Daerah memiliki tradisi membangunkan sahur puasa ramadhan. Sahur adalah waktu makan dan minum sebelum terbit fajar pada bulan Ramadhan. Sahur dianjurkan untuk dilakukan oleh umat muslim karena dapat memberikan energi dan kekuatan bagi tubuh selama menjalankan ibadah puasa.
Sahur sebaiknya dijadwalkan sedemikian rupa sehingga cukup memberikan energi dan kekuatan selama menjalankan ibadah puasa, tetapi tidak terlalu berat sehingga menyebabkan kenyang berlebihan atau tidak nyaman. Makanan yang sehat dan bergizi seperti roti, nasi, bubur, telur, dan sayuran dapat dijadikan pilihan untuk menu sahur.
Selain itu, sahur juga dianjurkan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki dan kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sahur juga dapat membantu menjaga kesehatan tubuh selama berpuasa, terutama untuk menjaga kadar gula darah agar tetap stabil.
Oleh karena itu, sebaiknya jangan melewatkan waktu sahur dan usahakan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Sahur adalah waktu yang sangat penting dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, sehingga umat muslim sebaiknya mempersiapkannya dengan baik agar puasa dapat dilaksanakan dengan lancar dan nyaman.
Baca juga Khutbah Jum’at: Tiga Ciri Orang yang Dicintai Allah
A. Membangunkan orang sahur di Indonesia
Membangunkan orang sahur atau yang dikenal juga dengan sebutan “sahur on the road” adalah kebiasaan yang populer dilakukan di Indonesia. Kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang berkeliling di sekitar lingkungan atau kampung-kampung pada saat menjelang waktu sahur.
Terkadang, mereka menggunakan alat-alat musik atau peralatan suara seperti beduk, klakson, atau terompet untuk membangunkan warga sekitar agar bisa sahur lebih awal. Kegiatan ini dianggap sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas antar sesama muslim untuk saling mengingatkan dan mendukung dalam menjalankan ibadah puasa.
Namun, perlu diingat bahwa kegiatan ini harus dilakukan dengan memperhatikan etika dan tidak mengganggu ketertiban umum serta hak privasi orang lain. Pihak yang melakukan kegiatan “sahur on the road” sebaiknya memperhatikan ketentuan-ketentuan terkait keamanan dan kenyamanan warga setempat, seperti tidak menggunakan alat-alat musik atau peralatan suara yang terlalu keras atau mengganggu orang yang sedang beristirahat.
Dalam menjalankan kegiatan “sahur on the road”, sebaiknya juga dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku, seperti menggunakan masker dan menjaga jarak fisik agar tidak menimbulkan kerumunan atau penyebaran virus Covid-19.
B. Daerah memiliki tradisi membangunkan sahur puasa ramadhan
Kebiasaan membangunkan sahur di Indonesia biasanya dilakukan di berbagai daerah, terutama di kawasan pedesaan atau perkampungan yang mayoritas penduduknya muslim. Beberapa daerah di Indonesia yang memiliki tradisi membangunkan sahur antara lain:
- Yogyakarta: Di Yogyakarta, kegiatan membangunkan sahur dikenal dengan sebutan “Ngamen”. Biasanya, sekelompok anak muda berkeliling kampung dengan membawa alat musik sederhana, seperti kendang, terompet, atau rebana, dan memainkannya di depan rumah-rumah warga sebagai tanda agar orang-orang segera bangun untuk sahur.
- Banten: Di Banten, kegiatan membangunkan sahur dikenal dengan sebutan “Nyadran”. Biasanya, sekelompok warga mengadakan doa bersama di malam hari, lalu pada saat menjelang sahur, mereka berkeliling kampung dengan membawa obor atau lilin untuk membangunkan orang sahur dan menyemarakkan kegiatan puasa.
- Aceh: Di Aceh, kegiatan membangunkan sahur dikenal dengan sebutan “Seuramoe”. Biasanya, sekelompok anak muda memainkan alat musik tradisional seperti “rabana” dan “gendang beleq”, sambil berkeliling kampung untuk membangunkan warga agar bisa sahur.
- Jawa Tengah: Di Jawa Tengah, kegiatan membangunkan sahur dikenal dengan sebutan “Suwung”. Biasanya, sekelompok anak muda berkeliling kampung dengan membawa obor dan memainkan alat musik sederhana, seperti gamelan atau kendang, sebagai tanda agar orang-orang segera bangun untuk sahur.
Namun, perlu diingat bahwa kegiatan membangunkan sahur harus dilakukan dengan memperhatikan etika dan norma yang berlaku, serta tidak mengganggu ketertiban umum dan hak privasi orang lain. Hal ini dilakukan agar kegiatan membangunkan sahur dapat berjalan dengan aman, tertib, dan menyenangkan.
Leave a Reply