa sekolah ini dibangun dengan prinsip yang kuat untuk menjunjung tinggi moralitas dan bertujuan membimbing siswa siswinya memiliki lima karakter utama khas Wikrama, yaitu: Jujur, Bersih, Hemat, Berjamaah, dan Ikhlas memberi.

Berdasarkan permasalahan itu, beliau mengembangkan sebuah aplikasi sistem informasi online yang berisi belajar materi, latihan bab, latihan TO, Tryout, Analisis materi (guru), dan analisis materi siswa.

Dengan sistem informasi ini, menurut pengakuan Ibu Ita, membuat upaya manajemen sekolah menjadi lebih efisien dalam pendidikan karakter. Karena bagaimanapun, Wikrama percaya bahwa apabila sebuah penilaian yang benar dilakukan, maka itu akan sangat menggambarkan karakter moral putra-putri didiknya.

Salah satu wujud sistem informasi, menampilkan data kehadiran, jadwal kegiatan dan agenda sekolah dalam rangka efesiensi kerja

Penutup

GDS Group Study Banding ke SMK Wikrama Bogor. Pada dasarnya, GDS juga memiliki semangat dan komitmen yang sama. Unit-unit sekolah di GDS dibandingkan dengan SMK Wikrama tentu memiliki kelebihan dari segi lokasi, sumber daya manusia, maupun potensi lainnya. Hal ini tentu saja menjadi ‘pembakar semangat’ untuk menjadi lebih baik lagi.

Dengan semangat untuk senantiasa belajar dan perbaikan berkelanjutan, GDS akan terus belajar dari berbagai sekolah yang telah memiliki pengakuan Nasional maupun Internasional. Hal ini tentu saja agar dapat mencapai visi menjadi the best place for education and life success dan ke depan menyongsong Era pendidikan 4.0.

Di salah satu dinding sekolah yang letaknya cukup sentral, terpampang dengan jelas sebuah Puisi Perubahan Sekolah yang merupakan karya dari Ibu Itasia. Puisi itu tertulis:

Tiada pendidikan bermutu

Tanpa pendidikan karakter

Tiada pendidikan karakter

Tanpa budaya sekolah

 Tiada budaya sekolah

Tanpa komunitas pembelajaran sekolah

 Tiada komunitas pembelajaran sekolah tanpa pemimpin perubahan sekolah, dan

Tanpa kesungguhan warga sekolah

Baca juga SMK Nasional Depok Delegasi LKSN Autobody Repair

GDS Group Study Banding ke SMK Wikrama Bogor. Setiap sekolah yang mampu mewujudkan cita-citanya memang selalu sekolah yang memiliki komitmen besar yang diawali oleh pemimpin yang visioner. Selain itu juga didukung oleh kekompakan seluruh warga sekolah terhadap nilai-nilai yang hendak mereka tanamkan. Konsistensi menjalankan nilai-nilai itu menjadi kunci. Demikian yang dapat kami potret dari SMK yang berlokasi di ujung Kota Bogor ini. Semoga memberikan inspirasi dan semangat yang lebih besar bagi GDS.

*Penulis adalah Guru SMK Broadcast Ghama Caraka