Penjajahan Belanda di Indonesia yang berlangsung lebih dari tiga abad meninggalkan berbagai infrastruktur yang masih bertahan hingga kini. Infrastruktur tersebut mencakup jalan raya, jembatan, rel kereta api, sistem irigasi, serta bangunan-bangunan penting lainnya yang memainkan peran besar dalam perkembangan Indonesia modern. Artikel Warisan Infrastruktur Belanda di Indonesia akan membahas berbagai warisan infrastruktur yang dibangun pada masa kolonial dan dampaknya dalam kehidupan saat ini.
1. Jalan Raya dan Jembatan
Salah satu peninggalan terbesar dari Belanda adalah sistem jalan raya yang menjadi dasar jaringan transportasi darat di Indonesia. Pada masa kolonial, Belanda membangun jalan raya untuk mendukung kegiatan ekonomi, terutama dalam pengangkutan hasil bumi dan perkebunan ke pelabuhan. Contoh warisan jalan raya yang masih digunakan hingga saat ini adalah:
- Jalan Raya Pos (Grote Postweg) – Dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811), jalan ini membentang sepanjang lebih dari 1.000 km dari Anyer di Banten hingga Panarukan di Jawa Timur. Jalan ini menjadi jalur utama yang menghubungkan berbagai kota di Pulau Jawa.
- Jalan-jalan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya yang awalnya dibangun Belanda untuk kepentingan administrasi dan perdagangan.
Selain jalan raya, berbagai jembatan peninggalan Belanda juga masih berdiri kokoh, antara lain:
- Jembatan Merah (Surabaya) – Jembatan bersejarah yang menjadi saksi pertempuran besar antara pejuang Indonesia dan tentara Belanda pada tahun 1945.
- Jembatan Limpapeh (Padang) – Salah satu contoh arsitektur kolonial yang masih digunakan hingga saat ini.
2. Rel Kereta Api dan Stasiun
Sistem perkeretaapian di Indonesia juga merupakan warisan dari masa kolonial. Belanda membangun jaringan rel kereta api untuk mempercepat transportasi hasil perkebunan seperti kopi, teh, dan gula ke pelabuhan.
Beberapa jalur kereta api yang masih digunakan saat ini adalah:
- Jalur kereta api di Pulau Jawa – Dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) dan Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), jalur ini menghubungkan kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
- Jalur kereta api di Sumatra – Dibangun untuk kepentingan perkebunan dan pertambangan, terutama di Sumatra Utara dan Sumatra Selatan.
- Jalur kereta api di Sulawesi dan Kalimantan – Meskipun tidak sebanyak di Jawa dan Sumatra, Belanda juga sempat membangun beberapa jalur kereta di wilayah ini.
Stasiun-stasiun peninggalan Belanda yang masih beroperasi antara lain:
- Stasiun Jakarta Kota – Salah satu stasiun tertua yang masih berfungsi sebagai pusat transportasi di Jakarta.
- Stasiun Tawang (Semarang) – Dikenal dengan arsitektur kolonialnya yang khas.
- Stasiun Bandung – Salah satu stasiun penting di Jawa Barat yang dibangun pada era kolonial.
3. Pelabuhan dan Sistem Transportasi Laut
Belanda juga membangun berbagai pelabuhan yang menjadi pusat perdagangan dan transportasi maritim. Beberapa pelabuhan utama yang masih digunakan saat ini antara lain:
- Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta) – Pelabuhan terbesar di Indonesia yang awalnya dibangun pada akhir abad ke-19 untuk menggantikan Pelabuhan Sunda Kelapa.
- Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) – Pelabuhan utama di Jawa Timur yang dikembangkan pada era kolonial.
- Pelabuhan Belawan (Medan) – Salah satu pelabuhan tersibuk di Sumatra yang berperan dalam ekspor hasil perkebunan.
Sistem transportasi laut yang dibangun Belanda masih digunakan sebagai jalur distribusi utama barang dan komoditas di seluruh kepulauan Indonesia.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Dewan Revolusi di Indonesia?