Tren Perkembangan Bisnis Startup di Indonesia 2019, Dunia startup sedang menjadi suatu tren di Indonesia akhir-akhir ini. Berbagai kisah sukses dari startup lokal seperti Gojek, BukaLapak, atau Traveloka, menjadi pemicu semangat munculnya startup-startup baru.
Setiap tahun bahkan setiap bulan banyak startup baru bermunculan. Sekarang ini terdapat setidaknya lebih dari 1500 startup lokal yang ada di Indonesia, dikutip dari Daily Sosial.
Potensi pengguna internet di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun juga menjadi katalis mendirikan sebuah startup. Sebenarnya apa itu startup? Banyak definisi yang agak berbeda dalam menjelaskan arti startup.
Terutama dari cara mengategorikan mana yang masih dianggap sebuah startup dan mana yang bukan. Banyak juga yang menghubungan startup dengan sisi teknologi.
Mengidentifikasi hambatan ekonomi kreatif
Pertumbuhan industri kreatif seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia kian meningkat setiap tahunnya.
Industri kreatif di Indonesia turut berperan dalam meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia, Namun hingga saat ini pengembangan ekonomi kreatif masih menghadapi kendala atau hambatan yang belum terselesaikan.
Apa saja kendala atau hambatan yang dihadapi? Pada bagian ini Ananda akan mempelajari tentang hambatan dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Alasan Industri Kreatif Sulit Berkembang di Tengah Pandemi
Liputan6.com, Jakarta – Usaha Mikro, kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor ekonomi kreatif memiliki empat masalah yang sangat serius di masa pandemi Covid19 ini. Maka tak heran jika UMKM sektor kreatif sulit go digital.
Tren Perkembangan Bisnis Startup di Indonesia 2019, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menjelaskan, masalah pertama adalah kesulitan memperoleh bahan baku. Masalah ini timbul diyakini imbas dari kebijakan pembatasan sosial skala besar (PSBB) yang beberapa waktu lalu marak di berlakukan oleh pemerintah daerah.
“Pemasokan bahan baku untuk beberapa produk yang tinggi demand menjadi turun. Ini pengaruh kurangnya penyediaan produk akibat PSBB,” jelas dia dalam webinar yang digagas oleh BI, Minggu (30/8/2020).
Kedua, kemampuan tenaga kerja dan mesin produksi yang belum memadai. Imbasnya pelaku UMKM kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional yang kian meningkat. “Memang kemampuan produksi tenaga kerja dan mesin UMKM sektor ekonomi kreatif kita masih kecil.
Ini berdampak pada ketidakmampuan dalam memenuhi permintaan pasar kita dan global yang besar,” jelasnya. Ketiga, kesadaran UMKM akan pengembangan penelitian atau Research and Development (R&D) masih rendah. Padahal pengembangan penelitian penting untuk pemetaan pasar.
“R&D ini justru penting untuk pemetaan pasar kita. Sehingga kita dapat mengetahui produk apa yang dibutuhkan oleh pasar saat ini,” imbuh dia. Terakhir, regulasi untuk ekspor dianggap masih sulit.
Baca juga Menganalisis Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang
Akibatnya produk UMKM domestik sulit menembus pasar global. “Regulasi yang sulit ini membuat pelaku UMKM kesulitan untuk melakukan ekspor. Kita perlu sederhanakan lagi izin ekspornya,” papar dia.
Referensi : MODUL PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MASA PANDEMI COVID-19 UNTUK JENJANG SMP/MTs Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas VIII Semester Gasal. Direktorat Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Leave a Reply