Monday, March 10, 2025
Pelajaran IPSSejarah

Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947)

Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947) adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada 21 Juli 1947 ketika Belanda melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap Republik Indonesia dengan tujuan merebut kembali wilayah-wilayah yang telah dikuasai Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan. Serangan ini melanggar perjanjian Linggarjati yang sebelumnya telah disepakati antara kedua belah pihak.

Latar Belakang

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, Belanda tidak mengakui kedaulatan Indonesia dan berusaha untuk kembali menjajah. Upaya diplomasi dilakukan untuk menghindari konflik, yang menghasilkan Perjanjian Linggarjati pada 15 November 1946. Dalam perjanjian ini, Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia yang meliputi Jawa, Sumatra, dan Madura.

Namun, Belanda merasa tidak puas dengan perjanjian tersebut dan berusaha mengubah keadaan dengan kekuatan militer. Dengan dalih “aksi polisionil,” mereka melancarkan serangan terhadap wilayah-wilayah yang dikuasai Republik Indonesia.

Jalannya Agresi Militer Belanda I

Pada 21 Juli 1947, Belanda melancarkan serangan yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I. Serangan ini dimulai di beberapa wilayah strategis:

  1. Serangan di Jawa
    • Belanda menyerang berbagai kota besar seperti Bandung, Semarang, dan Surabaya.
    • Mereka berhasil merebut daerah perkebunan dan industri penting.
    • Kota-kota kecil di Jawa Barat dan Jawa Timur jatuh ke tangan Belanda.
  2. Serangan di Sumatra
    • Belanda juga menyerang daerah Sumatra, terutama daerah yang kaya sumber daya alam seperti Medan dan Palembang.
    • Infrastruktur ekonomi seperti perkebunan dan jalur transportasi menjadi target utama.
  3. Dampak bagi Rakyat Indonesia
    • Rakyat Indonesia mengalami penderitaan akibat serangan ini, dengan banyaknya pengungsi dan korban jiwa.
    • Pasukan Republik Indonesia menggunakan strategi perang gerilya untuk melawan Belanda.

Perlawanan Indonesia

Meskipun kalah dalam persenjataan dan teknologi, pasukan Indonesia tidak menyerah begitu saja. Mereka mengadopsi strategi perang gerilya untuk menghambat pergerakan Belanda. Beberapa tokoh penting dalam perlawanan ini adalah:

  • Jenderal Sudirman: Memimpin pasukan gerilya untuk menghambat serangan Belanda.
  • Sutan Sjahrir: Berperan dalam diplomasi internasional untuk mendapatkan dukungan dunia.
  • Soekarno dan Hatta: Terus berjuang secara politik untuk mempertahankan kemerdekaan.

Reaksi Dunia Internasional

Agresi Militer Belanda I mendapat kecaman dari dunia internasional, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Beberapa langkah yang diambil oleh komunitas internasional:

  1. Intervensi Dewan Keamanan PBB
    • PBB meminta agar Belanda dan Indonesia menghentikan pertempuran dan kembali ke meja perundingan.
  2. Komisi Tiga Negara (KTN)
    • PBB membentuk KTN yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia untuk menengahi konflik.
    • Upaya ini akhirnya menghasilkan Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948.

Baca juga: Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang untuk Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Dampak Agresi Militer Belanda I

1. Kehancuran Infrastruktur
  • Banyak kota dan desa mengalami kehancuran akibat serangan Belanda.
  • Sumber daya ekonomi Indonesia dirampas oleh Belanda.
2. Meningkatnya Semangat Nasionalisme
  • Perlawanan rakyat semakin meningkat, dan dukungan terhadap kemerdekaan semakin kuat.
3. Perundingan Renville
  • Perjanjian ini mengharuskan Indonesia menerima garis demarkasi Van Mook yang menguntungkan Belanda.

Baca juga: Tempat Bersejarah Kemerdekaan Indonesia

Kesimpulan

Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947) merupakan bukti nyata bahwa Belanda masih ingin menjajah Indonesia meskipun kemerdekaan telah diproklamasikan. Namun, dengan perjuangan rakyat dan tekanan internasional, Belanda akhirnya harus kembali ke meja perundingan. Peristiwa ini menjadi salah satu langkah penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa tujuan Belanda melakukan Agresi Militer Belanda I?

Belanda ingin merebut kembali wilayah Indonesia dan menguasai sumber daya ekonomi yang penting.

2. Kapan Agresi Militer Belanda I terjadi?

Agresi ini dimulai pada 21 Juli 1947.

3. Wilayah mana saja yang diserang oleh Belanda?

Belanda menyerang berbagai wilayah di Jawa dan Sumatra, termasuk kota-kota besar seperti Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Palembang.

4. Bagaimana rakyat Indonesia melawan serangan ini?

Rakyat Indonesia menggunakan strategi perang gerilya untuk menghambat pergerakan pasukan Belanda.

5. Apa dampak dari Agresi Militer Belanda I?

Dampaknya meliputi kehancuran infrastruktur, meningkatnya semangat nasionalisme, dan perundingan Renville yang menguntungkan Belanda.

6. Apa yang dilakukan PBB terhadap agresi ini?

PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) untuk menengahi konflik dan mendorong perundingan Renville.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.