Tiga Bentuk Mobilitas Sosial yang Harus Kamu Ketahui
Mobilitas sosial mencerminkan dinamika dalam masyarakat, di mana individu atau kelompok dapat berpindah posisi atau status sosial
Artikel ini membahas tiga bentuk mobilitas sosial yang meliputi mobilitas vertikal, mobilitas horizontal, dan mobilitas antar-generasi. Artikel ini dirancang agar mudah dipahami oleh siswa SMP.
Tiga Bentuk Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah perubahan posisi atau status seseorang dalam lapisan sosial masyarakat. Perubahan ini bisa berupa kenaikan atau penurunan status sosial seseorang atau bahkan perpindahan posisi tanpa perubahan status. Ada tiga bentuk utama mobilitas sosial yang sering terjadi di masyarakat: mobilitas vertikal, mobilitas horizontal, dan mobilitas antar-generasi. Mari kita bahas satu per satu!
1. Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal terjadi ketika seseorang berpindah dari satu status sosial ke status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Mobilitas ini sering kali disebut sebagai “perpindahan ke atas” atau “perpindahan ke bawah” dalam struktur sosial. Mobilitas vertikal dibagi menjadi dua jenis:
- Mobilitas Vertikal Naik: Ini terjadi ketika seseorang mendapatkan status sosial yang lebih tinggi dari sebelumnya. Contohnya, seorang karyawan yang dipromosikan menjadi manajer di tempat kerjanya.
- Mobilitas Vertikal Turun: Ini terjadi ketika seseorang mengalami penurunan status sosial. Misalnya, seorang pengusaha yang bangkrut dan kehilangan usahanya sehingga mengalami penurunan status sosial.
Contoh:
Seorang anak dari keluarga petani yang berhasil menjadi seorang dokter adalah contoh mobilitas vertikal naik. Sebaliknya, seorang direktur yang mengalami kebangkrutan adalah contoh mobilitas vertikal turun.
2. Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang dari satu posisi ke posisi lain yang setara, tanpa perubahan tingkatan status sosial. Artinya, walaupun seseorang berpindah tempat atau peran, mereka tetap berada pada tingkat sosial yang sama.
Contoh:
Seorang guru yang pindah mengajar dari satu sekolah ke sekolah lain tanpa perubahan jabatan atau gaji. Dalam hal ini, meskipun terjadi perpindahan pekerjaan, status sosialnya tetap sama.
Mobilitas horizontal sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pekerjaan, di mana seseorang berpindah tempat kerja tetapi tetap menjalankan peran yang serupa.
Baca juga: Saluran-saluran Mobilitas Sosial melalui Organisasi Profesi: Pintu Menuju Kesuksesan Karier
3. Mobilitas Antar-Generasi
Mobilitas antar-generasi terjadi ketika ada perubahan status sosial antara generasi yang berbeda dalam suatu keluarga. Artinya, status sosial seseorang berubah dibandingkan dengan status sosial orang tuanya atau generasi sebelumnya.
- Mobilitas Antar-Generasi Naik: Ketika status sosial seseorang lebih tinggi daripada orang tuanya. Misalnya, seorang anak yang menjadi pengusaha sukses sementara orang tuanya adalah buruh tani.
- Mobilitas Antar-Generasi Turun: Ketika status sosial seseorang lebih rendah dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Misalnya, jika orang tua adalah seorang pengusaha sukses tetapi anaknya hanya bekerja sebagai karyawan biasa.
Contoh:
Jika seorang ayah bekerja sebagai petani dan anaknya berhasil menjadi insinyur, ini adalah contoh mobilitas antar-generasi naik. Sebaliknya, jika seorang ayah adalah seorang pengusaha sukses dan anaknya menjadi pekerja biasa, ini adalah contoh mobilitas antar-generasi turun.
Baca juga: Badan Pusat Statistik (BPS) – Data Sosial Ekonomi
Kesimpulan
Mobilitas sosial mencerminkan dinamika dalam masyarakat, di mana individu atau kelompok dapat berpindah posisi atau status sosial. Bentuk-bentuk mobilitas sosial ini meliputi mobilitas vertikal, mobilitas horizontal, dan mobilitas antar-generasi. Setiap bentuk mobilitas sosial menunjukkan bagaimana struktur sosial terus berubah dan berkembang seiring waktu, memberikan peluang bagi individu untuk memperbaiki atau menurunkan status mereka dalam masyarakat.