Posted in

Orde Lama dan Hubungan Luar Negeri: Politik Konfrontasi vs Politik Non-Blok

Orde Lama dan Hubungan Luar Negeri: Politik Konfrontasi vs Politik Non-Blok (ft/istimewa)
Orde Lama dan Hubungan Luar Negeri: Politik Konfrontasi vs Politik Non-Blok (ft/istimewa)
sekolahGHAMA
2. Konfrontasi dengan Malaysia (1963-1966)

Ketika Malaysia dibentuk pada tahun 1963 dengan dukungan Inggris, Soekarno menganggapnya sebagai proyek neokolonialisme yang dapat mengancam stabilitas kawasan. Oleh karena itu, Indonesia melancarkan konfrontasi militer dan diplomatik terhadap Malaysia dengan slogan “Ganyang Malaysia”.

Langkah-langkah yang diambil dalam konfrontasi ini meliputi:

  • Pengiriman pasukan sukarelawan ke perbatasan Kalimantan.
  • Pemutusan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Inggris.
  • Propaganda anti-Malaysia yang gencar di dalam negeri.

Namun, konfrontasi ini berakhir setelah Soekarno kehilangan kekuasaannya pada tahun 1966 dan Soeharto mengambil alih kepemimpinan dengan kebijakan luar negeri yang lebih pragmatis.

Dampak Kebijakan Luar Negeri Orde Lama

Kebijakan luar negeri yang diterapkan pada masa Orde Lama memiliki dampak yang besar terhadap Indonesia:

  1. Meningkatkan Pengaruh Global – Indonesia menjadi pemimpin dalam Gerakan Non-Blok dan dikenal sebagai negara yang aktif dalam perjuangan anti-kolonialisme.
  2. Meningkatkan Kekuatan Militer – Bantuan dari Uni Soviet memperkuat persenjataan Indonesia, menjadikan negara ini sebagai salah satu kekuatan militer terbesar di Asia Tenggara pada masa itu.
  3. Isolasi Internasional – Politik konfrontasi menyebabkan hubungan Indonesia dengan beberapa negara Barat memburuk, terutama setelah Indonesia keluar dari PBB pada tahun 1965.
  4. Ketidakstabilan Ekonomi – Konfrontasi dengan Malaysia dan pengeluaran besar untuk sektor militer berdampak pada krisis ekonomi di dalam negeri.

Kesimpulan

Orde Lama dan Hubungan Luar Negeri, Masa Orde Lama di bawah Soekarno diwarnai oleh dinamika politik luar negeri yang berorientasi pada politik non-blok dan politik konfrontasi. Melalui Gerakan Non-Blok, Indonesia memainkan peran penting dalam membangun solidaritas negara-negara berkembang dan menentang kolonialisme. Namun, kebijakan konfrontatif terhadap Belanda dan Malaysia menyebabkan ketegangan diplomatik serta berdampak pada kondisi ekonomi nasional. Pada akhirnya, perubahan kepemimpinan ke era Orde Baru membawa pergeseran dalam kebijakan luar negeri Indonesia menuju pendekatan yang lebih pragmatis dan diplomatis.

Baca juga: Mengenal Masa Demokrasi Terpimpin pada Era Orde Lama

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa itu politik non-blok?
  • Politik non-blok adalah kebijakan luar negeri yang tidak berpihak pada blok Barat (kapitalis) atau blok Timur (komunis) dalam Perang Dingin, tetapi tetap aktif dalam hubungan internasional.
2. Mengapa Indonesia memilih politik konfrontasi terhadap Malaysia?
  • Soekarno menganggap Malaysia sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang dapat mengancam stabilitas regional dan berpotensi mengisolasi Indonesia.
3. Apa dampak dari politik konfrontasi terhadap ekonomi Indonesia?
  • Politik konfrontasi menyebabkan pengeluaran besar di sektor militer dan isolasi dari negara-negara Barat, yang memperburuk krisis ekonomi di Indonesia.
4. Apa alasan Indonesia keluar dari PBB pada tahun 1965?
  • Indonesia keluar dari PBB sebagai bentuk protes terhadap masuknya Malaysia sebagai anggota Dewan Keamanan PBB.
5. Bagaimana hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat pada masa Orde Lama?
  • Hubungan dengan negara Barat cenderung tegang, terutama setelah Indonesia semakin dekat dengan Uni Soviet dan Tiongkok dalam kebijakan luar negerinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.