Kapan Waktu Memakai Kain Ihram? Waktu untuk memakai kain ihram dalam ibadah haji dimulai pada saat memasuki miqat. Miqat adalah batas tertentu di sekitar Mekkah yang ditetapkan sebagai titik awal bagi jamaah haji untuk memakai kain ihram. Pada saat memasuki miqat, jamaah haji harus berpakaian ihram.
Miqat memiliki beberapa titik masuk yang berbeda, tergantung dari arah kedatangan jamaah haji. Berikut adalah beberapa miqat yang umum digunakan:
- Miqat dari penduduk Mekkah: Bagi penduduk Mekkah, miqat mereka adalah tempat tinggal mereka sendiri. Mereka dapat memakai kain ihram dari rumah mereka langsung.
- Miqat dari Madinah: Bagi jamaah haji yang datang dari Madinah, miqat mereka adalah di Dhu’l-Hulayfah (juga dikenal sebagai Abyar ‘Ali). Di sini, mereka akan memasuki keadaan ihram sebelum melanjutkan perjalanan menuju Mekkah.
- Miqat dari Yordania: Bagi jamaah haji yang datang dari Yordania atau melalui rute udara yang melintasi Yordania, miqat mereka adalah di Al-Juhfah (juga dikenal sebagai Rabigh). Di sini, mereka akan memakai kain ihram sebelum melanjutkan perjalanan ke Mekkah.
- Miqat dari negara-negara lain: Bagi jamaah haji yang datang dari negara-negara lain, miqat mereka tergantung pada rute dan perjanjian antara pemerintah Saudi Arabia dan negara asal mereka. Misalnya, jamaah haji yang datang melalui penerbangan langsung ke Mekkah biasanya akan memasuki keadaan ihram di pesawat sebelum mendarat di Mekkah.
Setelah memasuki miqat dan memakai kain ihram, jamaah haji harus mematuhi aturan dan larangan yang berlaku selama berada dalam keadaan ihram. Mereka harus menjaga kesucian, menghindari perbuatan yang diharamkan, dan berfokus pada ibadah haji dengan hati yang khusyuk.
A. Berapa hari pakai kain ihram?
Jangka waktu penggunaan kain ihram dalam ibadah haji adalah tergantung pada jenis ibadah haji yang dilakukan.
- Haji Ifrad: Jika seseorang melakukan haji Ifrad, yaitu hanya melakukan ibadah haji tanpa umrah, maka penggunaan kain ihram dimulai dari miqat dan berakhir setelah melempar Jumrah Aqabah (lemparan jumrah pada hari ke-10 Dzulhijjah). Setelah melempar Jumrah Aqabah, seseorang dapat melepas kain ihram dan mengganti pakaian biasa.
- Haji Tamattu’: Jika seseorang melakukan haji Tamattu’, yaitu melakukan umrah diikuti oleh haji, maka penggunaan kain ihram dimulai dari miqat untuk umrah dan berakhir setelah melempar Jumrah Aqabah dalam ibadah haji. Setelah melempar Jumrah Aqabah, seseorang dapat melepas kain ihram dan mengganti pakaian biasa. Setelah itu, pada tanggal 8 Dzulhijjah, penggunaan kain ihram akan dimulai kembali untuk ibadah haji dan berlanjut hingga selesai semua ritual haji.
- Haji Qiran: Jika seseorang melakukan haji Qiran, yaitu menggabungkan antara umrah dan haji tanpa melepas kain ihram di antara keduanya, maka penggunaan kain ihram dimulai dari miqat untuk umrah dan berlanjut hingga selesai semua ritual haji.
Dalam semua jenis haji tersebut, jamaah haji harus memperhatikan larangan-larangan dan tata cara berpakaian yang berlaku saat berada dalam keadaan ihram. Setelah selesai ibadah haji dan semua ritual haji telah dilaksanakan, seseorang dapat melepas kain ihram dan mengganti pakaian biasa.
B. Memakai kain ihram apakah wajib?
Memakai kain ihram adalah wajib (fardh) dalam ibadah haji. Kain ihram merupakan pakaian khusus yang dipakai oleh jamaah haji dalam menjalankan beberapa ritual haji, termasuk thawaf di sekitar Ka’bah dan sa’i antara bukit Safa dan Marwah.
Kewajiban memakai kain ihram dalam ibadah haji didasarkan pada dalil-dalil agama, termasuk hadis-hadis yang menjelaskan tata cara pelaksanaan haji. Rasulullah Muhammad saw. dan para sahabat selalu memakai kain ihram dalam melaksanakan ibadah haji, dan hal ini telah menjadi sunnah yang diikuti oleh umat Islam.
