Soeharto merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia modern. Menjabat sebagai Presiden kedua Republik Indonesia selama lebih dari tiga dekade, Soeharto dikenal sebagai arsitek utama Orde Baru, suatu era pemerintahan yang ditandai dengan stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan nasional yang masif. Namun, pemerintahannya juga tidak lepas dari kontroversi, termasuk pelanggaran HAM dan praktik korupsi.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang latar belakang Soeharto, munculnya Orde Baru, kebijakan pembangunan nasional yang dijalankannya, serta dampak dari pemerintahan panjangnya bagi Indonesia.
Latar Belakang Soeharto
Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Kemusuk, Yogyakarta. Ia berasal dari keluarga petani sederhana dan mengawali karier militernya dalam masa penjajahan Belanda dan Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, Soeharto tergabung dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan menunjukkan kecakapan dalam bidang militer. Kariernya menanjak tajam hingga mencapai pangkat Mayor Jenderal.
Peran pentingnya muncul saat peristiwa G30S/PKI tahun 1965, ketika Soeharto mengambil alih komando militer di Jakarta dan melakukan operasi penumpasan terhadap apa yang disebut sebagai upaya kudeta oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam situasi tersebut, Soeharto berhasil merebut kepercayaan publik dan elite politik, membuka jalan baginya untuk mengambil alih kekuasaan dari Presiden Soekarno.
Awal Mula Era Orde Baru
Era Orde Baru dimulai ketika Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden oleh MPRS pada 12 Maret 1967, dan resmi menjadi Presiden Republik Indonesia pada 27 Maret 1968. Pemerintahan Orde Baru hadir sebagai respons atas ketidakstabilan politik dan ekonomi yang terjadi di akhir masa pemerintahan Soekarno.
Orde Baru diposisikan sebagai era pembaruan politik dan ekonomi, dengan fokus pada stabilitas nasional, penegakan hukum, dan terutama pembangunan ekonomi. Soeharto membentuk kabinet yang berisi teknokrat dan pakar ekonomi, yang dikenal sebagai “Mafia Berkeley”, yang kemudian merancang arah pembangunan jangka panjang Indonesia.
Kebijakan Pembangunan Nasional
Pemerintahan Soeharto dikenal luas karena program-program pembangunan nasionalnya yang masif dan berjangka panjang. Beberapa kebijakan penting yang dijalankan selama Orde Baru antara lain:
1. REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
Sejak tahun 1969, Soeharto meluncurkan program REPELITA (I sampai VI) yang bertujuan untuk menata arah pembangunan nasional secara sistematis. Fokusnya meliputi:
- Peningkatan produksi pangan
- Pembangunan infrastruktur
- Kesehatan masyarakat
- Pendidikan dasar
- Stabilitas ekonomi makro
REPELITA menjadi dasar bagi arah pembangunan selama puluhan tahun pemerintahan Orde Baru.
2. Program Transmigrasi
Untuk mengatasi kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan memeratakan pembangunan, Soeharto menggencarkan program transmigrasi. Warga dari pulau padat seperti Jawa dan Bali dipindahkan ke daerah luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Walaupun berhasil mengurangi beban penduduk di Jawa, program ini menuai kritik karena dianggap mengabaikan hak-hak masyarakat adat di wilayah tujuan transmigrasi.
3. Swasembada Pangan
Salah satu pencapaian besar Soeharto adalah keberhasilan Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Melalui program intensifikasi pertanian dan penyediaan pupuk serta irigasi, produktivitas petani meningkat drastis. Soeharto bahkan menerima penghargaan dari FAO atas pencapaian ini.
4. Stabilisasi Ekonomi
Soeharto berhasil mengendalikan hiperinflasi yang terjadi pada masa akhir pemerintahan Soekarno. Dengan bantuan IMF dan Bank Dunia, Soeharto menstabilkan nilai tukar rupiah dan menarik investasi asing masuk ke Indonesia.
Baca juga: Konflik Politik pada Masa Orde Lama: Persaingan PKI, TNI, dan Partai Nasionalis
Ciri-Ciri Pemerintahan Orde Baru
Beberapa ciri utama dari pemerintahan Orde Baru antara lain:
- Sentralisasi kekuasaan: Pemerintahan sangat terpusat di bawah kontrol Presiden.
- Militerisme: TNI memainkan peran besar dalam pemerintahan dan kehidupan politik melalui doktrin dwi-fungsi.
