Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia Pada Abad ke 20
Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia Pada Abad ke 20, Munculnya semangat kebangsaan yang ada pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor ekstern yang mempengaruhi nasionalisme Indonesia, adalah:
(1) Pengaruh faham-faham modern dari Eropa (liberalisme, humanisme, nasionalisme, komunisme); (2) Pengaruh gerakan PanIslamisme; (3) Pengaruh pergerakan bangsa terjajah di Asia; dan (4) Pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia.
Sedangkan faktor internal yang mendorong munculnya semangat kebangsaan atau nasionalisme adalah: (1) timbulnya kembali golongan pertengahan, kaun terpelajar; (2) adanya penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam berbagai bidang kehidupan; (3) pengaruh golongan peranakan; dan (4) adanya keinginan untuk melepaskan diri dari imperialisme.
Tumbuh dan berkembangnya nasionalisme Indonesia meliputi semua aspek kehidupan berupa semangat untuk memberdayakan ekonomi, pendidikan, politik, sosial, dan budaya yang diwujudkan dalam bentuk perjuangan organisasi pergerakan nasional yang moderat atau radikal, yang mau bekerja sama (kooperatif) maupun tidak bekerja sama (non-kooperatif) dengan pemerintah kolonial Belanda.
Perbedaan Nasionalisme Asia dan Eropa
Nasionalisme yang berkembang di dunia ini walaupun berasal dari ibu yang sama, tetapi masing-masing wilayah mempunyai perbedaan, dengan demikian proses dan akibatnya juga berbeda.
- Nasionalisme asia lahir sebagai reaksi atas sistem imperialisme. Sebaliknya lahir sebagai akibat perubahan struktur masyarakat dari feodalistik menuju kapitalis.
- Nasionalisme Asia melahirkan keberanian terhadap ras kulit putih, sebaliknya di Eropa tidak terjadi.
- Mengandung rasa solider dengan bangsa lain di dunia. Sedang di Eropa tidak terjadi.
Konsep Lain yang Berhubungan dengan Nasionalisme
Beberapa konsep atau istilah yang memiliki kaitan atau berhubungan dengan semangat kebangsaan antara lain:
a. Patriotisme
Patriotisme adalah sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan dengan penuh semangat rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuan, kejayaan dan kemakmuran bangsa.
Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik, ditandai oleh adanya: (1) rasa cinta pada tanah air, (2) rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, (3) menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, (4) berjiwa pembaharu, (5) tidak mudah menyerah.
Konsep patriotik tidak selalu terjadi dalam lingkup bangsa dan negara, tetapi juga dalam lingkup sekolah dan desa atau kampung.
Kita mungkin bisa menemukan bagaimana seorang siswa atau masyarakat yang lainnya berbuat sesuatu yang mempunyai arti sangat besar bagi sekolah atau bagi lingkungan desa atau kampung.
b. Chauvinisme
Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan bangsa sendiri, dan merendahkan bangsa lain. Contoh seperti yang dikemukakan oleh A Hitler dengan kalimat Deutschland Uber Alles in der Welt (Jerman di atas segala-galanya dalam dunia).
Slogan ini kadang masih dipakai di Jerman untuk memberi semangat pada atlit dalam bertanding. Hal ini dapat dilihat ketika Jerman menjadi juara sepakbola Eropa tahun 2000, dimana kalimat ini dipergunakan untuk memberi semangat pemain sepakbola Jerman.
Baca juga Pada tanggal 15 Agustus Jepang menyerah tanpa syarat
Inggris juga punya slogan Right or Wrong is my Country. Jepang yang menganggap bahwa bangsanya merupakan keturunan Dewa Matahari, atau mungkin bangsa lain juga ada, tetapi tidak nampak.
c. Sukuisme
Sukuisme adalah suatu paham yang memandang bahwa suku bangsanya lebih baik dibandingkan dengan suku bangsa yang lain, atau rasa cinta yang berlebihan terhadap suku bangsa sendiri.