IPS Kelas 8Sejarah

Perkembangan Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Nasionalisme Indonesia

Perkembangan Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Nasionalisme Indonesia. Secara bertahap, pada abad XX kesempatan memperoleh pendidikan bagi rakyat Indonesia semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan baru pemerintah Hindia Belanda melalui Politik Etis. Selain itu, perkembangan pendidikan sektor swasta juga semakin besar. Bagaimana perkembangan pendidikan pada awal abad XX? Mari kita pelajari bersama. 

a. Politik Etis Tahun 1902

Politik kolonial liberal yang memeras rakyat Indonesia menimbulkan keprihatinan sebagian masyarakat Belanda. C. Theodor van Deventer menuangkan kritiknya dalam sebuah majalah de Gids berjudul Een Eereschuld atau Debt of Honour (Utang Budi/Utang Kehormatan) tahun 1899.

Van Deventer mengusulkan agar Belanda melakukan balas budi pada bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah banyak memberikan keuntungan bagi Belanda, namun kondisinya sangat menyedihkan. Balas budi yang diusulkan adalah dengan melakukan pendidikan (educatie), perpindahan penduduk (emigratie), dan pengairan (irrigatie).

Usulan van Deventer mendapat sambutan positif dari pemerintah. Pada tahun 1902 Ratu Belanda Wilhelmina membentuk Mindere Welvaarts Commissie yang bertugas untuk menyelidiki sebab-sebab menurunnya kesejahteraan rakyat. Ini menandai masa transisi dari politik liberal menuju apa yang oleh Belanda disebut politik etis.

Pelaksanaan politik etis memberikan sedikit kemajuan bagi bangsa Indonesia. Namun, hal tersebut hanya sebagian sebab dalam pelaksanaannya banyak penyelewengan dalam politik etis, antara lain sebagai berikut.

  1. Irigasi hanya untuk kepentingan perkebunan Belanda dan Eropa.
  2. Emigrasi/transmigrasi hanya untuk mengirim orang-orang Jawa ke luar Jawa guna dijadikan buruh perkebunan dengan upah murah.
  3. Pendidikan untuk bangsa Indonesia hanya pengajaran rendah, yang tujuan utamanya memenuhi pegawai rendahan. Pendidikan tinggi hanya untuk orang Eropa dan sebagian anak pejabat pribumi.

Politik etis hanya dilakukan dengan setengah hati. Segi positif yang paling terasa adalah pendidikan. Semakin banyak orang Indonesia berpendidikan modern, yang kemudian memelopori gerakan pendidikan, sosial, dan politik.

b. Perkembangan Pendidikan di Indonesia

Perkembangan Pendidikan dan Pengaruhnya. Tujuan utama Pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolahsekolah adalah untuk memenuhi kepentingan mereka. Pendidikan tidak dapat dinikmati oleh mayoritas rakyat Indonesia.

Orang Eropa dan pribumi dibedakan sangat mencolok dalam memperoleh kesempatan pendidikan. Perbedaan kesempatan pendidikan dapat kita lihat dari berbagai sekolah yang didirikan Belanda seperti di bawah ini.

  1. Europese Lagere School (ELS) adalah sekolah untuk anak-anak bangsawan Eropa.
  2. Sekolah Angka Loro (Kelas Angka Dua), yaitu sekolah untuk orang pribumi golongan rendah.
  3. Sekolah Angka Satu (Kelas Satu), sekolah untuk pribumi golongan menengah, kaya, dan bangsawan.

Beberapa tingkatan sekolah yang digunakan untuk menghasilkan kebutuhan pegawai pemerintah adalah sebagai berikut:

a) Untuk Bumiputra Kalangan Bawah

1) Volkschool/Ra’jat School Pendidikan selama tiga tahun yang mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung. 2) Vervolgschool Lanjutan Volgschool, dengan lama belajar dua tahun.

b) Untuk Bumiputra Kalangan Menengah

  1. Sekolah dasar Hollands Indlansche School (HIS), setingkat SD diselenggarakan selama tujuh tahun dengan bahasa pengantar bahasa Belanda.
  2. Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) setingkat SMP.
  3. Algemeene Middlebare School (AMS) setingkat SMA.
  4. Khusus golongan bumiputra kalangan atas selepas sekolah HIS dapat melanjutkan ke Hoogere Bunger School (HBS). HBS adalah setingkat SMP untuk bangsa Eropa dengan lama pendidikan lima tahun.

c) Pendidikan Islam 

Sebelum masa penjajahan, agama Islam telah banyak melakukan jenis pendidikan, antara lain berikut ini.

(1) Pendidikan Masjid/Langgar

Di dalam setiap komunitas Islam, pasti berdiri masjid/surau. Selain sebagai tempat ibadah, masjid/surau merupakan tempat pendidikan, baik agama maupun kemasyarakatan. Sistem pendidikan masjid/surau masih berlanjut hingga sekarang. Akan tetapi, sistem pendidikan masjid biasanya tidak mempunyai kurikulum yang formal.

(2) Pondok Pesantren

Pendidikan pondok pesantren sudah menggunakan sistem yang lebih terorganisasi. Pimpinannya adalah kiai. Selain mengajarkan ilmu agama, juga mengajarkan ilmu kemasyarakatan.

Zaman dahulu, pondok pesantren biasanya terdapat di pedesaan. Namun saat ini, pondok pesantren terdapat, baik di desa maupun kota. Pendidikan yang dilakukan juga lebih berkembang dengan memasukkan kurikulum pendidikan sekolah umum.

Perkembangan Pendidikan di Indonesia (ilustrasi foto/Jejak Pendidikan)

(3) Pendidikan Islam Modern

Pada awal abad XX, sistem pendidikan Islam telah mengalami perubahan besar. Berdirinya organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, SI, dan PERSIS merupakan pelopor sistem pendidikan Islam modern. Dalam pendidikan, mereka telah melakukan model pendidikan Barat dalam model pembelajaran. 

Baca juga Iklim di Indonesia berkaitan erat dengan Lokasi Indonesia

Berikut pengaruh pendidikan Islam terhadap munculnya nasionalisme.

  1. Pendidikan Islam sangat besar peranannya dalam membentuk rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Prinsip Islam menyatakan bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman.
  2. Berdirinya organisasi Islam dan amal usaha dalam bidang pendidikan sebagai pendorong utama nasionalisme Indonesia. Berdirinya lembaga pendidikan Islam oleh Muhammadiyah, NU, PERSIS, SI, dan sebagainya semakin mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
  3. Pengaruh nasionalisme di Timur Tengah juga dibawa oleh kaum pembaru Islam di Indonesia sepulang dari menunaikan ibadah haji. Lewat pendidikan Islam inilah jiwa nasionalisme dan semangat kemerdekaan ditanamkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button