Mekanisme kebudayaan merupakan interaksi antara empat unsur dalam suatu kegiatan pembangunan. Pertama adalah anthropos, kedua ethnos, ketiga techne dan keempat oikos.
Anthropos
Anthropos adalah manusia sebagai individu yang merupakan subjek dan aktor sentral, yang sekaligus sumber kegiatan maupun tujuan pembangunan itu sendiri, karena pengertian pembangunan adalah pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Pembangunan pada hakekatnya adalah realisasi manusia dalam menciptakan lingkungan hidup yang manusiawi atau berbudaya.
Lingkungan yang manusiawi adalah lingkungan yang bermakna dalam kehidupan manusia. Dengan demikian, pembangunan tidak hanya bersifat material, melainkan juga bersifat rohaniah atau spiritual.
Mekanisme kebudayaan merupakan interaksi, dalam konteks pembangunan Indonesia, pembangunan adalah realisasi dari nilai-nilai Pancasila yang bertitik sentral manusia yang dimuliakan oleh Tuhan, karena manusia adalah sebuah mahkluk yang sempurna.Â
Ethnos
Ethnos adalah komunitas atau kelompok manusia, yang berarti bahwa pembangunan merupakan bentuk hubungan interaksi antara sesama manusia, sebagai keluarga besar yang bernama masyarakat.
Oleh karenanya sifat pembangunan adalah kekeluargaan atau gotong royong; ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Komunitas adalah realitas yang harus diakui, karena manusia pada hekakatnya adalah homo-socius, makhluk bermasyarakat.
Di satu pihak, kumpulan individu membentuk masyarakat, tetapi sebaliknya, masyarakat juga membentuk individu.
Tapi dalam pengertian kebudayaan, individu dalam falsafah kekekuargaan adalah subjek yang memiliki individualitas. Individu adalah suatu ego, yaitu kepribadian yang kritis, rasional, menyadari harga diri.
Tetapi, dalam hidup berkeluarga, individu tidak boleh bersikap egois, yaitu mementingkan diri sendiri atau bebas yang tidak menghiraukan kebebasan orang lain. Dengan perkataan lain setiap individu menyadari jati dirinya yang merupakan kehormatan (honour) baginya.
Techne
Techne adalah alat untuk mengolah alam dan masyarakat. Techne adalah bagian dari benda kebudayaan yang bersumber dari manusia sebagai mahkluk yang bermain (homo luden) atau makhluk yang membuat dan memakai alat (a tool making and using animal).
Jadi alat adalah perantara atau kepanjangan tangan manusia dalam mengolah lingkungannya. Techne terdiri dari dua macam. Pertama yang bersifat fisik. Dari teknik itulah berkembang teknologi yang merupakan sistem peralatan.
Kedua bersifat sosial, yang disebut organisasi. Keduanya bekerja melalui proses yang sama, yaitu berawal dari masukan (input), berproses melalui thoughtput dan akhirnya menghasilkan output, atau produk akhir.
Dalam perkembangan teknologi sebagai sistem peralatan, seringkali manusia menjadi budak dari teknologi dan lembaga-lembaga yang dipakai. Padahal dalam rangka kebudayaan, teknologi dan sistem kelembagaan itu harus bisa dijinakkan guna melayani kebutuhankebutuhan manusia.
Oikos
Oikos adalah universum kosmis atau ruang hidup dan yang terdekat disebut juga lingkungan hidup atau ekologi. Dalam lingkungan hidup itulah manusia menjalankan proses pembudayaan dengan merubah alam menjadi budaya.
Dalam hal ini perlu diingat bahwa manusia adalah merupakan bagian, yaitu merupakan mikrokosmis dari alam semesta. Hal ini mengharuskan manusia untuk hidup bersama. Namun begitu, manusia dengan teknologi dan organisasinya sering terjerumus dalam eksploitasi yang merusak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Baca juga Kebudayaan sebagai Peradaban manusia di muka bumi
Karena itu maka dalam berkebudayaan, manusia, selain memanfaatkan alam, juga mampu melestarikannya dan yang telah dirusak harus bisa dipulihkan kembali. Sebab dampak kerusakan lingkungan akan mengakibatkan bencana bagi kehidupan manusia sendiri.
Perlu diingat bahwa sistem ekologi merupakan satu kesatuan. Kerusakan pada bagian yang satu akan berdampak bagi bagian lainnya, sehingga berkebudayaan berarti juga memelihara ekosistem.