Penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung selama beberapa abad dan memicu berbagai bentuk perlawanan dari masyarakat setempat. Dari awal kedatangan Belanda hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, rakyat Nusantara tidak tinggal diam dalam menghadapi penindasan dan eksploitasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artikel Perlawanan Rakyat Indonesia Selama 350 Tahun Penjajahan Belanda akan mengulas perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan Belanda selama 350 tahun, mencakup perlawanan bersenjata, diplomasi, serta gerakan nasionalisme yang akhirnya membawa Indonesia menuju kemerdekaan.
Perlawanan Awal: Abad ke-16 hingga 18
1. Perlawanan Kesultanan Aceh
Sejak kedatangan Belanda di Nusantara pada awal abad ke-17, Kesultanan Aceh menjadi salah satu kekuatan yang menentang mereka. Sultan Iskandar Muda (1607-1636) memimpin perlawanan terhadap Belanda, khususnya dalam menghalangi monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie). Meskipun Aceh sempat mengalami kemunduran setelah kepemimpinannya, perjuangan rakyat Aceh terus berlanjut hingga abad ke-20.
2. Perang Melawan VOC di Maluku
Di Maluku, perjuangan melawan VOC dipimpin oleh Sultan Baabullah dari Ternate dan Kapitan Pattimura pada awal abad ke-19. Pattimura (Thomas Matulessy) memimpin perlawanan besar pada tahun 1817 untuk melawan dominasi Belanda dalam perdagangan rempah-rempah. Meskipun akhirnya perlawanan ini dipadamkan, semangat juang masyarakat Maluku tetap menyala.
3. Perlawanan Sultan Agung dari Mataram
Pada abad ke-17, Kesultanan Mataram di bawah pimpinan Sultan Agung (1613-1645) melancarkan dua kali serangan besar ke Batavia (1628 dan 1629) untuk mengusir VOC dari Pulau Jawa. Meskipun serangan ini tidak berhasil mengusir Belanda, perlawanan ini menunjukkan tekad kuat dari kerajaan-kerajaan di Jawa dalam mempertahankan kedaulatannya.
Perlawanan di Abad ke-19: Perang Besar di Nusantara
4. Perang Diponegoro (1825-1830)
Salah satu perlawanan terbesar terhadap Belanda terjadi di Jawa, yang dikenal sebagai Perang Diponegoro. Pangeran Diponegoro memimpin perang ini sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi Belanda dan ketidakadilan sosial yang terjadi di Yogyakarta. Perang ini berlangsung selama lima tahun dan menyebabkan kerugian besar bagi Belanda. Namun, akhirnya Pangeran Diponegoro ditangkap melalui tipu daya dan diasingkan ke Makassar.
5. Perang Padri (1803-1838)
Perang Padri di Sumatera Barat bermula dari konflik internal antara kaum adat dan kaum Padri yang ingin menerapkan ajaran Islam yang lebih ketat. Namun, Belanda memanfaatkan situasi ini untuk memperluas kekuasaan mereka di Sumatera Barat. Pada akhirnya, kaum Padri di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol mengalihkan perjuangan mereka untuk melawan Belanda, tetapi pada tahun 1838 mereka berhasil ditaklukkan.
6. Perang Aceh (1873-1904)
Perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda berlangsung sangat lama dan dikenal sebagai salah satu perang kolonial terbesar di Indonesia. Perang ini dipimpin oleh para pemimpin seperti Sultan Alauddin Muhammad Daud Syah dan Cut Nyak Dhien. Belanda mengalami kesulitan besar dalam menaklukkan Aceh, tetapi dengan taktik militer modern, mereka akhirnya berhasil menguasai wilayah ini meskipun perlawanan rakyat Aceh terus berlangsung dalam bentuk gerilya.
Baca juga: Latar Belakang G30S PKI