- Kontrol ketat terhadap media dan kebebasan berpendapat.
- Pemilu yang terkontrol: Pemilu dilaksanakan rutin, tetapi didominasi oleh Golkar sebagai partai pendukung pemerintah.
- Pembangunan ekonomi sebagai prioritas utama.
Keberhasilan Orde Baru
Beberapa keberhasilan yang diakui secara nasional maupun internasional selama era Soeharto antara lain:
- Pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun pada 1980-an dan awal 1990-an.
- Penurunan angka kemiskinan secara signifikan.
- Peningkatan angka melek huruf dan partisipasi pendidikan dasar.
- Pembangunan infrastruktur besar-besaran, seperti jalan raya, bendungan, dan jaringan listrik.
Kritik dan Kontroversi
Di balik keberhasilan ekonomi, Orde Baru juga diwarnai dengan berbagai kritik dan pelanggaran:
1. KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
Pemerintahan Soeharto sering dikritik karena praktik KKN yang meluas. Keluarga dan kroni Soeharto menguasai berbagai sektor ekonomi, dari perbankan hingga industri minyak.
2. Pelanggaran HAM
Beberapa peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi selama Orde Baru antara lain:
- Penumpasan PKI pasca 1965 yang menyebabkan ratusan ribu jiwa tewas.
- Pendudukan militer di Timor Timur (1975–1999).
- Pembungkaman gerakan pro-demokrasi dan aktivis.
3. Krisis Moneter 1997–1998
Puncak kejatuhan Soeharto terjadi saat Indonesia dilanda krisis ekonomi tahun 1997. Nilai rupiah anjlok drastis, harga kebutuhan pokok melonjak, dan ketidakpuasan rakyat memuncak.
Kejatuhan Soeharto dan Akhir Orde Baru
Pada Mei 1998, gelombang demonstrasi mahasiswa dan rakyat yang menuntut reformasi semakin meluas. Disertai dengan kerusuhan di berbagai kota, tekanan terhadap Soeharto semakin kuat.
Akhirnya, pada 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya setelah berkuasa selama 32 tahun. Wakil Presiden B.J. Habibie kemudian menggantikannya.
Warisan Soeharto dalam Sejarah Indonesia
Warisan Soeharto masih menjadi perdebatan hingga kini. Di satu sisi, ia dikenang sebagai tokoh pembangunan yang membawa Indonesia keluar dari keterpurukan ekonomi. Namun, di sisi lain, pemerintahannya juga meninggalkan luka sejarah dalam bentuk pelanggaran HAM dan lemahnya demokrasi.
Meskipun begitu, banyak infrastruktur dan kebijakan ekonomi masa kini yang masih merujuk pada fondasi yang dibangun era Orde Baru.
Soeharto wafat pada 27 Januari 2008 dan dimakamkan di Astana Giri Bangun, Solo, Jawa Tengah.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Siapa Soeharto?
Soeharto adalah Presiden kedua Indonesia yang memimpin selama 32 tahun dari 1967 hingga 1998 dalam era yang dikenal sebagai Orde Baru.
2. Apa itu Orde Baru?
Orde Baru adalah masa pemerintahan yang dimulai sejak Soeharto menjabat sebagai Presiden, dengan fokus pada stabilitas politik dan pembangunan ekonomi.
3. Apa saja kebijakan pembangunan Soeharto yang terkenal?
Beberapa di antaranya adalah REPELITA, transmigrasi, swasembada pangan, dan pembangunan infrastruktur nasional.
4. Mengapa Soeharto mengundurkan diri?
Soeharto mengundurkan diri karena tekanan rakyat yang memuncak akibat krisis moneter 1997–1998 dan tuntutan reformasi.
5. Apa warisan terbesar Soeharto bagi Indonesia?
Warisan terbesar Soeharto adalah pembangunan ekonomi dan infrastruktur nasional, meskipun dibayangi oleh praktik KKN dan pelanggaran HAM.
Referensi
- Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. (2023). Profil Presiden Soeharto. https://setkab.go.id
- Komnas HAM. (2020). Laporan Kasus Pelanggaran HAM Orde Baru.
- Tempo. (2022). Rekam Jejak Pemerintahan Soeharto.
- Badan Pusat Statistik (BPS). (1995–1998). Data Ekonomi Indonesia Era Orde Baru.
- BBC Indonesia. (2018). Soeharto dan Warisan Pembangunan Indonesia.