Kebijakan Ekonomi Orde Lama
Dalam bidang ekonomi, Soekarno menerapkan kebijakan ekonomi terpimpin dengan menasionalisasi perusahaan asing dan meningkatkan peran negara dalam ekonomi. Namun, kebijakan ini justru memperparah kondisi ekonomi nasional.
1. Nasionalisasi Perusahaan Asing
Pada 1957, pemerintah mengambil alih perusahaan Belanda dan perusahaan asing lainnya. Meskipun bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi, kebijakan ini tidak berjalan efektif karena kurangnya tenaga ahli dan infrastruktur yang memadai.
2. Program Berdikari
Program ini menekankan kemandirian ekonomi nasional dengan membatasi impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Namun, keterbatasan teknologi dan sumber daya menyebabkan program ini kurang berhasil.
3. Hipereflasi dan Krisis Ekonomi
Pada pertengahan 1960-an, inflasi mencapai lebih dari 600% per tahun. Faktor penyebabnya meliputi:
- Pencetakan uang secara besar-besaran oleh pemerintah.
- Pengeluaran anggaran yang berlebihan untuk proyek-proyek besar seperti Monumen Nasional (Monas) dan Stadion Gelora Bung Karno.
- Kurangnya investasi asing akibat ketidakstabilan politik.
Akhir Kepemimpinan Soekarno
Krisis ekonomi dan politik pada tahun 1965–1966 mengakhiri pemerintahan Soekarno. Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965 menjadi titik balik yang mengubah struktur politik Indonesia.
1. G30S dan Dampaknya
Setelah peristiwa G30S, ketegangan politik meningkat antara kelompok pro-Soekarno dan militer yang dipimpin oleh Soeharto. Dalam situasi ini, Soekarno kehilangan dukungan politik dan militer.
2. Supersemar dan Peralihan Kekuasaan
Pada 11 Maret 1966, Soekarno menandatangani Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang memberikan wewenang kepada Soeharto untuk mengambil tindakan guna mengamankan negara. Ini menandai awal transisi kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru.
3. Pengunduran Diri Soekarno
Pada tahun 1967, Soekarno resmi dicopot dari jabatannya sebagai presiden oleh MPRS dan digantikan oleh Soeharto sebagai pemimpin baru Indonesia.
Kesimpulan
Peran Presiden Soekarno dalam Orde Lama memainkan peran utama dalam membentuk Indonesia pada masa Orde Lama melalui kebijakan Demokrasi Terpimpin dan semangat revolusi. Namun, kebijakan ekonomi yang tidak stabil serta konfrontasi politik yang berkepanjangan menyebabkan krisis nasional yang akhirnya mengakhiri kepemimpinannya. Meskipun demikian, gagasan dan warisan politik Soekarno masih memiliki pengaruh besar dalam sejarah Indonesia hingga saat ini.
Baca juga: Pengertian Orde Lama, Orde Baru, & Reformasi
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa yang dimaksud dengan Demokrasi Terpimpin?
- Demokrasi Terpimpin adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan eksekutif terpusat pada presiden dengan peran partai politik yang dibatasi.
2. Apa tujuan utama dari Manipol Usdek?
- Manipol Usdek bertujuan untuk memberikan pedoman ideologi dalam politik, ekonomi, dan sosial budaya Indonesia.
3. Mengapa ekonomi Indonesia mengalami hipereflasi pada masa Orde Lama?
- Karena pencetakan uang berlebihan, pengeluaran anggaran yang tidak terkendali, dan kebijakan ekonomi yang tidak efektif.
4. Apa dampak dari peristiwa G30S terhadap kepemimpinan Soekarno?
- Peristiwa G30S melemahkan posisi politik Soekarno dan mempercepat peralihan kekuasaan ke Soeharto.
5. Apa warisan terbesar Soekarno bagi Indonesia?
- Nasionalisme, semangat anti-kolonialisme, dan gagasan Trisakti yang masih relevan hingga saat ini.