Masa Orde Lama (1945–1966) merupakan periode penuh dinamika dalam sejarah politik Indonesia. Konflik Politik pada Masa Orde Lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, berbagai kelompok politik bersaing untuk mendapatkan pengaruh dan kekuasaan. Tiga kekuatan utama yang mendominasi politik Indonesia saat itu adalah Partai Komunis Indonesia (PKI), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan kelompok nasionalis yang tergabung dalam Partai Nasional Indonesia (PNI). Persaingan di antara ketiga kekuatan ini memunculkan ketegangan yang akhirnya berujung pada peristiwa tragis G30S 1965 dan berakhirnya kekuasaan Soekarno. Artikel ini akan membahas konflik politik pada masa Orde Lama, faktor-faktor yang menyebabkannya, serta dampaknya terhadap sejarah Indonesia.
Latar Belakang Persaingan Politik Orde Lama
Setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia mengalami masa transisi yang sulit. Berbagai ideologi bersaing dalam menentukan arah pembangunan nasional. Dalam sistem Demokrasi Terpimpin yang diterapkan Soekarno sejak 1959, persaingan politik semakin menguat, dengan tiga kekuatan utama saling berebut pengaruh:
- Partai Komunis Indonesia (PKI) – Mendukung gagasan sosialisme dan berusaha memperluas pengaruhnya di berbagai sektor, termasuk militer dan birokrasi.
- Tentara Nasional Indonesia (TNI) – Berusaha menjaga stabilitas negara dan menentang dominasi PKI yang dianggap sebagai ancaman ideologi.
- Partai Nasional Indonesia (PNI) – Sebagai partai nasionalis yang dekat dengan Soekarno, PNI berupaya menjaga posisinya di tengah ketegangan politik.
PKI: Kebangkitan dan Dominasi Politik
PKI berkembang pesat pada era 1950-an hingga awal 1960-an, menjadi salah satu partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan Tiongkok. Beberapa faktor yang mendorong kebangkitan PKI meliputi:
1. Dukungan Soekarno terhadap PKI
Soekarno mendukung konsep “Nasakom” (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) untuk menyatukan kekuatan nasionalis, Islam, dan komunis. Hal ini memberikan ruang bagi PKI untuk berperan dalam pemerintahan.
2. Pengaruh PKI dalam Birokrasi dan Organisasi Massa
PKI berhasil memperluas pengaruhnya dalam organisasi petani, buruh, dan kelompok intelektual, serta memiliki hubungan erat dengan Tiongkok dan Uni Soviet.
3. Konflik dengan TNI
TNI melihat PKI sebagai ancaman karena upaya PKI untuk menyusup ke dalam institusi militer dan kebijakan reforma agraria yang bertentangan dengan kepentingan sebagian besar petinggi militer.
TNI: Kekuatan Militer dalam Politik
TNI, terutama Angkatan Darat, memegang peran penting dalam menjaga stabilitas negara dan menekan pengaruh PKI. Beberapa aspek utama keterlibatan TNI dalam politik Orde Lama meliputi:
1. Peran dalam Pemerintahan
TNI memiliki posisi strategis dalam pemerintahan dan turut menentukan kebijakan negara, terutama setelah pemberontakan DI/TII dan PRRI/Permesta.
2. Ketegangan dengan PKI
PKI berusaha membentuk “Angkatan Kelima” dengan mempersenjatai buruh dan petani, yang ditentang keras oleh TNI karena dianggap sebagai ancaman terhadap stabilitas nasional.
3. Hubungan dengan Amerika Serikat
Amerika Serikat khawatir dengan meningkatnya pengaruh PKI dan mendukung TNI untuk membendung penyebaran komunisme di Indonesia, terutama dalam konteks Perang Dingin.
PNI: Kekuatan Nasionalis yang Terjepit
Sebagai partai nasionalis yang awalnya dominan, PNI mengalami kesulitan mempertahankan pengaruhnya di tengah meningkatnya ketegangan antara PKI dan TNI.
1. Dukungan terhadap Soekarno
PNI tetap setia kepada Soekarno dan mendukung kebijakan Demokrasi Terpimpin, meskipun harus bersaing dengan PKI dalam mendapatkan pengaruh politik.
Baca juga: Sejarah Singkat Kemerdekaan Indonesia