Tahap-tahap Pengembangan Pendidikan Multikultural

Tahap-tahap Pengembangan Pendidikan Multikultural

Tahap-tahap Pengembangan Pendidikan Multikultural. Gay (1995) mengemukakan empat tahap pengembangan pendidikan multikultural (dalam Walsh & Agatucci, 2001).  

  1. inclusion. Pada tahap ini kelompok etnis dipelajari secara tunggal, dan biasanya pelajaran berpusat pada tokoh pahlawan dari etnis yang bersangkutan.
  2. infusion. Pada tahap kedua ini pendidikan multi kultural ditekankan pada pengintegrasian isi, konteks, contoh, dan pandangan yang berbeda ke dalam kurikulum.
  3. deconstruction, dimana pendidikan multikultural memberi kesempatan siswa untuk memandang konsep dari perspektif yang berbeda-beda sebagai bagian dari proses berpikir kritis dalam keanekaragaman budaya. 4. transformation, yakni fokus pendidikan multikultural terletak pada proses memikirkan dan mengimajinasikan penjelasan-penjelasan baru tentang situasi sosial yang secara kultural berbeda-beda. 

Materi pembelajaran multikultural dengan pendekatan multiple perspectives, hendaknya diorganisasi dengan menggunakan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan kontribusi (contribution approach), pendekatan additive (additive approach), pendekatan transformasi (trasaformation approach) dan pendekatan tindatan sosial (social action approach) (Banks, 1989). 

Sedangkan pendekatan yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran di kelas multikultural adalah pendekatan kajian kelompok tunggal (single group studies) dan pendekatan perspektif ganda (multiple perspektives approach).

Pendidikan multikultural di Indonesia

Pada umumnya memakai pendekatan kajian kelompok tunggal. Pendekatan ini dirancang untuk membantu siswa dalam mempelajari pandangan-pandangan kelompok tertentu secara lebih mendalam.

Oleh karena itu, harus tersedia data-data tentang sejarah kelompok itu, kebiasaan, pakaian, rumah, makanan, agama yang dianut, dan tradisi lainnya.

Data tentang kontribusi kelompok itu terhadap perkembangan musik, sastra, ilmu pengetahuan, politik dan lain-lain harus dihadapkan pada siswa. Pendekatan ini terfokus pada isu-isu yang sarat dengan nilai-nilai kelompok yang sedang dikaji. 

Tahap-tahap Pengembangan Pendidikan Multikultural, Menurut Azra (2007) terdapat lima tipologi pendidikan multikultural yang berkembang, yaitu:

(1) mengajar mengenai kelompok siswa yang memiliki budaya yang lain (culture difference). perubahan ini terutama siswa dalam transisi dari berbagai kelompok kebudayaan ke dalam mainstream budaya yang ada;

(2) hubungan manusia (human relation). Program ini membantu siswa dari kelompok-kelompok tertentu sehingga dia dapat mengikuti bersama-sama dengan siswa yang lain dalam kehidupan sosial;

(3) singles group studies. Program ini mengajarkan mengenai hal-hal yang memajukan pluralisme tetapi tidak menekankan kepada adanya perbedaan stratifikasi sosial yang ada di dalam masyarakat;

(4) pendidikan multikultural. Program ini merupakan suatu reformasi pendidikan di sekolah-sekolah dengan menyediakan kurikulum serta materi-materi yang menekankan adanya perbedaan siswa dalam bahasa, yang keseluruhannya untuk memajukan pluralisme kebudayaan akan equilitas sosial; dan

(5) pendidikan multikultural yang sifatnya rekonstruksi sosial. Program ini merupakan suatu program baru yang bertujuan untuk menyatukan perbedaan-perbedaan kultural dan menantang ketimpangan-ketimpangan sosial yang ada dalam masyarakat. Program ini dinamakan “critical multicultural education”. 

Baca juga Multikulturalisme sebagai sebuah terminologi

Dalam mengimplementasikan pendidikan multikultural di sekolah, maka sekolah harus dipandang sebagai sebuah sistem sosial di mana terdapat banyak variabel yang saling terkait dan berhubungan sangat erat.

Berpikir tentang sekolah sebagai sistem sosial mengharuskan kita untuk membuat suatu rancangan strategi mengubah lingkungan sekolah secara total untuk menerapkan pendidikan multikultural. 

Mengajar mengenai kelompok siswa yang memiliki budaya yang lain (culture difference) (ilustrasi foto/Walden University)

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.