Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan dan administrasi sejak era kolonial Belanda. Banyak bangunan peninggalan Belanda masih berdiri kokoh, menjadi saksi bisu perkembangan kota ini dari masa ke masa. Gedung-gedung ini tidak hanya memiliki nilai historis, tetapi juga estetika arsitektur khas Eropa yang masih memikat hingga kini. Artikel Surabaya Tempo Dulu akan membawa Anda menelusuri jejak kolonial di Surabaya, dari bangunan bersejarah hingga upaya pelestariannya.
1. Sejarah Surabaya sebagai Kota Kolonial
Surabaya tempo dulu sejak abad ke-17, Surabaya telah menjadi salah satu kota penting di Hindia Belanda. Letaknya yang strategis di pesisir Jawa Timur menjadikannya pusat perdagangan dan pelabuhan utama. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, Surabaya berkembang menjadi kota metropolitan dengan berbagai fasilitas modern, seperti jalur kereta api, pabrik, serta bangunan pemerintahan bergaya Eropa.
Hingga kini, Surabaya masih memiliki banyak gedung peninggalan Belanda yang tetap digunakan atau telah beralih fungsi sebagai museum, hotel, dan pusat bisnis. Bangunan-bangunan ini menjadi bagian penting dari warisan sejarah yang memperkaya identitas kota.
2. Gedung-Gedung Bersejarah Peninggalan Belanda di Surabaya
a. Hotel Majapahit
Hotel Majapahit, yang awalnya bernama Hotel Oranje, didirikan pada tahun 1910 oleh keluarga Sarkies, pengusaha hotel ternama di Asia Tenggara. Hotel ini memiliki gaya arsitektur kolonial yang elegan dengan pilar tinggi, taman luas, dan desain interior khas Eropa.
Selain keindahannya, Hotel Majapahit memiliki nilai sejarah penting. Pada 19 September 1945, di hotel inilah peristiwa perobekan bagian biru bendera Belanda terjadi, yang menjadi simbol perjuangan kemerdekaan Indonesia.
b. Gedung Internatio
Gedung Internatio terletak di dekat Jembatan Merah, salah satu lokasi pertempuran sengit saat Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Bangunan ini dulunya digunakan sebagai kantor perdagangan internasional pada masa kolonial.
Arsitektur Gedung Internatio mencerminkan kemegahan kolonial dengan struktur bata merah yang kokoh, jendela besar, serta elemen khas bangunan Eropa. Kini, gedung ini menjadi salah satu ikon sejarah perjuangan rakyat Surabaya.
c. Balai Kota Surabaya
Balai Kota Surabaya merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda yang masih berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Dibangun pada tahun 1920, gedung ini dirancang oleh arsitek terkenal Westmaas dan memiliki desain klasik dengan atap tinggi serta ornamen khas kolonial.
Balai Kota Surabaya tidak hanya menjadi tempat administratif, tetapi juga sering dikunjungi wisatawan yang ingin melihat langsung keindahan arsitektur kolonial yang masih terjaga dengan baik.
Baca juga: Siapa Otak dari PKI?