Home » Berita » Yayasan Pendidikan GHAMA Resmi Meluncurkan Gerakan SCENE: Kompas Peta Hidup Bagi Siswa dan Guru
Posted in

Yayasan Pendidikan GHAMA Resmi Meluncurkan Gerakan SCENE: Kompas Peta Hidup Bagi Siswa dan Guru

Yayasan Pendidikan GHAMA Resmi Meluncurkan Gerakan SCENE: Kompas Peta Hidup Bagi Siswa dan Guru (ft.istimewa)
Yayasan Pendidikan GHAMA Resmi Meluncurkan Gerakan SCENE: Kompas Peta Hidup Bagi Siswa dan Guru (ft.istimewa)
sekolahGHAMA

Depok, Sabtu 26 Juli 2025 – Yayasan Pendidikan GHAMA secara resmi meluncurkan Gerakan SCENE, sebuah inisiatif pendidikan yang bertujuan menjadi kompas kehidupan bagi siswa, guru, dan seluruh ekosistem sekolah. Acara peluncuran ini berlangsung khidmat namun penuh semangat di lingkungan Yayasan GHAMA, dengan kehadiran tokoh-tokoh penting dunia pendidikan.

Acara ini dihadiri oleh Pembina Yayasan GHAMA H. Acep Al Azhari, Ketua Yayasan Hj. Haryanti Muhammad, SE, serta Pelaksana Yaspen GHAMA Drs. H. Abdul Samad DN. Tidak hanya itu, seluruh unit pendidikan di bawah naungan GHAMA, yakni SD Islam GHAMA Junior, SMP Islam GHAMA Al Fatih, SMA Islam GHAMA Ar Rasyid, SMP Gelora, SMK Nasional, dan SMK Ekonomika, turut serta menyukseskan acara. Perwakilan dari Dinas Pendidikan Kota Depok, termasuk Dr. Hj. Tati Wijayanti, M.Pd, turut memberikan materi kunci dalam acara ini.


SCENE: Gerakan, Bukan Sistem

Dalam sambutannya, H. Acep Al Azhari menjelaskan bahwa SCENE bukanlah sekadar sistem baru atau modul tambahan yang membebani siswa atau guru. Lebih dari itu, SCENE hadir sebagai kompas pendidikan, sebagai peta hidup yang membimbing setiap individu dalam dunia pendidikan menemukan arah dan tujuan hidupnya.

“SCENE bukan sistem, bukan modul. Ia adalah kompas. Kompas yang menunjukkan arah, bukan hanya nilai akademis, tapi nilai kehidupan,” tegas H. Acep.

Menurutnya, dunia pendidikan saat ini kerap terjebak dalam pelaporan angka dan pencapaian kognitif semata. Padahal, tantangan zaman membutuhkan pendekatan yang lebih mendalam, personal, dan menyentuh aspek kehidupan nyata. Dalam konteks inilah SCENE dihadirkan: Spirituality Conseptualizer Entrepreneurship Networking Entertainment.


Sinergi SCENE dan Kurikulum Nasional

Menjawab kekhawatiran akan tumpang tindih antara SCENE dan kurikulum nasional, H. Acep menjelaskan bahwa SCENE justru menguatkan kurikulum yang ada. Untuk itu, GHAMA menggandeng Dinas Pendidikan Kota Depok dalam peluncuran ini sebagai bentuk komitmen untuk bersinergi.

Dr. Hj. Tati Wijayanti, M.Pd, perwakilan dari Dinas Pendidikan Kota Depok, hadir untuk memperkenalkan pendekatan Deep Learning (DL) kepada para guru dan pengelola sekolah. DL menjadi jembatan penting dalam penguatan SCENE karena mendorong siswa tidak hanya memahami materi, tapi mengalami dan menginternalisasi nilai-nilai pendidikan.

“Kita sedang bergerak dari sekadar belajar untuk ujian, menjadi belajar untuk hidup. Deep Learning mendorong eksplorasi makna, dan itu sejalan dengan visi SCENE,” ujar Dr. Tati.


Dari Peta Hidup ke Pangan Hidup

Gerakan SCENE menekankan bahwa nilai bukan sekadar angka atau rapor, tetapi hal yang dapat ditanam, dirawat, dan dipanen dalam kehidupan nyata. Pendidikan yang bermakna, menurut konsep ini, akan menghasilkan “pangan hidup” berupa kesadaran diri, empati, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama.

SCENE bukan produk akademik, tetapi suatu gerakan nilai. Di dalamnya ada pembiasaan, refleksi, dan pengalaman nyata yang menumbuhkan karakter siswa secara menyeluruh. Di era disrupsi saat ini, model pendidikan seperti SCENE sangat dibutuhkan agar siswa mampu beradaptasi dan memimpin perubahan secara bijak.


