Home » Sejarah » Perjanjian Linggarjati (15 November 1946): Sejarah, Isi, dan Dampaknya
Posted in

Perjanjian Linggarjati (15 November 1946): Sejarah, Isi, dan Dampaknya

Perjanjian Linggarjati (15 November 1946): Sejarah, Isi, dan Dampaknya (ft/istimewa)
Perjanjian Linggarjati (15 November 1946): Sejarah, Isi, dan Dampaknya (ft/istimewa)

Perjanjian Linggarjati (15 November 1946) adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari Belanda. Perjanjian ini ditandatangani pada 15 November 1946 dan merupakan hasil negosiasi antara Republik Indonesia dan Belanda yang difasilitasi oleh Inggris. Perjanjian ini memiliki dampak besar terhadap hubungan Indonesia-Belanda serta perkembangan politik di Indonesia pada masa itu.

Latar Belakang Perjanjian Linggarjati

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Belanda berusaha kembali menguasai Indonesia dengan mengklaim bahwa mereka masih memiliki hak atas wilayah Nusantara. Upaya Belanda ini menimbulkan konflik bersenjata yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda.

Namun, tekanan internasional dan diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia membuat Belanda setuju untuk melakukan perundingan. Inggris, yang bertindak sebagai mediator, mengusahakan jalan damai melalui perundingan yang berlangsung di Linggarjati, sebuah daerah di Jawa Barat.

Proses Perundingan

Perundingan Linggarjati berlangsung dari 11 hingga 15 November 1946, dengan perwakilan dari Republik Indonesia, Belanda, dan Inggris sebagai mediator. Pihak Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir, sementara pihak Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn. Dari pihak Inggris, Lord Killearn bertindak sebagai mediator.

Setelah perundingan yang cukup alot, kedua belah pihak akhirnya mencapai kesepakatan yang dikenal sebagai Perjanjian Linggarjati. Perjanjian ini kemudian ditandatangani secara resmi pada 15 November 1946 dan diratifikasi pada 15 Desember 1946.

Isi Perjanjian Linggarjati (15 November 1946)

Perjanjian Linggarjati memiliki beberapa poin utama yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak, yaitu:

  1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia yang meliputi Jawa, Sumatra, dan Madura.
  2. Republik Indonesia dan Belanda sepakat untuk bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat (NIS), yang akan terdiri dari Republik Indonesia dan beberapa negara bagian lain.
  3. Pembentukan NIS harus selesai paling lambat pada 1 Januari 1949.
  4. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam bidang ekonomi dan militer.
  5. Belanda harus menarik pasukannya secara bertahap dari wilayah yang diakui sebagai bagian dari Republik Indonesia.

Dampak Perjanjian Linggarjati

Meskipun Perjanjian Linggarjati merupakan kemenangan diplomasi bagi Indonesia, namun perjanjian ini juga menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif.

Dampak Positif
  1. Pengakuan de facto oleh Belanda: Perjanjian ini menandai pertama kalinya Belanda mengakui wilayah Republik Indonesia secara de facto.
  2. Dukungan Internasional: Dengan adanya perjanjian ini, Indonesia mendapatkan simpati dan dukungan lebih banyak dari negara-negara lain, termasuk Inggris dan Amerika Serikat.
  3. Upaya Perdamaian: Perjanjian ini membuka jalan bagi negosiasi lebih lanjut dan menghindari konflik bersenjata yang lebih besar.
Dampak Negatif
  1. Wilayah yang terbatas: Belanda hanya mengakui wilayah Republik Indonesia meliputi Jawa, Sumatra, dan Madura, sementara daerah lainnya masih berada di bawah kendali Belanda.
  2. Tidak Bertahan Lama: Perjanjian ini akhirnya gagal karena Belanda melancarkan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947.
  3. Penolakan dari Kelompok Nasionalis: Banyak tokoh nasionalis dan rakyat Indonesia yang tidak puas dengan perjanjian ini karena dianggap terlalu menguntungkan Belanda.

Baca juga: Perundingan Renville 17 Januari 1948 di Kapal Milik Amerika Serikat

Pembatalan dan Akibatnya

Meskipun Perjanjian Linggarjati telah ditandatangani dan diratifikasi, ketidakpuasan dari kedua belah pihak menyebabkan perjanjian ini tidak bertahan lama. Belanda menganggap bahwa Republik Indonesia tidak sepenuhnya mematuhi isi perjanjian, sementara Indonesia melihat Belanda tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan komitmennya.

Ketegangan ini memuncak pada 21 Juli 1947 ketika Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda I, yang secara efektif membatalkan Perjanjian Linggarjati. Tindakan ini mendapatkan kecaman internasional, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang kemudian mengupayakan perundingan baru melalui Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948.

Baca juga: Perundingan Linggarjati – Ensiklopedia

Kesimpulan

Perjanjian Linggarjati merupakan langkah penting dalam sejarah diplomasi Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Meskipun memiliki dampak positif, perjanjian ini akhirnya gagal karena ketidakjujuran Belanda dalam menjalankan kesepakatan. Peristiwa ini menunjukkan bahwa perjuangan diplomasi dan militer berjalan beriringan dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa tujuan utama Perjanjian Linggarjati?

Tujuan utama Perjanjian Linggarjati adalah untuk mencapai kesepakatan antara Indonesia dan Belanda mengenai pengakuan wilayah Republik Indonesia serta langkah-langkah menuju pembentukan Negara Indonesia Serikat.

2. Siapa yang terlibat dalam Perjanjian Linggarjati?

Perjanjian ini melibatkan Republik Indonesia yang diwakili oleh Sutan Sjahrir, Belanda yang diwakili oleh Prof. Schermerhorn, dan Inggris sebagai mediator yang diwakili oleh Lord Killearn.

3. Apa saja isi utama Perjanjian Linggarjati?

Isi utama perjanjian ini meliputi pengakuan de facto wilayah Republik Indonesia (Jawa, Sumatra, Madura), pembentukan Negara Indonesia Serikat, dan penarikan pasukan Belanda secara bertahap.

4. Mengapa Perjanjian Linggarjati gagal?

Perjanjian ini gagal karena Belanda tidak sepenuhnya melaksanakan isi perjanjian dan melancarkan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947, yang mengakibatkan konflik bersenjata kembali terjadi.

5. Apa dampak dari Perjanjian Linggarjati?

Dampak positifnya adalah pengakuan internasional terhadap Indonesia, namun dampak negatifnya adalah pembatasan wilayah Republik Indonesia dan kekecewaan dari kelompok nasionalis terhadap hasil perjanjian tersebut.

6. Apa yang terjadi setelah Perjanjian Linggarjati gagal?

Setelah perjanjian ini gagal, Belanda melancarkan Agresi Militer I, yang menyebabkan perundingan baru yang menghasilkan Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.