Home » IPS Kelas 8 » Pengaruh Pendudukan Jepang terhadap Pergerakan Kebangsaan
Pengaruh Pendudukan Jepang terhadap Pergerakan Kebangsaan

Pengaruh Pendudukan Jepang terhadap Pergerakan Kebangsaan

Pengaruh Pendudukan Jepang terhadap Pergerakan Kebangsaan, Jepang mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia. Mereka tidak menunjukkan niat jahatnya kepada bangsa Indonesia. Bagaimana upaya Jepang menarik simpati bangsa Indonesia? 

Untuk meraih simpati rakyat Indonesia, penjajah Jepang melakukan propaganda sebagai berikut.

  1. Mengaku sebagai “saudara tua” yang akan membebaskan Asia dari penindasan bangsa Barat.
  2. Mempropagandakan semboyan “Tiga A”. a. Jepang Pemimpin Asia. b. Jepang Pelindung Asia. c. Jepang Cahaya Asia.
  3. Menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia. Bentuk kemudahan tersebut meliputi kemudahan dalam beribadah, mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan bendera Jepang, menggunakan bahasa Indonesia, dan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”.

Namun, kemudahan tersebut hanyalah janji manis Jepang. Sebagai penjajah, Jepang justru lebih kejam menindas bangsa Indonesia. Jepang melakukan beberapa kebijakan terhadap negara jajahan di Indonesia.

Program yang paling mendesak bagi Jepang adalah mengerahkan seluruh sumber daya yang ada di Indonesia untuk tujuan perang. Beberapa kebijakan tersebut sebagai berikut.

Organisasi Sosial

Membentuk Organisasi-Organisasi Sosial, berikut organisasi sosial yang dibentuk oleh Jepang.

a. Gerakan Tiga A

Gerakan Tiga A dipimpin oleh Mr. Syamsuddin. Ia merupakan bekas tokoh Parindra. Tujuan gerakan Tiga A adalah meraih simpati penduduk dan tokoh masyarakat. Sayangnya, gerakan ini kurang berhasil sehingga Jepang membentuk organisasi yang lebih menarik.

b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)

Putera didirikan pada 1 Maret 1943 sebagai ganti gerakan Tiga A. Putera dipimpin oleh tokoh-tokoh nasional yang sering disebut empat serangkai, yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara.

Putera cukup diminati oleh kalangan tokoh pergerakan Indonesia. Pemerintah Jepang kurang puas dengan kegiatan Putera sebab para tokoh Putera memanfaatkan organisasi ini untuk melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh perjuangan. Akhirnya, Putera dibubarkan.

c. Jawa Hokokai

Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Jawa) dibentuk pada 1944. Kegiatan ini langsung di bawah pengawasan para pejabat Jepang. Tujuan pokoknya adalah menggalang dukungan untuk rela berkorban demi pemerintah Jepang.

Juga mempunyai tugas untuk mengerahkan rakyat mengumpulkan padi, besi tua, dan barangbarang berharga lainnya. Selain itu, rakyat juga ditugaskan untuk menanam jarak. 

d. Masyumi

Islam adalah penduduk mayoritas bangsa Indonesia. Jepang merasa harus dapat menarik hati golongan ini. Untuk itu, pada tahun 1943 Jepang membubarkan Majelis Islam A’la Indonesia dan menggantikannya dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Masyumi dipimpin oleh K.H. Hasyim Ashari dan K.H. Mas Mansyur.

Organisasi Semimiliter

Pembentukan Organisasi Semimiliter, organisasi semimiliter yang dibentuk oleh Jepang sebagai berikut.

a. Seinendan

Seinendan (Organisasi Barisan Pemuda) dibentuk pada 9 Maret 1943. Tujuannya adalah memberikan bekal bela negara agar siap mempertahankan tanah airnya. Maksud Jepang adalah membantu menghadapi tentara Sekutu.

b. Fujinkai 

Fujinkai merupakan himpunan kaum wanita di atas lima belas tahun untuk latihan semimiliter. Fujinkai banyak ditugaskan di dapur umum.

c. Keibodan

Keibodan merupakan barisan pembantu polisi untuk laki-laki berumur 20-25 tahun.

d. Heiho

Heiho didirikan pada 1943. Organisasi ini merupakan organisasi prajurit pembantu tentara Jepang. Pada saat itu, Jepang sudah mengalami kekalahan di beberapa front pertempuran.

e. Pembela Tanah Air (PETA)

PETA didirikan pada 3 Oktober 1943. Organisasi ini merupakan pasukan bersenjata yang memperoleh pendidikan militer secara khusus dari Jepang. Kelak para eks-PETA mempunyai peran besar dalam bertempur melawan Jepang dan Belanda.

PETA didirikan pada 3 Oktober 1943. Organisasi ini merupakan pasukan bersenjata yang memperoleh pendidikan militer secara khusus dari Jepang. (ilustrasi foto/Tirto.ID)

Pengerahan Romusha

Untuk membantu perang dan melancarkan aktivitas Jepang, diperlukan bantuan tenaga yang lebih besar. Jepang melakukan rekrutmen anggota romusha yang dikerahkan untuk membangun jalan, kubu pertahanan, rel kereta api, jembatan, dan sebagainya. Romusha paling besar adalah dari Jawa yang dikirim ke luar Jawa, bahkan sampai di Malaya, Burma, dan Siam.

Baca juga Organisasi Bentukkan Militer Jepang pada masa Penjajahan

Pengaruh Pendudukan Jepang terhadap Pergerakan Kebangsaan. Sebagian besar romusha adalah penduduk yang tidak berpendidikan. Mereka terpaksa melakukan kerja rodi ini karena takut pada Jepang. Dalam bekerja, mereka diperlakukan seperti binatang. Makanan tidak terjamin, kesehatan sangat minim, sementara pekerjaan sangat berat. Ribuan rakyat Indonesia meninggal akibat romusha. 

Mendengar nasib romusha yang sangat menyedihkan, banyak pemuda yang meninggalkan kampungnya. Mereka takut akan dijadikan romusha. Akhirnya, banyak desa yang sebagian besar didiami kaum perempuan, orang tua, dan anak-anak. Kejahatan Jepang yang sangat menyakitkan adalah pemaksaan wanita-wanita untuk menjadi Jugun Ianfu (wanita tunasusila).

Eksploitasi Kekayaan Alam

Pengaruh Pendudukan Jepang terhadap Pergerakan Kebangsaan. Jepang tidak hanya menguras tenaga rakyat Indonesia. Pengerukan kekayaan alam dan harta benda yang dimiliki bangsa Indonesia jauh lebih kejam dari Belanda. Semua usaha yang dilakukan di Indonesia harus menunjang keperluan perang Jepang. Eksploitasi yang dilakukan oleh Jepang sebagai berikut.

  1. Jepang mengambil alih seluruh aset ekonomi Belanda dan mengawasi langsung pengusahaannya.
  2. Usaha perkebunan dan industri harus mendukung keperluan perang, seperti tanaman jarak untuk minyak pelumas.
  3. Rakyat wajib menyerahkan bahan pangan besar-besaran kepada Jepang. Jepang memanfaatkan Jawa Hokokai dan instansiinstansi pemerintah lainnya. Keadaan inilah yang semakin mendorong kesengsaraan rakyat.
  4. Dalam masa panen, rakyat wajib melakukan setor padi sehingga mereka hanya membawa pulang padi sekitar 20% dari panenan. Inilah yang membawa musibah kelaparan dan penyakit busung lapar di Indonesia. Banyak penduduk makan umbi-umbian liar, yang sebenarnya hanya pantas untuk makanan ternak.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top