Kerusakan Lingkungan karena Faktor Manusia
Kerusakan Lingkungan karena Faktor Manusia, Telitilah lingkungan sekitarmu! Saat ini, banyak lingkungan yang rusak akibat ulah manusia dalam mengelola sumber alam! Kerusakan lingkungan semakin muncul sejak tahun 1970-an.
Salah satu permasalahan lingkungan, misalnya kerusakan lingkungan dan pencemaran. Faktor penyebabnya adalah ledakan populasi manusia, kemajuan teknologi, dan industrialisasi.
Kerusakan lingkungan dan pencemaran itulah yang mengakibatkan perubahan lingkungan. Berikut ini beberapa kerusakan lingkungan karena faktor manusia.
a. Kerusakan Lingkungan Tanah
Kerusakan lingkungan tanah terjadi karena di dalam pembuangan sampah terdapat berbagai bahan yang tidak dapat hancur dalam tanah, seperti bahan bekas plastik, botol, atau bahan-bahan yang tidak mudah hancur.
Kerusakan juga terjadi karena penggunaan pupuk pestisida dalam pertanian dan hasil buangan, misalnya dari industri (bahan-bahan kimia tertentu, terutama logam berat dan minyak), limbah pemukiman (bahan organik dan bakteri patogen), limbah pertanian (pupuk dan pestisida), dan limbah buangan dari rumah tangga.
b. Kerusakan Lingkungan Hutan
Kerusakan lingkungan hutan terjadi akibat penebangan hutan yang dilakukan secara legal dan ilegal serta tidak disertai penanaman kembali (reboisasi) menyebabkan kerusakan lingkungan hingga menimbulkan malapetaka, misalnya banjir di Bohorok Sumatra Utara dan Jawa Timur.
Kerusakan juga terjadi akibat pertanian berpindah, seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Penduduk membuka lahan pertanian dan setelah beberapa tahun digarap kemudian ditinggalkan. Adakalanya membuka usaha lahan pertanian dilakukan melalui pembakaran hutan hingga merusak ekosistem yang ada di dalamnya.
c. Kerusakan Lingkungan Laut
Kerusakan lingkungan laut terjadi karena penebangan hutan bakau menyebabkan kerusakan di pantai. Akibatnya, erosi pantai dan hasil erosi akan menutup terumbu karang.
Hilangnya hutan bakau berarti hilang pula lumpur bakau sebagai tempat hidup jenis ikan tertentu. Kerusakan lingkungan laut dapat terjadi karena pemanfaatan lingkungan laut yang tidak rasional. Kehidupan laut di beberapa daerah laut Indonesia sudah banyak yang tercemar.
Misalnya, penangkapan ikan secara berlebihan dengan menggunakan bahan peledak dan pembuangan limbah industri di laut akan merusak ekosistem di laut. Pengambilan batu karang dan pasir yang tak terkendali menyebabkan erosi pantai. Demikian pula pengikisan pantai yang terjadi di daerah Sengkidu Bali disebabkan oleh pengambilan kapur dengan bahan peledak.
d. Kerusakan Lingkungan Kota
Kerusakan lingkungan kota terjadi akibat pembuangan sampah sembarangan oleh penduduk. Akibatnya mudah terjadi banjir (air tergenang) akibat saluran air yang macet.
e. Kerusakan Lingkungan Desa
Kerusakan lingkungan desa terjadi akibat pertumbuhan penduduk. Hal ini menyebabkan terjadinya pembukaan lahan untuk kebutuhan penduduk. Misalnya, pembukaan hutan hingga terjadi erosi, juga penggunaan pestisida dalam pertanian. Erosi mengakibatkan kesuburan tanah berkurang dan terjadi pendangkalan sungai.
f. Kerusakan Lingkungan Udara
Kerusakan lingkungan udara atau lebih tepat pencemaran udara terjadi akibat udara terkontaminasi atau masuknya zat kimia ke udara. Pencemaran udara terjadi karena pembakaran minyak bumi, gas buangan industri, pembakaran hutan, debu beracun, logam racun, dan debu letusan gunung berapi.
Akibat adanya aktivitas manusia maka pencemaran lingkungan pasti terjadi. Manusia hanya dapat mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian manusia terhadap lingkungan agar tidak tercemar.
Pencemaran dapat terjadi jika sudah melebihi daya dukung lingkungan. Misalnya, asap buangan industri kecil ke udara tidak akan menimbulkan pencemaran. Tetapi, bila asap buangan banyak maka udara akan tercemar karena daya lenting lingkungan tidak dapat membersihkan udara yang kotor.
Dampak dari kerusakan lingkungan dan pencemaran dapat dirasakan secara global. Misalnya, pembangunan rumah kaca. Di kota-kota besar dunia, dibangun rumah kaca karena lebih murah dan lebih cepat membuatnya.
Semakin banyak rumah kaca, panas yang dipancarkan sinar matahari dipantulkan kembali ke angkasa. Panas ini menyebabkan suhu udara di bumi memanas. Hal itu akan dirasakan secara global. Isu tentang pemanasan global ini dirundingkan dalam konferensi lingkungan hidup di Bali tahun 2008.
Masalah lingkungan yang paling utama dihadapi dunia menurut Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah perubahan iklim. Perubahan iklim ini dipengaruhi oleh pemanasan global, yaitu gas-gas yang dikeluarkan industri, kendaraan, dan rumah kaca.
Baca juga Iklim di Indonesia berkaitan erat dengan Lokasi Indonesia
Pemanasan suhu bumi ini terjadi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama hingga dampaknya terasa sangat lama. Masalah lain yang dihadapi dunia dalam lingkungan ini, antara lain kelangkaan dan polusi air, penebangan hutan, pencemaran, pembuangan sampah, dan gangguan ekosistem.
Masalah-masalah ini akan dihadapi masyarakat dunia hingga bangsa-bangsa di dunia melakukan pertemuan secara rutin yang disebut Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit). Hasil dari konferensi digunakan masyarakat dunia untuk menyelamatkan dunia.