Sesuaikan Preferensi Izin

Kami menggunakan cookie untuk membantu Anda menavigasi secara efisien dan menjalankan fungsi tertentu. Anda akan menemukan informasi mendetail tentang semua cookie di bawah setiap kategori persetujuan di bawah.

Cookie yang dikategorikan sebagai "Diperlukan" disimpan di browser Anda karena sangat penting untuk mengaktifkan fungsionalitas dasar situs.... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Home » Sejarah » Peran Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Lama
Posted in

Peran Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Lama

Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Lama dengan ibukota Medang Kamulan
Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Lama dengan ibukota Medang Kamulan

Peran Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Lama, Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke VII Masehi. Pusat kerajaan mula-mula di Muara Takus kemudian dipindahkan ke Jambi dan akhirnya ke Palembang.

Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya berasal dari prasasti anatara lain: Prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Karang Berahi, Kota Kapur, Ligor dan Nalanda.

Sedangkan berita Cina ditulis oleh I Tsing, dan berita dari Persia di tulis oleh Raihan al Biruni. Raja terkenal dari Sriwijaya bernama Balaputradewa.

Peran kerajaan Sriwijaya antara lain : 1) Sriwijaya sebagai kerajaan maritim 2) Sriwijaya sebagai pusat agama Budha 3) Sriwijaya sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara.

Faktor pendukung majunya perdagangan di Sriwijaya :

  1. Adanya pelabuhan-pelabuhan yang strategis di sepanjang selat Malaka.
  2. Memiliki kapal-kapal dagang yang cukup.
  3. Memiliki armada laut yang kuat
  4. Memiliki hasil perdagangan seperti kapur barus, pala, dammar, cengkih, kayu cendana.
  5. Adanya penguasaan laut yang cukup luas.

Pada abad ke XII kerajaan sriwijaya mengalami kemunduran. Sebab-sebabnya adalah : 1) Serangan Dharmawangsa tahun 990 memperebutkan selat Malaka 2) Ekspedisi Pamalayu oleh Kertanegara dari Singosari 1275 M. 3) Serangan Kerajaan Colamandala 1025, 1030 M. 4) Serangan dari Majapahit 1377 M.

Kerajaan Mataram Lama

Kerajaan Mataram Lama terletak di Jawa Tengah dengan ibukotanya Medang Kamulan. Sumber sejarah dari kerajaan Mataram dapat dilihat dari prasasti Canggal, Prasasti Kedu/Mantiyasih, Prasasti Kalasan, Parasasti Kelurak. Menurut prasasti Canggal, mula-mula Pulau Jawa diperintah oelh raja Sana, setelah ia meninggal digantikan Sanjaya.

Kerajaan Mataram Lama
Kerajaan Mataram Lama

Raja raja yang memerintah pada masa Kerajaan Mataram Hindu terdiri dari dua dinasti yaitu dinasti sanjaya dan dinasti sailendra. Pada masa pemerintahan Sanjaya inilah kerajaan Mataram mencapai puncaknya. Wangsa Sajaya memerintah Jawa tengah sebelah Utara.

Adapun raja-raja yang memerintah yang ditulis pada prasasti Mantyasih antara lain : 1) Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760) 2) Rakai Panangkaran (760-780) 3) Rakai Panunggalan (780-800) 4) Rakai Warak (800-820) 5) Rakai Garung (820-840) 6) Rakai Pikatan (840-863) 7) Rakai Kayu wangi (863-882) 8) Rakai Watu Humalang 9) Rakai Watukura Dyah Balitung 10) Daksa 11) Tulodong 12) Wawa

Bangunan candi pada masa wangsa Sanjaya antara lain : Candi Sewu, Dieng, Kalasan, Prambanan. Sedangakan Wangsa Syailendra menganut agama Budha dan memerintah Jawa Tengah bagian Selatan. Raja-raja wangsa Syailendra antara lain: 1) Raja banu 2) Raja Wisnu (Sri Dharmatungga) 3) Raja Indra (Sri Sanggramadananjaya) 4) Raja Samaratungga 5) Raja Balaputradewa.

Bangunan candi pada masa wangsa Syailendra antara lain : Candi Borobudur, Mendut, Pawon. Untuk menghindarai perpecahan antara wangsa Sanjaya dan wangsa Syailendra diadakanlah perkawinan politik antara Rakai Pikatan (wangsa Sanjaya) dengan Pramudawardani (kakak Balaputradewa dari wangsa Syailendra).

Raja terakhir pada masa wangsa Sanjaya adalah raja Wawa yang kemudian digantukan olehj Mpu Sendok (wangsa Isyana) dan pusat pemerintahan dipindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Faktor-faktor penyebab pemindahan pusat pemerintahan ini adalah : 1) Adanya bencana alam 2) Letak kerajaan Mataram di Jawa Timur lebih strategis untuk perdagangan 3) Untuk menghindari serangan dari kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Kediri dan Jenggala

Tahun 1019 Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang menggantikan Dharmawangsa. Airlangga memindahlan pusat pemerintahan dari Wutanmas ke Kahuripan. Selanjutnya sebagai pewaris tahta kerajaan selanjutnya adalah Sri Sanggrawijaya, namun ia tak mau menjadi raja.

Kerajaan Kediri dan Jenggala
Kerajaan Kediri dan Jenggala

Untuk menghindarkan perebutan kekuasaan, kerajaan dipecah menjadi dua, yaitu kerajaan Jenggala (Kahuripan) dan kerajaan Kediri (Panjalu). Kedua kerajaan tersebut akhirnya kerajaan Kediri yang menonjol dengan ibukotanya Daha.

Baca juga Sejarah Kerajaan Hindu Buddha yang ada di Indonesia

Raja-raja yang memerintah kerajaan Kediri antara lain: 1) Raja Mapanji Garasakan 2) Raja Mapanji Alanjung (1052-1059) 3) Raja Sri Maharaja Samrotsama 4) Raja Baweswara (1116-1135) 5) Raja Sri Jayabaya (1135-1159) 6) Raja Sarweswara (1159-1169) 7) Raja Kameswara (1182-1185) 8) Raja Kertajaya (1185-1222). Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Jayabaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.