Apakah sah puasa jika tidak makan sahur? Puasa Ramadhan diwajibkan untuk dimulai dengan makan sahur sebelum terbit fajar, sehingga seseorang dapat berpuasa dengan kekuatan dan stamina yang cukup sepanjang hari. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak melewatkan sahur.
Namun demikian, puasa masih sah meskipun seseorang tidak makan sahur. Jika seseorang tidak sengaja atau karena suatu hal tertentu tidak sempat makan sahur, maka puasanya tetap sah selama ia tidak melakukan tindakan yang dapat membatalkan puasa, seperti makan atau minum selama waktu puasa.
Namun, melewatkan sahur dapat membuat seseorang lebih rentan merasa lelah, dehidrasi, dan kehilangan konsentrasi selama berpuasa. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tetap makan sahur agar tubuh mendapatkan energi dan nutrisi yang cukup selama berpuasa, dan dapat menjalankan ibadah dengan lebih baik dan nyaman.
A. Hikmah Saur puasa Ramadhan?
Makan sahur sebelum memulai puasa Ramadhan memiliki banyak hikmah dan manfaat yang bisa kita dapatkan, di antaranya:
- Mendapatkan kekuatan dan stamina: Saat sahur, tubuh mendapatkan asupan nutrisi dan energi yang cukup untuk menjalani puasa sepanjang hari. Dengan demikian, kita akan memiliki kekuatan dan stamina yang cukup untuk beraktivitas selama berpuasa.
- Mengurangi rasa lapar dan haus: Saat sahur, tubuh mendapatkan asupan cairan yang cukup sehingga kita tidak akan mudah merasa haus dan kehilangan energi selama berpuasa.
- Meningkatkan konsentrasi: Asupan nutrisi saat sahur juga dapat meningkatkan konsentrasi dan daya ingat kita sehingga dapat menjalankan ibadah dengan lebih baik dan fokus.
- Meningkatkan kesehatan: Makan sahur dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan mencegah terjadinya gangguan kesehatan akibat puasa yang tidak teratur atau tidak terkontrol.
- Memperkuat ikatan keluarga: Saat sahur, keluarga dapat berkumpul bersama dan berbuka puasa bersama-sama, sehingga dapat memperkuat hubungan keluarga dan mempererat tali silaturahmi antar anggota keluarga.
Dalam Islam, makan sahur juga dianjurkan sebagai salah satu cara untuk mencontohkan cara hidup Rasulullah SAW dan para sahabat yang sudah terbukti bermanfaat bagi kesehatan dan spiritualitas umat Islam. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak melewatkan sahur saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Baca juga KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
B. Syarat sahnya puasa ramadhan?
Agar puasa Ramadhan sah, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
- Islam: Seseorang yang menjalankan puasa Ramadhan haruslah seorang muslim.
- Baligh: Seseorang yang menjalankan puasa Ramadhan haruslah telah mencapai usia baligh, yaitu usia dewasa di mana seseorang dinyatakan memiliki kematangan fisik dan mental serta dapat memahami konsep ibadah dan hukum Islam.
- Berakal: Seseorang yang menjalankan puasa Ramadhan haruslah berakal atau memiliki kemampuan berpikir dengan sehat dan jernih.
- Sehat: Seseorang yang menjalankan puasa Ramadhan haruslah dalam keadaan sehat dan tidak sedang dalam kondisi sakit atau dalam keadaan yang mengharuskan ia untuk mengonsumsi obat-obatan tertentu.
- Tidak dalam keadaan haid atau nifas: Wanita yang sedang mengalami haid atau nifas tidak boleh menjalankan puasa Ramadhan. Namun, mereka diwajibkan untuk mengganti puasa tersebut pada bulan-bulan lain setelah keadaan haid atau nifas telah selesai.
- Niat: Niat puasa haruslah diucapkan dalam hati pada malam sebelumnya atau sebelum terbit fajar pada hari puasa.
- Menjaga puasa: Seseorang yang menjalankan puasa Ramadhan haruslah menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, kecuali dalam keadaan tertentu seperti sakit atau dalam keadaan darurat.
Jika semua syarat di atas telah terpenuhi, maka puasa Ramadhan akan sah dan diterima di hadapan Allah SWT.