Dalam penelitian sejarah, tidak semua sumber yang ditemukan dapat langsung dipercaya kebenarannya. Banyak sumber sejarah yang telah mengalami perubahan, pemalsuan, atau penafsiran yang keliru. Oleh karena itu, seorang peneliti sejarah wajib melakukan penentuan keaslian sumber sejarah agar hasil penelitiannya akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bagaimana Cara Menentukan Keaslian Sumber Sejarah dalam Penelitian?
Artikel ini akan membahas secara lengkap cara menentukan keaslian sumber sejarah dalam penelitian, dilengkapi contoh nyata, langkah-langkah praktis, serta penjelasan yang mudah dipahami oleh pelajar maupun peneliti pemula.
Pengertian Keaslian Sumber Sejarah
Keaslian sumber sejarah adalah tingkat keotentikan suatu sumber, yaitu apakah sumber tersebut benar-benar berasal dari masa dan pelaku peristiwa yang diteliti atau bukan.
Menentukan keaslian sumber sejarah merupakan bagian dari kritik sumber, yaitu tahapan penting dalam metode penelitian sejarah setelah proses pengumpulan sumber (heuristik).
Pentingnya Menentukan Keaslian Sumber Sejarah
Menentukan keaslian sumber sejarah sangat penting karena:
- Mencegah penggunaan sumber palsu
- Menjaga objektivitas penulisan sejarah
- Menghindari distorsi dan manipulasi sejarah
- Meningkatkan kredibilitas hasil penelitian
Tanpa proses ini, sejarah dapat berubah menjadi opini atau bahkan propaganda.
Cara Menentukan Keaslian Sumber Sejarah
1. Melakukan Kritik Sumber Eksternal
Kritik eksternal adalah cara untuk menilai keaslian fisik suatu sumber sejarah.
Aspek yang diperiksa:
- Bahan (kertas, batu, logam)
- Tulisan dan gaya bahasa
- Tinta atau ukiran
- Tahun pembuatan
- Kondisi fisik sumber
Contoh nyata:
Peneliti memeriksa prasasti Yupa dengan meneliti jenis batu, aksara Pallawa, dan bahasa Sanskerta untuk memastikan prasasti tersebut berasal dari abad ke-4 Masehi.
2. Melakukan Kritik Sumber Internal
Kritik internal bertujuan untuk menilai kebenaran isi sumber sejarah.
Aspek yang dianalisis:
- Konsistensi isi
- Latar belakang penulis
- Tujuan penulisan
- Bias atau kepentingan tertentu
Contoh nyata:
Arsip kolonial Belanda tentang tanam paksa dianalisis secara kritis karena ditulis oleh pemerintah kolonial yang memiliki kepentingan politik.
3. Membandingkan dengan Sumber Sejarah Lain
Keaslian sumber sejarah dapat diuji dengan membandingkan beberapa sumber yang membahas peristiwa sama.
Contoh nyata:
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diverifikasi melalui:
- Teks proklamasi
- Foto-foto peristiwa
- Kesaksian pelaku
- Arsip Jepang dan Belanda
Jika informasi saling mendukung, keaslian sumber semakin kuat.
4. Meneliti Asal Usul (Provenance) Sumber
Peneliti harus mengetahui asal-usul dan perjalanan sumber sejarah sebelum digunakan.
Contoh nyata:
Dokumen VOC yang tersimpan di Arsip Nasional RI memiliki catatan penyimpanan resmi sehingga keasliannya lebih terjamin.
5. Menggunakan Pendekatan Ilmu Bantu Sejarah
Ilmu bantu sejarah membantu memastikan keaslian sumber secara ilmiah.
Contoh ilmu bantu:
- Arkeologi: meneliti artefak dan situs
- Epigrafi: mengkaji prasasti
- Paleografi: meneliti tulisan kuno
- Numismatik: meneliti mata uang kuno
Contoh nyata:
Keaslian prasasti kerajaan diuji melalui epigrafi dan paleografi.
Baca juga: Perbedaan Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif Beserta Contohnya
