IPS Kelas 10Sejarah

Kompromi Jepang Indonesia tertuang dalam piagam Jakarta

Kompromi Jepang Indonesia tertuang dalam piagam Jakarta. Akhirnya, mereka menyetujui suatu kompromi yang disebut Piagam Jakarta yang menyebutkan bahwa negara akan didasarkan atas “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya”.

Kata syariat islam dalam Piagam Jakarta ditengarai akan menjadi sumber pertentangan-pertentangan sengit di masa mendatang antara pemeluk agama Islam dan negara, demikian halnya dengan pemeluk agama non-islam.

Badan tersebut mengakhiri tugasnya dengan merancang konstitusi pertama Indonesia yang menghendaki sebuah republik kesatuan dengan jabatan kepresidenan yang sangat kuat, dan dengan menetapkan bahwa negara baru tersebut tidak hanya akan meliputi Indonesia saja tetapi juga Malaya dan wilayah-wilayah Inggris di Kalimantan (Borneo).

Jepang sepakat kemerdekaan harus diberikan

Kompromi Jepang Indonesia. Pada bulan Juli 1945 semua unsur di kalangan orang-orang Jepang sepakat bahwa kemerdekaan harus diberikan kepada Indonesia dalam waktu beberapa bulan.

Pada akhir bulan Juli para pemimpin Sekutu di Potsdam mengeluarkan tuntutan agar Jepang menyerah tanpa syarat. Jepang tidak dapat lagi memikirkan tentang kemenangan ataupun tindakan mempertahankan wilayah-wilayah pendudukannya.

Tujuannya di Indonesia kini adalah membentuk sebuah negara yang merdeka dalam rangka mencegah berkuasanya kembali lawan, yaitu Belanda.

Pada akhir bulan Juli angkatan darat dan angkatan laut Jepang mengadakan suatu pertemuan di Singapura guna merencanakan pengalihan perekonomian ke tangan bangsa Indonesia.

Jepang memutuskan Jawa diberi kemerdekaan September 1945

Jepang memutuskan bahwa Jawa akan diberi kemerdekaan pada awal bulan September, sedangkan daerah-daerah lainnya segera menyusul.

Pada tanggal 6 Agustus bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima yang menewaskan sedikitnya 78.000 orang. Hari berikutnya keanggotaan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia diumumkan di Jakarta.

Lembaga tersebut beranggotakan wakil-wakil dari Jawa maupun dari daerah luar Jawa, didominasi oleh generasi tua, dan dijadwalkan mengadakan pertemuan pada tanggal 19 Agustus.

Pada tanggal 9 Agustus bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki dan pihak Soviet menyerbu Manchuria. Pada hari itu, karena tampak pihak Jepang akan menyerah, Sukarno, Hatta, dan Radjiman terbang ke Saigon untuk menemui Panglima Wilayah Selatan, Panglima Tertinggi Terauchi Hisaichi, yang mereka temui di Dalat pada tanggal 11 Agustus.

Baca juga Bangsa Indonesia banyak menjadi pejabat masa pendudukan Jepang

Kepada mereka Terauchi menjanjikan kemerdekaan bagi seluruh bekas wilayah Belanda, tetapi memveto penggabungan Malaya dan wilayah-wilayah Inggris di Kalimantan. Sukarno ditunjuk sebagai Ketua Panitia Persiapan tersebut dan Hatta sebagai wakil ketua. Pada tanggal 14 Agustus Sukarno dan rekan-rekannya tiba kembali di Jakarta.

Gambar 84a. Tanggal 6 Agustus bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima (ilustrasi foto/DW)

Membaca Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button