Home » Sejarah » Benteng-Benteng Belanda di Indonesia: Saksi Bisu Era Kolonialisme
Posted in

Benteng-Benteng Belanda di Indonesia: Saksi Bisu Era Kolonialisme

Benteng-Benteng Belanda di Indonesia: Saksi Bisu Era Kolonialisme (ft.istimewa)
Benteng-Benteng Belanda di Indonesia: Saksi Bisu Era Kolonialisme (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Selama lebih dari 350 tahun masa penjajahan, Belanda membangun berbagai infrastruktur strategis di wilayah Nusantara. Salah satu bentuk warisan yang paling kuat dan nyata hingga kini adalah benteng-benteng kolonial. Benteng-benteng ini dibangun untuk mempertahankan kekuasaan Belanda dari serangan musuh, termasuk bangsa pribumi dan negara kolonial lain seperti Inggris dan Portugis.

Sebagai saksi bisu era kolonialisme, benteng-benteng Belanda tersebar di berbagai daerah strategis Indonesia. Sebagian besar dibangun di wilayah pesisir, pelabuhan, dan pusat perdagangan rempah-rempah. Meski banyak yang sudah rusak dimakan usia, tidak sedikit yang masih berdiri kokoh dan menjadi objek wisata sejarah maupun edukasi.


Fungsi Benteng pada Masa Kolonial

Benteng kolonial Belanda tidak hanya berfungsi sebagai tempat perlindungan militer. Lebih dari itu, benteng memiliki berbagai peran penting, seperti:

  • Pusat pertahanan terhadap serangan eksternal (bangsa Eropa lain, perompak, atau kerajaan lokal).
  • Markas militer dan tempat penyimpanan senjata.
  • Simbol kekuasaan dan dominasi Belanda atas wilayah tertentu.
  • Tempat tinggal pejabat militer atau administrator kolonial.
  • Gudang logistik dan pusat kendali jalur dagang.

Karakteristik Arsitektur Benteng Belanda

Benteng Belanda dibangun dengan memperhatikan aspek strategis dan pertahanan yang kokoh. Beberapa ciri khas arsitekturnya meliputi:

  • Bentuk segi empat atau bintang (star fort) dengan menara penjagaan di setiap sudut.
  • Dinding tebal dari batu karang, batu bata, atau batu gunung.
  • Lubang-lubang meriam dan pengintai pada dinding.
  • Gerbang besar dan tinggi dengan lambang VOC atau Pemerintah Hindia Belanda.
  • Terdapat barak, gudang senjata, dan kadang ruang tahanan di dalamnya.

Lokasi benteng umumnya berada di tepi laut, bukit strategis, atau dekat jalur perdagangan penting.


Benteng-Benteng Belanda Terkenal di Indonesia

1. Benteng Rotterdam (Fort Rotterdam) – Makassar, Sulawesi Selatan

Awalnya dibangun oleh Kerajaan Gowa pada abad ke-17, kemudian direbut dan diperluas oleh Belanda menjadi Fort Rotterdam. Benteng ini menjadi pusat pemerintahan VOC di wilayah Indonesia timur. Kini menjadi museum dan pusat kebudayaan.

2. Benteng Vastenburg – Surakarta, Jawa Tengah

Dibangun sekitar tahun 1745 untuk mengontrol aktivitas keraton Kasunanan Surakarta. Benteng ini berada di tengah kota dan kini sering digunakan sebagai lokasi acara seni dan budaya.

3. Benteng Oranje – Ternate, Maluku Utara

Merupakan markas VOC pertama di wilayah Maluku. Dibangun tahun 1607, benteng ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat penting. Sebagian masih berdiri dan bisa dikunjungi.

4. Benteng Speelwijk – Banten

Dibangun tahun 1681 oleh Gubernur Jenderal Cornelis Speelman. Lokasinya dekat dengan Pelabuhan Banten Lama, sebagai pengendali arus perdagangan dan pertahanan terhadap Kesultanan Banten.

5. Benteng Belgica – Banda Neira, Maluku Tengah

Benteng berbentuk bintang lima ini dibangun di atas bukit strategis untuk mengawasi Pulau Banda yang kaya pala. Dari benteng ini, Belanda mengontrol perdagangan rempah-rempah dunia.

6. Benteng Van der Wijck – Gombong, Jawa Tengah

Unik karena dibangun dengan bata merah dan bentuk simetris. Benteng ini dulunya digunakan untuk pelatihan militer KNIL. Kini menjadi tempat wisata edukatif.


Fungsi Baru Benteng di Era Modern

Seiring berjalannya waktu, benteng-benteng peninggalan Belanda mulai kehilangan fungsi militernya. Namun, banyak yang kini dialihfungsikan menjadi:

  • Museum sejarah atau situs edukasi (seperti Benteng Rotterdam).
  • Objek wisata heritage dengan pemandangan menarik (seperti Benteng Belgica).
  • Lokasi kegiatan seni dan budaya (seperti Benteng Vastenburg).
  • Cagar budaya nasional yang dilindungi oleh pemerintah.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Nasakom?


Tantangan Pelestarian Benteng Kolonial

Pelestarian benteng-benteng bersejarah tidak mudah. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:

  • Kerusakan alami akibat cuaca dan usia bangunan.
  • Kurangnya anggaran untuk renovasi dan konservasi.
  • Alih fungsi yang tidak sesuai dengan nilai sejarah.
  • Kurangnya kesadaran masyarakat lokal terhadap nilai sejarah benteng.

Meski demikian, berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah daerah, dan komunitas sejarah untuk menyelamatkan dan memanfaatkan benteng sebagai sarana edukatif.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.