Faktor Penunjang Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
Komunikasi dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu memperhatikan efektivitas komunikasi dua arah antara
Komunikasi efektif
Sudah membaca
Istimewa
Faktor Penunjang Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
Faktor Penunjang Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran, komunikasi dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu memperhatikan efektivitas komunikasi dua arah antara. Antara pemateri dan peserta dalam pembelajaran, untuk lebih jelasnya mari kita simak faktor penunjang komunikasi efektif dalam pembelajaran.
1) Faktor Komunikator (Pengajar)
Efektivitas komunikasi ditentukan oleh etos komunikator. Etos adalah nilai yang ada pada diri seorang komunikator. Etos dibangun oleh unsur kepercayaan (credibilty) dan atraksi (attractiveness). Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator. Kredibilitas dimunculkan oleh komunikan ketika dia melihat komunikator.
Faktor Penunjang Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran, apabila seorang pengajar masuk ke kelas dengan pakaian kaos dan celana jeans sobek, kira-kira apa yang ada dalam pikiran siswa?
Kemungkinan besar siswa tidak mempercayai kalau orang tersebut adalah seorang pengajar. Mungkin kita akan menyebutnya pengajar tersebut tidak kredibel (tidak dapat dipercaya).
Kredibilitas berada pada persepsi komunikan, sedangkan daya tarik (atraksi) sangat ditentukan pada diri komunikator. Komunikasi akan efektif apabila komunikator memiliki kemampuan untuk menarik komunikan sehingga mereka tunduk kepada pesan yang Anda sampaikan.
Kemampuan pengajar menyesuaikan diri dengan keadaan siswa dapat menentukan keberhasilan berkomunikasi.
Keadaan yang dimaksud dapat berupa memahami kepentingan siswa, kebutuhannya, kecakapannya, pengalamannya, kemampuan berpikirnya, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Penting bagi pengajar untuk membangun etos ini sehingga persepsi siswa kepada pengajar menjadi positif.
Selain itu, daya tarik seorang pengajar harus menjadi modal dalam membangun komunikasi dengan siswa sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2) Faktor Komunikan (Siswa)
Sebelum menyampaikan pesan, komunikator terlebih dahulu harus memahami siapa komunikannya karena komunikan terdiri dari orang-orang yang hidup, bekerja, dan bermain satu sama lain dalam jaringan lembaga sosial.
Komunikan akan mempertimbangkan keuntungan pesan yang disampaikan komunikator pada dirinya. Kalau tidak menguntungkan, ia tidak akan memberikan tanggapan.
Pada saat komunikan mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu harus sesuai dengan tujuan yang diinginkannya.
Dalam konteks pembelajaran, penting bagi pengajar untuk memahami karakteristik siswa, antara lain mengetahui kebutuhan siswa, kecakapan yang dimiliki siswa, pengalaman-pengalaman belajar dan pengalaman di luar kelas, kemampuan berpikir siswa, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.
Untuk lebih jelas bagaimana cara memahami karakteristik siswa, silakan Anda baca modul pelatihan tentang Karakteristik Siswa.
Agar komunikasi menjadi efektif, penting bagi komunikator (pengajar) memperhatikan aspek sebagai berikut:
- waktu yang tepat untuk suatu pesan (dalam pembelajaran biasanya dibuat dalam RPP dengan memperhatikan kompetensi dasar yang ingin dicapai);
- bahasa yang digunakan harus dapat dimengerti oleh siswa;
- sikap dan nilai yang ditampilkan harus dapat menumbuhkan kepercayaan siswa;
- memilah-milah jenis kelompok sasaran dimana komunikasi akan dilakukan.
3) Faktor Pesan (Muatan Pelajaran)
Pesan dibangun oleh dua faktor, yaitu isi pesan (the content of messasge) dan bahasa (symbol). Supaya pesan mudah diterima dan dipahami oleh komunikan, pesan harus diorganisasikan dengan baik.
Setelah terorganisasi dengan baik pesan harus disesuaikan dengan cara berpikir, kebutuhan, dan kepentingan komunikan. Pesan juga ditentukan oleh tujuan berkomunikasi kita.
Apabila tujuannya untuk menyampaikan informasi, pesan harus dapat menyentuh pikiran komunikan dan meyakinkan komunikan sehingga sadar bahwa pesan yang diterima penting untuk diri komunikan.
Apabila tujuan pesan untuk persuasif, pesan harus menyentuh perasaan komunikan, sehingga komunikan merasa puas dengan pesan itu dan pada akhirnya berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang komunikator anjurkan.
Pengajar yang baik harus mampu mengelola pesan yang menarik yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Rakhmat (1989) memberikan lima tahapan dalam penyusunan pesan yang baik, yaitu: tahap perhatian, tahap kebutuhan, tahap pemuasan, tahap visualisasi, dan tahap tindakan.
a) Tahap perhatian
Siswa (komunikan) secara sengaja dapat memperhatikan pesan karena ia berkeinginan untuk mendengarnya. Tetapi seorang pengajar (komunikator) harus berupaya membuat siswa menaruh perhatian terhadap pesan, walaupun sebetulnya siswa lebih tertarik pada hal-hal lain.
b) Tahap kebutuhan
Pengajar (komunikator) harus bisa menimbulkan perasaan pada siswa (komunikan) bahwa pesan yang disampaikannya itu penting bagi siswa, sehingga siswa membutuhkan pesan itu.
c) Tahap pemuasan
Pada tahap ini Pengajar (komunikator) berusaha agar pesan yang disampaikan dipahami oleh siswa (komunikan), dengan kata lain bahwa siswa (komunikan) menyetujui terhadap gagasan-gagasan pengajar yang disampaikan.
d) Tahap visualisasi
Visualisasi berarti membayangkan pelaksanaan gagasan-gagasan pada waktu mendatang. Karena itu, gambaran yang disajikan harus menyenangkan bila gagasan-gagasan komunikator dapat dilaksanakan oleh komunikan.
Baca juga Proses komunikasi yang dikemukakan para ahli
Proyeksi-proyeksi di masa datang digambarkan dengan cermat dan jelas untuk meyakinkan komunikan bahwa pesan yang disampaikan menjadi penting untuk diwujudkan.
e) Tahap Tindakan
Tahap ini berfungsi untuk merumuskan tahapan-tahapan sebelumnya dalam bentuk sikap dan keyakinan tertentu untuk bertindak atau berbuat sesuatu.