Cara Pengendalian Sosial Masyarakat dan contohnya, Agar pengendalian sosial dapat berjalan secara efektif, perlu ditempuh cara-cara yang sesuai dengan kondisi budaya masyarakat setempat. Ada dua cara pengendalian sosial yakni pengendalian tanpa kekerasan dan pengendalian dengan kekerasan.
1. Pengendalian tanpa kekerasan (persuasi)
Pengendalian ini biasanya ditujukan kepada masyarakat yang hidup dalam keadaan relatif aman dan tentram. Artinya sebagian nilai dan norma sudah mendarah daging pada diri warga masyarakat. Caracara yang bisa ditempuh antara lain kotbah-kotbah keagamaan, ceramah umum, pidato-pidato pada acara resmi, dan sebagainya.
Baca juga Dampak penyimpangan sosial ekonomi dan Sikap terhadap Para Devian Sosial
2. Pengendalian dengan kekerasan (koersi)
Pengendalian ini biasanya ditujukan pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan sosial-budaya. Norma-norma yang telah lama ada dihadapkan pada norma-norma atau ”budaya” baru. Pembauran budaya lama dengan budaya baru harus sesuai dengan norma-norma yang ada pada lingkungan masyakarat.
Baca juga Dampak penyimpangan sosial budaya dan politik
Pada hal norma yang baru ini belum melekat pada diri masyarakat. Jika norma lama ingin dipertahankan, maka pengendalian sosial berfungsi untuk menolak norma yang baru. Namun jika norma lama harus diganti dengan norma baru, maka pengendalian sosial berfungsi untuk mendorong ditaatinya norma-norma yang baru itu.
Baca juga Dampak Penyimpangan Sosial di lingkungan masyarakat
Pengendalian dengan kekerasan tentu saja tidak boleh dilakukan semena-mena tanpa batas. Biasanya pengendalian ini menimbulkan reaksi yang menentang dari pihak-pihak yang menetapkan pengendalian. Perlu diingat pula bahwa paksaan yang dilakukan terus menerus tidak akan berhasil dengan baik.
Baca juga Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga dan Masyarakat
Cara Pengendalian Sosial Masyarakat dan contohnya, pengendalian dengan kekerasan dapat dibedakan menjadi dua yakni, kompulsi dan pervasi. Kompulsi bertujuan untuk memaksa masyarakat mematuhi norma–norma yang berlaku. Misalnya hukuman penjara. Sedangkan pervasi adalah penanaman normanorma secara berulang-ulang supaya hal itu bisa masuk dalam kesadaran seseorang.