Era Orde Baru (1966-1998) di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan periode penting dalam sejarah ekonomi Indonesia. Pembangunan Ekonomi di Era Orde Baru, Pemerintah Orde Baru menerapkan berbagai kebijakan ekonomi yang berorientasi pada stabilisasi dan pertumbuhan, dengan fokus utama pada pembangunan infrastruktur, industrialisasi, serta peningkatan investasi asing. Namun, meskipun berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi yang pesat, era ini juga diwarnai oleh berbagai kegagalan, seperti ketimpangan ekonomi, korupsi yang merajalela, dan ketergantungan pada utang luar negeri. Artikel ini akan membahas secara mendalam keberhasilan dan kegagalan pembangunan ekonomi di era Orde Baru.
Keberhasilan Pembangunan Ekonomi di Era Orde Baru
1. Stabilisasi Ekonomi dan Pengendalian Inflasi
Pada awal pemerintahan Orde Baru, kondisi ekonomi Indonesia sangat buruk, dengan inflasi mencapai lebih dari 600% per tahun. Salah satu keberhasilan utama rezim ini adalah mengendalikan inflasi dengan menerapkan kebijakan moneter yang ketat serta menarik investasi asing melalui Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA) tahun 1967. Dengan langkah ini, inflasi dapat ditekan hingga di bawah 10% pada awal 1970-an.
2. Pertumbuhan Ekonomi yang Pesat
Pada dekade 1970-an hingga awal 1990-an, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, rata-rata 7% per tahun. Pertumbuhan ini didukung oleh pendapatan besar dari sektor minyak dan gas (migas), yang menjadi andalan ekspor Indonesia setelah harga minyak dunia melonjak pada tahun 1973 dan 1979.
3. Pembangunan Infrastruktur
Pemerintah Orde Baru melakukan investasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, bendungan, pelabuhan, dan jaringan listrik. Infrastruktur ini berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan konektivitas antarwilayah di Indonesia.
4. Industrialisasi dan Diversifikasi Ekonomi
Salah satu strategi utama Orde Baru adalah mengurangi ketergantungan terhadap sektor pertanian dan mendorong industrialisasi. Program ini didukung dengan kebijakan insentif bagi investor di sektor manufaktur serta pengembangan kawasan industri seperti di Bekasi dan Tangerang.
5. Swasembada Pangan
Pada tahun 1984, Indonesia mencapai swasembada beras, sebuah pencapaian besar yang mendapat pengakuan internasional. Program ini berhasil berkat kebijakan intensifikasi pertanian melalui Revolusi Hijau, yang meliputi penggunaan bibit unggul, pupuk bersubsidi, serta irigasi yang lebih baik.
6. Penurunan Tingkat Kemiskinan
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan di Indonesia menurun dari sekitar 60% pada tahun 1966 menjadi kurang dari 15% pada tahun 1996. Program-program seperti Kredit Usaha Tani (KUT) dan Inpres Desa Tertinggal (IDT) membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Kegagalan Pembangunan Ekonomi di Era Orde Baru
1. Ketimpangan Ekonomi yang Tinggi
Meskipun ekonomi tumbuh pesat, manfaat pertumbuhan ini tidak merata. Kesempatan ekonomi lebih banyak dinikmati oleh kelompok elite dan kroni pemerintah, sementara kesenjangan sosial semakin melebar, terutama antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
2. Korupsi yang Merajalela
Korupsi menjadi salah satu masalah utama di era Orde Baru. Praktik nepotisme dan kolusi sangat umum, dengan banyak proyek pembangunan diberikan kepada kroni-kroni Soeharto. Korupsi yang sistemik ini menghambat efisiensi ekonomi dan menyebabkan pemborosan anggaran negara.
Baca juga: Makna Proklamasi bagi Kehidupan Bangsa Indonesia