Masuknya Jepang ke Indonesia pada abad ke 20, Jepang telah mengincar wilayah Indonesia, terutama sejak awal abad kedua puluh. Pada masa tersebut telah banyak bahan buatan Jepang yang dipasarkan di Indonesia. Kegiatan pemasaran juga disusupi kegiatan mata-mata tentara Jepang untuk menyelidiki kondisi penguasa Belanda di Indonesia.
Itulah sebabnya ketika Jepang menguasai Indonesia pada 1942, mereka tidak terlalu bingung untuk memetakan pemerintahan Indonesia. Sebenarnya, apa saja tujuan Jepang masuk ke Indonesia hingga akhirnya menguasai Indonesia? Berikut uraiannya.
Tujuan Pendudukan Jepang di Indonesia
Tujuan pendudukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut.
- Sebagai negara industri, Jepang sangat mengincar bahan baku industri yang banyak terdapat di Indonesia. Indonesia juga merupakan daerah pemasaran industri yang strategis bagi Jepang.
- Untuk menghadapi tentara Sekutu, Jepang harus menggalang kekuatan pasukannya dan mencari dukungan bangsa-bangsa Asia.
Proses pendudukan Jepang di Indonesia meliputi sebagai berikut.
a. Pendudukan Tarakan, Kalimantan
Masuknya Jepang ke Indonesia, Pada 8 Desember 1941 Jepang menyerang pangkalan militer AS di Pearl Harbour. Pada saat itu, Indonesia masih dikuasai Belanda. Gubernur Jenderal Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer di Indonesia menyatakan perang terhadap Jepang.
Setelah membombardir Pearl Habour, Hawaii, Jepang masuk ke negara-negara Asia dari berbagai pintu. Pada 11 Januari 1944, Jepang telah berhasil mendaratkan pasukannya di Pulau Tarakan KalimantanTimur.
Pada 12 Januari, komandan pasukan Belanda menyerah. Jepang kemudian menduduki kota minyak Balikpapan pada 24 Januari. Selanjutnya, Jepang menduduki kota-kota lain di Kalimantan.
b. Pendudukan Sumatra
Di Sumatra, Jepang telah berhasil mendaratkan pasukan pada 14 Februari. Palembang berhasil diduduki pada 16 Februari 1942. Selanjutnya, Jepang mengarahkan penyerangan ke Pulau Jawa yang merupakan pusat pemerintahan Belanda.
c. Belanda Menyerah di Pulau Jawa
Mulai awal Maret, Jepang telah mendaratkan pasukan-pasukannya di beberapa pelabuhan Jawa. Batavia berhasil dikuasai pada 5 Maret 1942. Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenbourgh telah mengungsi ke Bandung sejak akhir Februari 1942.
Jepang tinggal mengarahkan serangan ke Bandung. Jepang menyerang Bandung dari arah utara. Setelah melalu pertempuran sengit, akhirnya Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang Jawa Barat.
Serah terima ditandatangani oleh Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima Angkatan Perang Belanda) kepada Letnan Jenderal Imamura (pimpinan pasukan Jepang).
d. Bentuk Pemerintahan Militer Jepang
Setelah penyerahan pada 8 Maret 1942, secara resmi bangsa Indonesia di bawah kekuasaan Jepang. Selanjutnya, Jepang melakukan pembagian daerah pemerintahan di Indonesia.
Pemerintahan Jepang berbeda dengan Hindia Belanda. Pada zaman penjajahan Jepang, Indonesia diperintah oleh pemerintahan militer. Pemerintahan tersebut terbagi dalam tiga daerah pemerintahan sebagai berikut.
1) Pemerintahan Angkatan Darat (Tentara XXV) untuk Sumatra. Pusatnya di Bukittinggi. 2) Pemerintahan Angkatan Darat (Tentara XVI) untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta. 3) Pemerintahan Angkatan Laut (Armada Selatan II) untuk daerah Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku. Pusatnya di Makassar.
Baca juga Pengaruh Penjajahan Jepang pada Kehidupan Bangsa Indonesia
Dalam menjalankan pemerintahan di daerah pendudukan termasuk Indonesia, Jepang menggunakan sistem pemerintahan berdikari. Berdikari dapat diartikan sebagai berdiri sendiri.
Artinya, pemerintah pusat tidak banyak peranannya dalam upaya pemenuhan kebutuhan pasukan di daerah pendudukan. Dengan demikian, pemerintahan militer Jepang di Indonesia mempunyai keleluasaan untuk menerapkan sistem penjajahan.