Pertempuran Lima hari di Semarang dan Pertemuran Medan Area, Perlawanan masyarakat Semarang terhadap tentara Jepang atau sering disebut dengan istilah pertempuran lima hari di Semarang.
Diawali dari terbunuhnya Dr. Kariadi seorang dokter muda asal Semarang dan berbagai tindakan anarkis yang dilakukan oleh tentara tahanan Jepang yang coba melarikan diri dari tahanan yang kemudian mengakibatkan kekacauan di sekitar tempat tahanan tentara Jepang.
Upaya Tentara Jepang Mengambil Alih Kembali Kota Semarang
Tentara tahanan Jepang mencoba untuk mengambil alih kembali kota Semarang dari kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal tersebut tentu mengundang amarah masyarakat menimbulkan perlawanan rakyat Semarang terhadap tentara Jepang di berbagai daerah Semarang.
Berkenaan dengan adanya berita mengenai pemberian racun pada tandon air minum di Jln. Wungkal, seorang dokter muda asal Semarang tergerak hatinya untuk melakukan penelitian mengenai tandon yang sudah di racun tersebut.
Beliau bernama Drs. Kariadi yang pada waktu itu menjabat sebagai kepala laboratorium di RS Purusara Semarang. Dr. Kariadi segera berangkat ke tandon penampungan air di Jln Wungkal.
Diluar dugaan mobil yang ditumpangi bersama sopirnya dicegat oleh sekelompok tentara Jepang. Dr.Kariadi beserta sopir pribadinya ditembak ditempat. Berita kematian Dr Karia di membuat rakyat marah dan berhasil menangkap Jendral Nakamura.
Pengerangan Ke Pusat Kota
Pada tanggal 15 Oktober 1945, Mayor Kido meminta 100 tentara untuk melakukan penyerangan ke pusat kota mendengar berita penangkapan Jenderal Nakamura. Di Semarang juga terjadi penangkapan Mr. Wongsonegoro, Dr. Sukaryo, dan Sudanco Mirza Sidharta.
Tanggal 16 Oktober 1945 pertempuran terus berlanjut dan meluas ke berbagai penjuru kota. Pada tanggal 17 Oktober 1945 terjadi kesepakatan genjatan senjata, namun kesepakatan tersebut tidak bertahan lama.
Pada Tanggal 18 Oktober 1945 Jepang berhasil mematahkan serangan dari para pemuda dan memberikan perintah kepada pemuda untuk menyerahkan senjata yang mereka miliki, malam harinya para pemuda tidak mau menyerahkan senjatanya dan memilih melanjutkan untuk melawan Jepang.
Pada tanggal 19 Oktober 1945,disaat Jepang ingin menghancurkan Kota Semarang tiba-tiba datanglah tentara Sekutu di Pelabuhan Semarang dengan Kapal HMS Glenry, yang membuat Jepang kemudian menyerah sehingga berakhirlah pertempuran lima hari di Semarang.
Pertempuran Medan Area
Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945, rakyat Medan pada saat itu belum mengetahui dan mendengar informasi tersebut.
Hal itu disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang. Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan sekutu mendarat di Medan dibawah pimpinan T.E.D Kelly.Kedatangan pasukan sekutu diikuti oleh pasukan NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan.
Awalnya mereka diterima secara baik oleh pemerintahan RI di Sumatera Utara sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan tawanan perang (tentara Belanda). Akan tetapi, Inggris malah mempersenjatai mereka dan membentuk Medan Batalyon KNIL, yang terdiri atas seluruh tawanan yang telah dibebaskan dan dipersenjatai.
Latar Belakang Pertempuran Medan
Peristiwa itulah yang melatarbelakangi terjadinya pertempuran medan area, sehingga dalam pertempuran tersebut muncullah garis demarkasi yang berasal dari perundingan Linggarjati yang dilakukan antara RI dan serdadu Inggris yang kemudian dilanjutkan oleh serdadu Belanda.
Sebelum disahkankanya perundingan tersebut, Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area (batas resmi wilayah Medan) diberbagai sudut kota Medan.
Hal ini jelas menimbulkan reaksi bagi para pemuda untuk melawan kekuatan asing yang mencoba untuk berkuasa kembali. Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran terhadap kota Medan.Serangan ini menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak.
Baca juga Pengaruh Penjajahan Jepang pada Kehidupan Bangsa Indonesia
Pada bulan April 1946, Sekutu berhasil menduduki kota Medan. Pusat perjuangan rakyat Medan kemudian dipindahkan ke Pematang Siantar. Pada bulan Agustus 1946 telah dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area.
Kemudian komando inilah yang terus mengadakan serangan terhadap sekutu di wilayah Medan. Hampir diseluruh wilayah Sumatera terjadi perlawanan rakyat terhadap jepang, sekutu, dan Belanda.