Home » IPS Kelas 7 » Ekonomi Berkelanjutan: Mengelola Kegiatan Ekonomi yang Ramah Lingkungan
Posted in

Ekonomi Berkelanjutan: Mengelola Kegiatan Ekonomi yang Ramah Lingkungan

Ekonomi Berkelanjutan: Mengelola Kegiatan Ekonomi yang Ramah Lingkungan (ft.istimewa)
Ekonomi Berkelanjutan: Mengelola Kegiatan Ekonomi yang Ramah Lingkungan (ft.istimewa)

Dalam era modern yang penuh tantangan lingkungan, konsep ekonomi berkelanjutan menjadi semakin penting. Pertumbuhan ekonomi yang pesat sering kali diiringi oleh eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan pencemaran lingkungan. Untuk menghadapi hal ini, diperlukan sistem ekonomi yang tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, tetapi juga memperhatikan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan generasi mendatang. Bagaimana Ekonomi Berkelanjutan: Mengelola Kegiatan Ekonomi yang Ramah Lingkungan?

Artikel Ekonomi Berkelanjutan: Mengelola Kegiatan Ekonomi yang Ramah Lingkungan ini akan membahas secara lengkap tentang pengertian ekonomi berkelanjutan, prinsip-prinsip dasarnya, contoh penerapan di Indonesia, hingga tantangan yang dihadapi dalam mewujudkannya.


1. Pengertian Ekonomi Berkelanjutan

Ekonomi berkelanjutan (sustainable economy) adalah sistem ekonomi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.

Artinya, kegiatan ekonomi harus dilakukan dengan cara yang efisien, adil, dan ramah lingkungan. Konsep ini menekankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan.

Dalam praktiknya, ekonomi berkelanjutan mencakup:

  • Penggunaan sumber daya alam secara bijak.
  • Mengurangi limbah dan polusi.
  • Mendorong energi terbarukan.
  • Memberdayakan masyarakat lokal.

2. Prinsip-Prinsip Ekonomi Berkelanjutan

Terdapat tiga pilar utama yang menjadi dasar ekonomi berkelanjutan, dikenal dengan istilah Triple Bottom Line (TBL):

a. People (Sosial)

Kegiatan ekonomi harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat, seperti pemberian upah layak, kesehatan pekerja, dan keadilan sosial.

b. Planet (Lingkungan)

Produksi dan konsumsi harus dilakukan tanpa merusak lingkungan, misalnya dengan mengurangi emisi karbon, daur ulang limbah, dan penggunaan energi bersih.

c. Profit (Ekonomi)

Perusahaan tetap harus menghasilkan keuntungan agar bisnis berkelanjutan, tetapi dengan cara yang bertanggung jawab.


3. Diagram Alur Konsep Ekonomi Berkelanjutan

Berikut adalah diagram alur sederhana untuk menggambarkan hubungan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam sistem berkelanjutan:

       [Ekonomi Berkelanjutan]

                 |

     ——————————

     |            |               |

 [Ekonomi]     [Sosial]      [Lingkungan]

     |            |               |

  Pertumbuhan   Keadilan     Kelestarian

     |            |               |

     ——————————

                 |

         [Kesejahteraan Bersama]

Diagram di atas menunjukkan bahwa kesejahteraan bersama hanya dapat tercapai jika tiga aspek utama berjalan seimbang.


4. Dampak Kegiatan Ekonomi yang Tidak Berkelanjutan

Jika kegiatan ekonomi tidak memperhatikan keberlanjutan, dampak negatif yang muncul dapat sangat besar, antara lain:

  • Kerusakan lingkungan akibat penebangan hutan, polusi air, dan udara.
  • Pemanasan global karena meningkatnya emisi karbon dari industri.
  • Kesenjangan sosial akibat eksploitasi tenaga kerja dan ketidakadilan ekonomi.
  • Krisis sumber daya alam, seperti berkurangnya air bersih dan tanah subur.

Contohnya, penambangan batu bara besar-besaran di Kalimantan menghasilkan keuntungan ekonomi jangka pendek, namun mengakibatkan kerusakan hutan, banjir, dan hilangnya habitat satwa liar.


5. Contoh Nyata Penerapan Ekonomi Berkelanjutan di Indonesia

a. Pertanian Organik di Jawa Barat

Petani di Lembang dan Garut mulai menerapkan pertanian organik tanpa pestisida kimia. Hasil panen memang sedikit lebih rendah, tetapi produk yang dihasilkan lebih sehat dan ramah lingkungan. Selain itu, harga jualnya juga lebih tinggi.

b. Pemanfaatan Energi Terbarukan di Nusa Tenggara Timur

Beberapa daerah di NTT telah menggunakan panel surya dan pembangkit listrik tenaga angin untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat desa. Ini mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

c. Ekowisata di Bali dan Lombok

Ekowisata mengedepankan pelestarian lingkungan dan budaya lokal. Wisatawan diajak untuk tidak merusak alam dan ikut menjaga kebersihan destinasi wisata.

d. Program Bank Sampah

Program “Bank Sampah” di berbagai kota seperti Yogyakarta dan Surabaya mengubah sampah menjadi barang bernilai ekonomi. Masyarakat dapat menabung sampah dan menukarnya dengan uang atau kebutuhan pokok.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.