IPS Kelas 10Sosiologi

Kebudayaan maupun peradaban adalah ciri kehidupan manusia

ADVERTISEMENT

Kebudayaan maupun peradaban adalah ciri kehidupan manusia. Kebudayaan kerap dianggap sebagai dasar peradaban atau suatu peradaban berdasarkan suatu kebudayaan, yang rohaniah dan estetis merupakan dasar dari yang material. Kebudayaan maupun peradaban adalah ciri kehidupan manusia.

Berbeda dengan binatang atau makhluk lain, dimana lingkungan hidupnya tidak mengandung arti apa-apa, dalam kehidupan manusia yang berbudaya, hidup itu mengandung makna. Kebudayaanlah yang memberikan kesadaran kepada manusia mengenai hidup. 

Dalam merasakan dan memikirkan hidup. Manusia bisa membedakan antara yang baik dan buruk, indah dan jelek, dan salah dan benar.

Dengan kesadarannya itu manusia menilai lingkungan dan kondisi hidupnya, dengan berpedoman atau mengacu kepada nilai-nilai keutamaan. Dengan nilai kebajikan atau nilai luhur itulah manusia bisa mengenali yang buruk, jelek atau yang salah dalam kehidupan ini. 

Kebudayaan bertolak dari kesadaran

Kebudayaan bertolak pada kesadaran bahwa manusia diciptakan oleh Sang Pencipta. Kesadaran itu pada dasarnya akan timbul dari pengalaman hidup manusia sendiri, misalnya dengan melihat alam yang begitu besar atau benda-benda sekelilingnya yang mengandung misteri, seolah-olah menguasainya.

Namun Sang Pencipta, memberikan wahyu atau petunjuk mengenai asal-usulnya, hidupnya yang hanya sementara dan arah atau tujuan hidup manusia, sehingga manusia bisa mengatur kehidupannya dan lingkungannya.

Kesadaran lain yang ada pada manusia adalah bahwa seseorang itu tidak hidup sendirian. Paling tidak manusia itu menyadari bahwa ia hidup bersama manusia lainnya. Lebih jauh, ia juga menyadari adanya makhluk dan benda lain yang diciptakan Tuhan, khususnya binatang dan tumbuh-tumbuhan, air, udara, langit, bintang-bintang di atasnya dan bumi yang dipijak. 

Karena itu maka manusia harus memahami hidupnya secara relasional, berhubungan dan berinteraksi satu dengan lainnya di dalam mendukung hidup manusia itu sendiri dan makhluk lainnya.

Kesadaran yang tinggi tentang hubungan relasional itu menimbulkan penghargaan manusia pada makhluk-makhluk lainnya, sebab manusia hidup bersama-sama dengan semua itu. Penghargaan itu diikuti dengan upaya untuk memahami lebih dalam makhluk-makhluk lainnya. 

Keluarga dalam Kebudayaan

Dalam kebudayaan, manusia menganggap lainnya sebagai keluarga. Manusia tidak hidup sebagaimana adanya, begitu saja, seperti makhluk-makhluk lainnya. Ternyata, manusia diciptakan dalam bentuk yang sesempurna-sempurnanya.

Karena itulah manusia ditugasi oleh Tuhan sebagai wakil-Nya di muka bumi. Tuhan mengatur kehidupan manusia melalui manusia itu sendiri yang ditugaskan sebagai khalifah (wakil) Tuhan di muka bumi.

Tugas ini merupakan amanah (kepercayaan) Tuhan kepada manusia. Oleh sebab itu, hidup manusia mengemban suatu misi tertentu. Kesadaran tentang misinya itulah maka manusia bertindak mengelola kehidupan berikut isinya.

Hidup manusia mengemban suatu misi tertentu (ilustrasi foto/Okezone travel)

Amanah bagi Manusia

Amanah itulah yang menimbulkan rasa tanggung-jawab dalam kehidupan manusia yang tidak dirasakan oleh makhluk lainnya. Konon Tuhan pernah menawarkan amanat itu kepada makhluk-makhluk lainnya, tetapi tidak ada yang sanggup menerimanya, kecuali manusia, padahal amanat itu memang sangat berat untuk dipikul. 

Berlainan dengan binatang, manusia tidak hidup begitu saja di tengah-tengah alam semesta ciptaan Tuhan. Manusia dalam hidupnya berusaha mengubah lingkungan hidupnya. Itulah ciri hidup manusia yang berkebudayaan, yang mengubah alam menjadi kebudayaan. Oleh sebab itu, jika alam adalah ciptaan Tuhan maka kebudayaan, sebagai benda, adalah ciptaan manusia.

Pada mulanya manusia yang masih rendah kesadarannya, tenggelam dan dikuasai oleh alam semesta yang tidak dipahaminya, sehingga manusia bergantung secara mental kepada alam, namun dengan akal yang diberikan Tuhan secara khusus kepada manusia.

Terlepas dari Belenggu

Manusia melepaskan diri dari belenggu atau ketergantungan dengannya, sehingga dalam kebudayaan manusia sesungguhnya mencapai kemandirian dan bahkan dalam batas-batas tertentu yang makin luas, manusia mampu mengarahkan perkembangan hidupnya. 

Dalam upaya manusia untuk memahami dan menguak misteri sekelilingnya, akhirnya manusia mampu melihat bekerjanya hukumhukum alam dan hukum-hukum perkembangan masyarakat yang merupakan ikatan manusia dalam hidup berkelompok.

Baca juga Terbentuknya integrasi nasional yang kokoh

Dari upaya pemahaman itu manusia menciptakan simbol-simbol, antara lain bahasa. Dengan simbol-simbol itu manusia menciptakan alat-alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan senjata-senjata untuk melindungi diri.

Hubungan Manusia dengan Manusia

Sehingga, dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan manusia dengan manusia dan makhluk-makhluk lainnya, manusia merumuskan norma, aturan dan lembaga-lembaga. Semua itu diciptakan oleh manusia yang bersumber dari akal yang terdiri dari daya pikir, rasa, cipta dan karsa, yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia.

Dengan akal itulah manusia membedakan dirinya dari makhluk-makhluk lainnya. Dan dengan akal itu pula manusia adalah puncak ciptaan atau mahkota makhluk-makhluk lainnya.

ADVERTISEMENT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button