Konsep Dasar Pembelajaran Sains berhubungan dengan bidang Studi

Konsep Dasar Pembelajaran Sains berhubungan dengan bidang Studi

Konsep Dasar Pembelajaran Sains berhubungan dengan bidang Studi, Berdasarkan peristilahannya yang dimaksud dengan sains adalah ilmu pengetahuan alam. Ilmu pengetahuan adalah suatu subjek atau pokok yang berhubungan dengan bidang studi yang termasuk didalamnya kenyataan atau fakta-fakta dan teoriteori yang membantu menjelaskan dan mengggambarkan kerja dari alam (Bean, 1995 : 43).

Para kontruktivist beranggapan bahwa pengetahuan akan dibangun secara aktif oleh seseorang melalui persepsi dan pengalaman langsung dengan lingkungannya. Anak yang banyak bersentuhan dengan alam akan lebih mampu memaknai dunia mereka.

Karena itu anak perlu mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan lingkungan mereka yang akan membuat mereka secara aktif terus menerus mendapatkan pengetahuan.

A. Bermain berdasarkan kebebasan dan rasa ingin tahu

Konsep Dasar Pembelajaran Sains, pada pendidikan sains untuk anak usia dini, anak akan bermain berdasarkan kebebasan dan rasa ingin tahunya yang perlu dianggap sebara kesempatan bagi anak untuk membangun pengetahuannya tentang dunia mereka.

Sains untuk anak usia dini berdasarkan keingintahuan dari dalam dirinya. Karena itu sains bukan hanya mengajak anak anak untuk melakukan pengamatan saja, tetapi juga dapat mengajak anak untuk mempelajari keaksaraan, hitungan, seni, musik, dan gerakan.

Dari pandangan kontruktivist (Jo Ann Brewer, 2007 : 386), sains untuk anak usia dini harus mengajak anak bermain dan mengeksplorasi lingkungannya. Di dalam bermain, ketika anak mengeksplorasi dan bereksperimen maka anak akan mendapatkan pemahaman baik dari keterampilan proses dan juga konsep sains, bukan hanya sekedar berfokus pada hasil akhir dari suatu jawaban yang benar.

Kesempatan untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen berulang-ulang, banyaknya bahan-bahan yang dapat dimanipulasikan anak dan tersedianya waktu untuk bertanya dan melakukan refleksi sangat penting untuk mendukung kesuksesan dan menciptakan kemampuan memecahkan masalah bagi anak.

B. Guru sebagai pasilitator

Guru harus dapat mendukung dan memfasilitasi anak berlaku seperti scientist cilik tanpa mengintervensi atau membawa eksplorasi dan eksperimen mereka pada hasil yang belum matang. Guru perlu menyediakan lingkungan pembelajaran dengan bahanbahan yang sesuai sehingga anak terdorong untuk menyalurkan rasa ingin tahunya dalam bentuk eksperimen-eksperimen.

Guru merupakan katalisator yang dapat menolong anak agar memiliki keterampilan berpikir dan memecahkan masalah. Guru juga merupakan sumber bagi anak dan diharapkan menjadi model yang memiliki rasa ingin tahu yang sama dan kesenangan dalam mengeksplorasi lingkungan.

Selain sebagai sistem untuk mengetahui tentang alam semesta perlu dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan melalui pengumpulan data. Seorang ilmuwan akan melakukan pengamatan terhadap segala hal diingkungannya.menciptakan sesuatu, memiliki ide-ide baru, menyelidiki, menganalisa, dan mengevaluasi obyek yang diteliti.

Guru perlu mengajak anak untuk melakukan proses mengamati dan menduga. Kedua-duanya sangat berkaitan, namun memiliki perbedaan yang prinsip. Mengamati (mengobservasi) merupakan proses penggunaan semua indera anak untuk mengumpulkan data tentang sesuatu obyek atau fenomena.

Gambar 53a. Melakukan aktivitas di alam terbuka Bersama keluarga salah satu pola bermain dengan kebebasan dan rasa ingin tahu (ilustrasi foto/Watyutink)

C. Mengamati Proses belajar aktif

Mengamati merupakan suatu proses yang aktif, bukan sekedar pasif melihat sesuatu yang sedang terjadi. Mengamati merupakan ketrampilan dasar yang di dalamnya mengandung unsur-unsur menduga (inferring), mengukur (measuring), dan mengkomunikasikan (communicating). Menduga merupakan mengumpulkan pendapat atau perkiraan berdasarkan bukti-bukti.

Baca juga Pemeliharaan/Perawatan Media Pembelajaran

Dugaan akan mengembangkan hipotesa, mengintepretasikan data dan mengidentifikasi pola-pola, hal-hal umum yang mungkin terjadi, dan kecenderungan tertentu. Dari pola, generalisasi dan kecenderungan tersebut akan memaknai dunia.

Di dalam melakukan proses berpikir ilmiah, anak perlu belajar memahami fenomena, menjawab pertanyaan, mengembangkan teori, menemukan informasi yang lebih banyak tentang sesuatu dan mempertanyakan kesimpulan yang diperoleh oleh anak lain.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.