Sejarah

Manusia praaksara homo lebih sempurna dari yang lainnya

Manusia praaksara homo lebih sempurna dari kedua jenis manusia praaksara jika dibandingkan dengan jenis manusia pra aksara meganthropus maupun pithecanthropus.

Manusia praaksara homo, hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu. Secara fisik manusia pra aksara jenis homo ini sudah lebih maju dan sempurnya karena sudah mirip dengan manusia modern sekarang ini.

Secara kualitatif, tingkat kecerdasannya sudah lebih tinggi karena sudah mampu menggunakan alat-alat dari batu, tulang dan tanduk binatang.

Contoh alat-alat perkakas yang mereka gunakan dari batu berupa berbagai jenis kapak, alat-alat serpih (flakes). Sedangkan alat dari tulang berupa alat penusuk (belati), ujung tombak, dan alat pengorek ubi serta keladi.

Di samping itu ada alat-alat berburu berupa mata tombak yang terbuat dari tulang ikan pari. Adapun alat-alat yang terbuat dari tanduk berupa tanduk menjangan atau rusa yang diruncingkan.

Kemampuan Berburu

Untuk kemapuan berburu mereka sudah menganal alat untuk berburu agar lebih efektif dan efesian. Seperti menggunakan mata panah, tombak dan pemukul. jenis kapak batu, alat pelempar dari batu, alat perimbas dari tulang atau tanduk.

Hasil buruan mereka di bawa pulang untuk di kuliti dengan alat serpih. Seteah dikuliti lalu di bakar. Kemampuan inilah yang merupakan teknologi memasak tingkat dasar yang mereka dikuasai.

Demikian juga dengan jenis umbi-umbian yang mereka makan juga sudah dimasak/dibakar. Penguasaan api juga sudah mereka kuasai. Meskipun demikian, manusia pra aksara jenis homo ini masih hidup berpindah – pindah (nomaden).

Baca juga Jenis Manusia Pra Aksara di Indonesia

Mereka hidup berpindah bergantung pada persediaan makanan yang ditemukan didalam sekitanya (food gathering). Adapun secara umum ciri-cirinya manusia homo adalah sebagai berikut : a) Sudah berdiri tegak dan cara berjalannya lebih sempurna. b) Tinggi sekitar 130 -210 cm c) Volume otaknya antara 1000 cc – 1200 cc. d) muka tidak menonjol ke depan, otot tengkuk menyusut.

Membaca Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button