Indonesia, sebagai bekas jajahan Belanda selama lebih dari tiga abad, menyimpan banyak jejak kolonial dalam bentuk bangunan fisik. Salah satu warisan arsitektur yang paling mencolok dan masih bertahan hingga kini adalah gedung-gedung pemerintahan peninggalan kolonial Belanda. Gedung-gedung ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat administrasi di masa lalu, tetapi kini juga menjadi simbol sejarah, pusat kebudayaan, bahkan tempat wisata edukatif.
Gedung-gedung tersebut tersebar di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan lainnya. Dengan desain arsitektur bergaya Eropa yang dipadukan dengan adaptasi tropis, bangunan-bangunan ini tetap kokoh dan megah hingga saat ini.
Tujuan Pembangunan Gedung Pemerintahan oleh Belanda
Pada masa kolonial, Belanda membangun berbagai gedung pemerintahan dengan tujuan utama sebagai pusat kendali administrasi wilayah jajahan. Fungsi lainnya antara lain:
- Menunjukkan kekuasaan dan legitimasi pemerintah kolonial.
- Menjadi kantor administrasi dan kediaman para pejabat tinggi.
- Menjadi pusat keuangan, pengadilan, dan pelayanan publik.
Arsitektur dan tata letak bangunan-bangunan tersebut dirancang dengan perhitungan matang untuk menghadapi iklim tropis dan mencerminkan kemegahan kekuasaan kolonial.
Ciri Arsitektur Gedung Pemerintahan Kolonial
Gedung-gedung peninggalan kolonial memiliki ciri khas arsitektur sebagai berikut:
- Bentuk bangunan simetris dan monumental.
- Pilar-pilar tinggi dan lebar yang memberi kesan megah.
- Langit-langit tinggi untuk sirkulasi udara yang baik.
- Jendela besar dan banyak ventilasi untuk pencahayaan alami.
- Atap curam atau bergaya mansard khas Eropa.
- Menggunakan material batu bata, kapur, dan kayu jati lokal.
Contoh Gedung Pemerintahan Kolonial yang Masih Berdiri
1. Istana Merdeka – Jakarta
Dibangun pada tahun 1873 dengan nama Paleis te Koningsplein, istana ini awalnya adalah kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan, bangunan ini menjadi kediaman resmi Presiden Republik Indonesia dan dikenal sebagai Istana Merdeka.
2. Gedung Sate – Bandung
Gedung Sate dibangun pada tahun 1920 sebagai kantor pusat Departemen Transportasi dan Pekerjaan Umum Hindia Belanda. Kini menjadi kantor Gubernur Jawa Barat. Nama “Sate” berasal dari ornamen berbentuk tusuk sate di puncak gedung yang menjadi ciri khas arsitektur kolonial modern tropis.
3. Lawang Sewu – Semarang
Dibangun tahun 1904 oleh perusahaan kereta api Belanda (NIS), Lawang Sewu awalnya merupakan kantor administrasi kereta api. Kini, bangunan ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah populer di Semarang.
4. Balai Kota Surabaya
Balai kota yang digunakan saat ini dibangun oleh Belanda dan masih berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan kota Surabaya. Arsitekturnya menggambarkan transisi antara gaya kolonial klasik dan modern.
5. Kantor Pos Besar – Jakarta
Terletak di dekat Lapangan Merdeka, gedung Kantor Pos Besar Jakarta dibangun pada akhir abad ke-19. Sampai saat ini, gedung ini masih aktif sebagai pusat pelayanan pos dan logistik.
6. Gedung Kementerian Keuangan – Jakarta
Gedung ini dahulu bernama Departement van Financiën dan berfungsi sebagai pusat keuangan kolonial. Saat ini tetap difungsikan sebagai gedung utama Kementerian Keuangan RI.
Peran Gedung-Gedung Kolonial dalam Sejarah Indonesia
- Simbol kekuasaan kolonial
- Gedung-gedung ini menjadi pusat pengambilan kebijakan penjajahan dan simbol kendali atas wilayah Nusantara.
- Gedung-gedung ini menjadi pusat pengambilan kebijakan penjajahan dan simbol kendali atas wilayah Nusantara.
- Latar peristiwa penting
- Banyak gedung menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan, seperti Lawang Sewu dan Istana Merdeka.
- Banyak gedung menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan, seperti Lawang Sewu dan Istana Merdeka.
- Perkembangan kota
- Letak strategis gedung-gedung ini mendorong berkembangnya pusat kota kolonial, yang kemudian menjadi pusat kota modern.
- Letak strategis gedung-gedung ini mendorong berkembangnya pusat kota kolonial, yang kemudian menjadi pusat kota modern.
- Pendidikan sejarah
- Bangunan ini kini digunakan sebagai museum, kantor pemerintah, atau tempat wisata edukatif.
- Bangunan ini kini digunakan sebagai museum, kantor pemerintah, atau tempat wisata edukatif.
Baca juga: Kaitan Nasakom dengan PKI