Lembaga Sosial disekitar Kita Lekat Dengan Kehidupan Kita, pada materi kali ini kita akan berkenalan dengan lembaga sosial di sekitar kita. Lembaga sosial merupakan wadah yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari, karena lembaga sosial membantu kita mencukupi kebutuhan yang kita perlukan.
Lembaga sosial memiliki peran dan fungsi sendiri yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Pada gambar di bawah, Ananda dapat melihat lima macam lembaga sosial. Amatilah! Apakah Ananda memiliki peran pada lembaga tersebut?
Pembentukan Lembaga Sosial
Terbentuknya lembaga sosial berawal dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Lembaga sosial terbentuk dari norma-norma/peraturan yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakat. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu sebagai makhluk sosial yang tidak mampu untuk hidup sendiri, mereka saling membutuhkan, sehingga timbul aturan-aturan yang dirumuskan bersama di masyarakat dan disebut dengan norma kemasyarakatan.
Sebagai contoh, masyarakat butuh akan meningkatkan kemampuan dibidang pengetahuan dan keterampilan, yang tidak hanya bisa didapat dari lingkungan keluarga dan masyarakat saja, kebutuhan inilah kemudian melahirkan sekolah, sebagai lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan secara fisik dapat kita lihat dalam bentuk PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Contoh lainnya ialah dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat bagiannya, sekaligus ditetapkan siapakah yang akan menanggung hal itu, apakah pembeli atau penjual.
Sejumlah norma-norma tersebut kemudian menetap dan berkembang menjadi lembaga sosial. Tidak semua norma atau aturan- aturan yang ada dimasyarakat di sebut lembaga sosial, karena untuk menjadi sebuah lembaga kemasyarakatan, sekumpulan norma mengalami proses yang panjang.
Sistem norma atau aturanaturan yang dapat dikategorikan sebagai lembaga sosial harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
- Sebagian besar anggota masyarakat menerima norma tersebut
- Norma tersebut menjiwai seluruh warga dalam system sosial
- Norma memiliki sanksi mengikat setiap anggota masyarakat
Agar hubungan antara manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan, maka diciptakanlah norma-norma yang mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda.
Baca juga Kondisi Fisik Wilayah Indonesia Diantara Beberapa Lempengan Bumi
Tingkatan Norma-norma
Terdapat tingkatan norma yang kekuatan mengikatnya lemah, namun ada juga yang kuat mengikatnya. Empat tingkatan norma tersebut ialah;
Norma | Pengertian | Contoh |
Cara (usage) | Norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan sanksi yang ringan terhadap pelanggarnya | Cara berpakaian, makan sambil berdiri, dandan berlebihan, membuang sampah |
Kebiasaan (folksway) | Norma yang menunjukkan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama | Cium tangan dengan orang tua, saling menyapa dan tersenyum, mengunjungi kerabat saat idul fitri |
Tata Kelakuan (mores) | Kebiasaan yang dianggap tidak hanya sebagai perilaku, tetapi diterima sebagai norma-norma pengatur | Memakai seragam, mematuhi peraturan lalu lintas, mematuhi peraturan di sekolah |
Adat Istiadat (custom) | Tata kelakuan yang menyatu dengan pola-pola perilaku masyarakat dan memiliki kekuatan mengikat yang lebih. Jika dilanggar, sanksi keras akan didapatkan dari masyarakat | Upacara perkawinan, potong gigi simbol kedewasaan di Bali, potong jari untuk masyarakt Papua yang kehilangan anggota keluarga |
Referensi : MODUL PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MASA PANDEMI COVID-19 UNTUK JENJANG SMP/MTs Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas VIII Semester Gasal. Direktorat Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Leave a Reply