Peran Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Lama, Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke VII Masehi. Pusat kerajaan mula-mula di Muara Takus kemudian dipindahkan ke Jambi dan akhirnya ke Palembang.
Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya berasal dari prasasti anatara lain: Prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Karang Berahi, Kota Kapur, Ligor dan Nalanda.
Sedangkan berita Cina ditulis oleh I Tsing, dan berita dari Persia di tulis oleh Raihan al Biruni. Raja terkenal dari Sriwijaya bernama Balaputradewa.
Peran kerajaan Sriwijaya antara lain : 1) Sriwijaya sebagai kerajaan maritim 2) Sriwijaya sebagai pusat agama Budha 3) Sriwijaya sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara.
Faktor pendukung majunya perdagangan di Sriwijaya :
- Adanya pelabuhan-pelabuhan yang strategis di sepanjang selat Malaka.
- Memiliki kapal-kapal dagang yang cukup.
- Memiliki armada laut yang kuat
- Memiliki hasil perdagangan seperti kapur barus, pala, dammar, cengkih, kayu cendana.
- Adanya penguasaan laut yang cukup luas.
Pada abad ke XII kerajaan sriwijaya mengalami kemunduran. Sebab-sebabnya adalah : 1) Serangan Dharmawangsa tahun 990 memperebutkan selat Malaka 2) Ekspedisi Pamalayu oleh Kertanegara dari Singosari 1275 M. 3) Serangan Kerajaan Colamandala 1025, 1030 M. 4) Serangan dari Majapahit 1377 M.
Kerajaan Mataram Lama
Kerajaan Mataram Lama terletak di Jawa Tengah dengan ibukotanya Medang Kamulan. Sumber sejarah dari kerajaan Mataram dapat dilihat dari prasasti Canggal, Prasasti Kedu/Mantiyasih, Prasasti Kalasan, Parasasti Kelurak. Menurut prasasti Canggal, mula-mula Pulau Jawa diperintah oelh raja Sana, setelah ia meninggal digantikan Sanjaya.
Raja raja yang memerintah pada masa Kerajaan Mataram Hindu terdiri dari dua dinasti yaitu dinasti sanjaya dan dinasti sailendra. Pada masa pemerintahan Sanjaya inilah kerajaan Mataram mencapai puncaknya. Wangsa Sajaya memerintah Jawa tengah sebelah Utara.
Adapun raja-raja yang memerintah yang ditulis pada prasasti Mantyasih antara lain : 1) Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760) 2) Rakai Panangkaran (760-780) 3) Rakai Panunggalan (780-800) 4) Rakai Warak (800-820) 5) Rakai Garung (820-840) 6) Rakai Pikatan (840-863) 7) Rakai Kayu wangi (863-882) 8) Rakai Watu Humalang 9) Rakai Watukura Dyah Balitung 10) Daksa 11) Tulodong 12) Wawa
Bangunan candi pada masa wangsa Sanjaya antara lain : Candi Sewu, Dieng, Kalasan, Prambanan. Sedangakan Wangsa Syailendra menganut agama Budha dan memerintah Jawa Tengah bagian Selatan. Raja-raja wangsa Syailendra antara lain: 1) Raja banu 2) Raja Wisnu (Sri Dharmatungga) 3) Raja Indra (Sri Sanggramadananjaya) 4) Raja Samaratungga 5) Raja Balaputradewa.
Bangunan candi pada masa wangsa Syailendra antara lain : Candi Borobudur, Mendut, Pawon. Untuk menghindarai perpecahan antara wangsa Sanjaya dan wangsa Syailendra diadakanlah perkawinan politik antara Rakai Pikatan (wangsa Sanjaya) dengan Pramudawardani (kakak Balaputradewa dari wangsa Syailendra).
Raja terakhir pada masa wangsa Sanjaya adalah raja Wawa yang kemudian digantukan olehj Mpu Sendok (wangsa Isyana) dan pusat pemerintahan dipindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Faktor-faktor penyebab pemindahan pusat pemerintahan ini adalah : 1) Adanya bencana alam 2) Letak kerajaan Mataram di Jawa Timur lebih strategis untuk perdagangan 3) Untuk menghindari serangan dari kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Kediri dan Jenggala
Tahun 1019 Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang menggantikan Dharmawangsa. Airlangga memindahlan pusat pemerintahan dari Wutanmas ke Kahuripan. Selanjutnya sebagai pewaris tahta kerajaan selanjutnya adalah Sri Sanggrawijaya, namun ia tak mau menjadi raja.
Untuk menghindarkan perebutan kekuasaan, kerajaan dipecah menjadi dua, yaitu kerajaan Jenggala (Kahuripan) dan kerajaan Kediri (Panjalu). Kedua kerajaan tersebut akhirnya kerajaan Kediri yang menonjol dengan ibukotanya Daha.
Baca juga Sejarah Kerajaan Hindu Buddha yang ada di Indonesia
Raja-raja yang memerintah kerajaan Kediri antara lain: 1) Raja Mapanji Garasakan 2) Raja Mapanji Alanjung (1052-1059) 3) Raja Sri Maharaja Samrotsama 4) Raja Baweswara (1116-1135) 5) Raja Sri Jayabaya (1135-1159) 6) Raja Sarweswara (1159-1169) 7) Raja Kameswara (1182-1185) 8) Raja Kertajaya (1185-1222). Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Jayabaya.