Penggunaan kain ihram memiliki makna dan simbolisme yang penting dalam ibadah haji. Kain ihram yang sederhana dan serupa untuk semua jamaah haji mengingatkan akan persaudaraan dan kesetaraan di antara umat Muslim, serta mengingatkan pada hari kematian dan menghadap Allah tanpa memperlihatkan perbedaan sosial atau materi.
Jadi, bagi setiap jamaah haji, memakai kain ihram adalah wajib sebagai bagian dari tata cara pelaksanaan ibadah haji yang telah ditetapkan dalam agama Islam. Tidak memakai kain ihram atau mengabaikannya secara sengaja tanpa alasan yang sah dapat mempengaruhi keabsahan dan penerimaan ibadah haji. Oleh karena itu, sangat penting bagi jamaah haji untuk mematuhi kewajiban ini agar ibadah hajinya diterima oleh Allah.
C. Bagaimana cara menggunakan kain ihram yang benar?
Berikut adalah tata cara menggunakan kain ihram yang benar:
- Pilih kain ihram yang sesuai: Kain ihram biasanya terdiri dari dua lembar kain putih yang tidak dijahit. Pastikan kain yang dipilih bersih, nyaman, dan cukup panjang untuk menutupi tubuh dengan baik.
- Bersiap-siap mandi: Sebelum memakai kain ihram, jamaah haji sebaiknya mandi atau melakukan wudhu sesuai tuntunan agama. Ini termasuk membasuh seluruh tubuh dan membersihkan diri sebelum memasuki keadaan ihram.
- Letakkan kain ihram: Tempatkan kain ihram di depan Anda dengan satu lembar di atas dan satu lembar di bawah. Atur posisinya agar kain terbuka lebar.
- Niat ihram: Sebelum memakai kain ihram, berniatlah dalam hati untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah. Niat ini penting dan harus disadari secara sadar dalam hati.
- Balut kain di atas tubuh: Ambil kain yang berada di atas dan balutkan di sekitar tubuh, menutupi bagian atas tubuh dari bahu hingga pergelangan tangan. Pastikan kain menutupi seluruh bagian tubuh dengan baik.
- Balut kain di bawah tubuh: Ambil kain yang berada di bawah dan balutkan di sekitar pinggang atau pinggul Anda. Kain ini harus cukup longgar agar memungkinkan gerakan bebas selama ibadah.
- Jangan menggunakan jahitan: Pastikan kain ihram tidak dijahit. Ini penting untuk mematuhi ketentuan penggunaan kain ihram yang sederhana dan tanpa jahitan.
- Perhatikan aurat: Pastikan seluruh tubuh tertutup dengan baik oleh kain ihram. Bagian bawah tidak boleh terangkat terlalu tinggi sehingga bagian tubuh yang seharusnya ditutup terbuka.
- Tetap menjaga kebersihan dan kesopanan: Ketika menggunakan kain ihram, penting untuk menjaga kebersihan tubuh dan kain itu sendiri. Hindari melakukan perbuatan yang dapat merusak kesucian kain atau melanggar tata cara berpakaian yang telah ditetapkan.
Dalam menggunakan kain ihram, jamaah haji juga diharapkan untuk menjaga kesederhanaan, kesalehan, dan kesopanan. Memakai kain ihram adalah bagian dari ibadah haji yang mengajarkan kesederhanaan, kesatuan, dan pengabdian kepada Allah. Oleh karena itu, selama memakai kain ihram, jamaah haji diharapkan untuk menghormati nilai-nilai tersebut dan berfokus pada ibadah dengan hati yang khusyuk.
Baca juga BAGAIMANA TATA CARA PELAKSANAAN IBADAH HAJI
D. Kapan boleh melepas kain ihram?
Kain ihram boleh dilepas setelah menyelesaikan beberapa tahapan dan ritus dalam ibadah haji. Berikut adalah momen-momen ketika boleh melepas kain ihram:
- Setelah melempar Jumrah Aqabah: Setelah melempar Jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji boleh melepas kain ihram dan mengganti pakaian biasa. Ini berlaku untuk jamaah haji yang melakukan haji Ifrad atau haji Tamattu’.
- Setelah tahallul: Tahallul adalah pembebasan diri dari keadaan ihram setelah menyelesaikan semua ritus haji. Setelah tahallul, jamaah haji boleh melepas kain ihram dan mengganti pakaian biasa. Tahallul umumnya terjadi setelah melempar Jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan menyelesaikan Tawaf Wada’ (tawaf perpisahan) di sekitar Ka’bah.
Jadi, momen-momen di atas menandai saat-saat ketika jamaah haji boleh melepas kain ihram dan kembali menggunakan pakaian biasa. Namun, penting untuk diingat bahwa setelah melepas kain ihram, jamaah haji masih harus mematuhi aturan dan larangan yang berlaku dalam ibadah haji sampai seluruh ritus haji selesai dilaksanakan.
Leave a Reply