Kami Bergerak, Tenang Tapi Vital

Acara peluncuran SCENE tidak diwarnai gegap gempita panggung hiburan, namun digelar dengan kesederhanaan penuh makna. SCENE diposisikan bukan sebagai program proyek yang akan selesai dalam satu semester, tetapi sebagai gerakan nilai jangka panjang.

“Ini bukan peluncuran program, ini adalah ikrar pergerakan,” ucap H. Acep dengan penuh keyakinan.

Seluruh civitas akademika SekolahGHAMA, mulai dari guru, siswa, hingga manajemen sekolah, menyatakan kesiapannya untuk bergerak bersama dalam visi SCENE. Melalui SCENE, SekolahGHAMA ingin menjadi sekolah yang “DIGJAYA” — Disiplin Gaul Jujur Bahagia Punya karya, kuat secara spiritual, intelektual, dan sosial, namun tetap tenang, dalam, dan penuh kehidupan.


GHAMA Digjaya: Menjadi Paus, Bukan Hiu

Peluncuran gerakan SCENE ditutup dengan refleksi mendalam dari H. Acep Al Azhari. Ia menyampaikan bahwa GHAMA bukan ingin menjadi lembaga yang gaduh atau sensasional. Justru sebaliknya, ia ingin menjadi institusi pendidikan yang menyelam dalam keheningan, namun menyimpan kedalaman nilai dan kekuatan hidup yang luar biasa.

“Mari kita menjadi paus. Tenang, dalam, dan membawa kehidupan,” pungkas H. Acep.


Antusiasme Tinggi dari Siswa dan Guru

Para siswa dari berbagai unit sekolah GHAMA menunjukkan antusiasme tinggi terhadap konsep SCENE. Banyak dari mereka yang merasa bahwa pendekatan ini membuat mereka lebih memahami makna belajar.

Demikian pula para guru, yang selama ini mencari cara agar proses belajar mengajar menjadi lebih bermakna dan menyentuh kehidupan siswa. Pelatihan lanjutan tentang SCENE dan penerapan DL (Deep Learning) telah dijadwalkan untuk dilaksanakan secara berkala di lingkungan Yayasan Pendidikan GHAMA.

Baca juga: Sekolah GHAMA: Bangga Punya Karya


Langkah Awal Menuju Transformasi Pendidikan

Dengan peluncuran SCENE, Yayasan GHAMA mengambil langkah strategis dalam transformasi pendidikan nasional, khususnya di tingkat sekolah. GHAMA berharap gerakan ini akan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk tidak hanya mengejar output akademik, tetapi juga menghadirkan pendidikan yang menghidupkan dan memberdayakan.

Yayasan Pendidikan GHAMA Resmi Meluncurkan Gerakan SCENE, GHAMA juga menegaskan bahwa SCENE bukan milik eksklusif yayasan, melainkan sebuah semangat dan paradigma baru yang bisa diadaptasi oleh siapa pun yang peduli terhadap masa depan pendidikan Indonesia.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa itu Gerakan SCENE?
SCENE adalah singkatan dari Spirituality Conseptualizer Entrepreneurship Networking Entertainment, yaitu gerakan pendidikan yang menjadi kompas hidup untuk siswa, guru, dan sekolah dalam menemukan makna sejati dari proses belajar.

2. Apakah SCENE menggantikan kurikulum nasional?
Tidak. SCENE bukan pengganti kurikulum, melainkan penguat. SCENE membantu menerjemahkan kurikulum dalam konteks kehidupan nyata.

3. Siapa yang bisa menerapkan SCENE?
SCENE dapat diterapkan oleh semua sekolahGHAMA, guru, atau lembaga pendidikan yang menjadikan nilai kehidupan sebagai inti dari proses pendidikan.

4. Bagaimana cara SCENE diterapkan di sekolah?
Penerapan SCENE dilakukan melalui pembiasaan, refleksi nilai, pemetaan potensi siswa, dan penguatan karakter melalui Deep Learning.

5. Apakah SCENE hanya untuk siswa?
Tidak. SCENE juga menjadi refleksi dan pedoman bagi guru dan manajemen sekolahGHAMA dalam menciptakan budaya sekolah yang bermakna.


Referensi dan Sumber:


2 thoughts on “Yayasan Pendidikan GHAMA Resmi Meluncurkan Gerakan SCENE: Kompas Peta Hidup Bagi Siswa dan Guru

    1. Terima Kasih. Dedikasi dan pengabdian Bapak/ibu Guru sangat berarti bagi kemajuan bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.