Ekonomi

Kurs Mata Uang dalam Kegiatan Ekspor dan impor

Kurs Mata Uang dalam Kegiatan Ekspor dan impor, Kegiatan jual beli barang di dalam negeri tidak menimbulkan masalah alat tukar karena menggunakan mata uang yang sama.

Tetapi kegiatan ekspor dan impor memerlukan alat tukar atau mata uang yang digunakan antara negara yang satu dengan yang lain berbeda. Uang asing atau alat pembayaran luar negeri sering disebut valuta asing. Padahal mata uang yang satu berbeda dengan mata uang yang lain dan cenderung berubah- ubah setiap saat.

Nilai tukar atau kurs mata uang asing adalah “harga atau nilai mata uang sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain” (Sukirno, 2004). Mata uang asing pada hakekatnya sama halnya dengan komiditi lain yang diperdagangkan di pasar internasional, sehingga terdapat permintaan dan penawaran atas mata uang asing tersebut.

Permintaan dan Penawaran Mata UangOleh karena itu, nilai tukar mata uang asing selalu mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu akibat perubahan permintaan dan penawaran atas mata uang tersebut. Selain itu nilai tukar mata uang sebuah negara sifatnya adalah relatif terhadap suatu negara lain (keterkaitan antar dua negara).

Dari sisi permintaan, permintaan akan sebuah mata asing disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

  • Untuk keperluan perjalanan dan kunjungan ke sebuah negara.
  • Untuk keperluan membeli barang-barang tertentu dari sebuah negara (impor)
  • Untuk keperluan investasi di sebuah negara, baik dalam bentuk investasi keuangan seperti pembelian saham dan obligasi dari sebuah perusahaan atau investasi riil seperti mendirikan sebuah usaha di suatu negara.

Sebagaimana komoditi lain, hukum permintaan dan penawaran juga berlaku pada nilai tukar mata uang. Semakin tinggi harga sebuah mata uang relatif terhadap mata uang suatu negara lain maka permintaan akan berkurang dan penawaran meningkat.

Sebaliknya semakin rendah nilai sebuah mata uang relatif terhadap mata uang suatu negara lain, semakin tinggi permintaan dan semakin berkurang penawarannya (ingat pergeseran sepanjang kurva permintaan dan penawaran). Hal tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini:

Gambar 71a. Kurva permintaan nilai tukar mata uang

Jika permintaan akan rupiah dari masyarakat Amerika meningkat (semakin banyak warga Amerika menukarkan dollar mereka dengan rupiah) karena permintaan akan barang-barang yang diproduksi Indonesia meningkat.

Atau karena kunjungan wisatawan Amerika ke Indonesia tersebut meningkat, atau karena investasi perusahaan Amerika di Indonesia meningkat, maka kurva permintaan akan rupiah akan bergeser kekanan, sehingga nilai tukar rupiah terhadap dollar akan meningkat. Dalam kondisi ini dikatakan bahwa nilai rupiah mengalami apresiasi terhadap dollar.

Gambar 71b. Pergeseran kurva permintaan nilai tukar mata uang

Sebaliknya, jika semakin banyak warga Indonesia menukarkan rupiahnya dengan dollar Amerika (dengan kata lain permintaan terhadap rupiah secara relatif menurun terhadap dollar, sehingga kurva permintaan rupiah bergeser ke kiri.

Baca juga Teori Keunggulan Komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo

Maka nilai tukar rupiah terhadap dollar akan melemah. Dalam kondisi ini disebut rupiah mengalami depresiasi terhadap dollar. Apresiasi dan depresiasi nilai tukar mata uang tersebut hanya berlaku secara relatif antara dua negara (dua jenis mata uang).

Membaca Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button