Selama lebih dari 350 tahun, Indonesia berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Dari kedatangan VOC pada awal abad ke-17 hingga berakhirnya pemerintahan Hindia Belanda, berbagai perlawanan rakyat terjadi di berbagai daerah. Puncaknya adalah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, yang mengakhiri dominasi Belanda secara resmi. Artikel Akhir dari 350 Tahun Penjajahan Belanda akan membahas proses panjang menuju kemerdekaan, mulai dari perlawanan bersenjata, gerakan nasional, hingga akhirnya pengakuan kedaulatan oleh Belanda.
Awal Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Belanda
Sejak VOC mulai menguasai perdagangan dan wilayah di Nusantara, banyak perlawanan terjadi. Namun, sebagian besar bersifat regional dan kurang terkoordinasi. Beberapa perlawanan penting meliputi:
- Perlawanan Sultan Agung (1628-1629) terhadap VOC di Batavia.
- Perang Makassar (1666-1669) antara Kesultanan Gowa dan VOC.
- Perang Diponegoro (1825-1830) sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem Tanam Paksa.
- Perlawanan Pattimura (1817) di Maluku melawan penjajahan Belanda.
Meskipun banyak dari perlawanan ini berhasil ditumpas, semangat rakyat Indonesia untuk merdeka tidak pernah padam.
Munculnya Kesadaran Nasional dan Gerakan Kebangkitan Bangsa
Memasuki abad ke-20, perjuangan melawan penjajahan mulai berubah bentuk. Perlawanan fisik mulai digantikan dengan gerakan politik dan intelektual yang menuntut kemerdekaan.
1. Lahirnya Organisasi Pergerakan Nasional
Gerakan nasional dimulai dengan Budi Utomo (1908), organisasi yang menekankan pentingnya pendidikan bagi pribumi. Setelah itu, beberapa organisasi lain muncul, seperti:
- Sarekat Islam (1912), yang memperjuangkan hak-hak ekonomi rakyat.
- Indische Partij (1913), organisasi politik pertama yang secara terbuka menentang kolonialisme Belanda.
- Perhimpunan Indonesia (1925), yang mengusung konsep nasionalisme modern.
- Partai Nasional Indonesia (PNI, 1927), yang didirikan oleh Soekarno dan secara terang-terangan menyerukan kemerdekaan Indonesia.
2. Sumpah Pemuda 1928: Semangat Persatuan Bangsa
Pada 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai organisasi berkumpul dan mengikrarkan Sumpah Pemuda. Mereka menyatakan tekad untuk bersatu dalam:
- Satu Nusa
- Satu Bangsa
- Satu Bahasa, Indonesia
Sumpah Pemuda menjadi tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan karena menanamkan semangat persatuan dalam melawan penjajahan.
Dampak Perang Dunia II: Indonesia di Ambang Kemerdekaan
Ketika Perang Dunia II pecah, Jepang berhasil mengusir Belanda dari Indonesia pada tahun 1942. Selama pendudukan Jepang (1942-1945), rakyat Indonesia mengalami penderitaan yang sama beratnya dengan era kolonial Belanda. Namun, Jepang juga memberikan kesempatan bagi pemimpin nasionalis untuk berorganisasi, seperti:
- Pembentukan PETA (Pembela Tanah Air) sebagai cikal bakal militer Indonesia.
- Diizinkannya Soekarno dan Hatta untuk memobilisasi rakyat melalui organisasi seperti Putera dan Jawa Hokokai.
Jepang akhirnya kalah dalam Perang Dunia II pada Agustus 1945, yang membuka peluang bagi Indonesia untuk merdeka.
Baca juga: Dewan Revolusi Indonesia: Siapa Saja Anggotanya?